Sukses


Memori Indah Jacksen F. Tiago Bersama PSM: Kelahiran Sang Putra dan Bobol Gawang Klub Elite Korsel

Bola.com, Makassar - Jacksen F. Tiago hanya semusim berkostum PSM Makassar di Liga Indonesia. Meski berlangsung singkat, Jacksen berhasil membawa PSM menembus final liga musim 1995-1996.

Sayangnya, Tim Juku Eja gagal keluar sebagai juara. Mereka kalah 0-2 dari Mastrans Bandung Raya di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.

Jacksen mengaku menyimpan kenangan ketika membela PSM Makassar. "Sebenarnya saya tak menyangka bisa bergabung dengan PSM. Apalagi, jelang musim itu saya sudah berlatih di Persebaya yang lebih dulu mengirim tiket untuk saya ke Indonesia," ujar Jacksen kepada Bola.com.

Tetapi, manajemen PSM yang saat itu dikendalikan Nurdin Halid bersikeras ingin mendatangkan pria asal Brasil itu ke Makassar lewat agennya, Angel Ionita.

Kebetulan, Jacksen memang belum resmi tanda tangan kontrak di Persebaya. Jacksen yang membawa Petrokimia Putera jadi finalis di Liga Indonesia 1994-1995 akhirnya bergabung ke klub kebanggaan Kota Daeng.

"Saya pun mengembalikan uang pembelian tiket itu ke manajemen Persebaya meski mereka tak meminta. Bagi saya ini adalah prinsip dan menjaga hubungan baik. Buktinya, pada musim berikutnya, Persebaya menerima saya dengan tangan terbuka," terang Jacksen yang menjadi bagian penting sukses Persebaya juara Liga Indonesia 1996-1997, dan menjadi top skorer dengan koleksi 26 gol.

Di PSM Makassar, Jacksen tampil bersama dua rekan senegaranya, Marcio Novo dan Luciano Novo, yang lebih dulu bergabung. Ia tak butuh waktu lama untuk beradaptasi di PSM.

Selain, karakter masyarakat Makassar hampir mirip di Surabaya, Jacksen ditopang Luciano yang tahu betul karakter permainannya. "Saya dan Luciano pernah satu tim yakni ketika bermain untuk Valerio Esporte Clube yang tampil di Divisi I Brasil kala itu," papar Jacksen F. Tiago.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Suasana Kekeluargaan dan Momen Berkesan

Jacksen mengaku selama berkostum PSM mendapatkan segala haknya sebagai pemain. Apalagi, Nurdin Halid selaku manajer sangat memperhatikan kesejahteraan pemain sampai hal yang paling detail.

"Saat itu, saya merasa PSM ibarat keluarga besar. Hubungan pemain dengan manajemen, pelatih dan suporter sangat dekat. Itu yang membuat langkah PSM di musim itu terbilang lancar meski akhirnya gagal juara," kenang Jacksen.

Ia pun mengungkap dua momen berkesan ketika membela PSM di Makassar. Pertama, anaknya, Ayyub Tiago lahir di RS Bhayangkara Makassar pada 1996. Di mana semua proses kelahiran Ayyub dibantu oleh manajemen PSM.

"Nama depan anak saya juga berasal dari Ayyub Khan, gelandang PSM dan sahabat saya. Ayyub sudah meninggal pada 2015 silam," papar Jacksen seraya menambahkan anaknya sangat bangga bila dipanggil anak Makassar.

Momen kedua terjadi di lapangan hijau. Bukan ketika ia tampil di final Liga Indonesia 1995-1996. Jacksen justru menunjuk aksinya bersama PSM saat mengalahkan Pohang Steelers (Korea Selatan) dengan skor 1-0, pada leg 1 babak pertama Piala Champions Asia 1996.

Ia mencetak gol tunggal kemenangan atas Pohang yang merupakan juara bertahan. Meski PSM akhirnya tersingkir setelah kalah 0-4 di markas Pohang pada leg kedua, Jacksen menegaskan tak bisa melupakan momen itu.

"Partai itu adalah momen terbaik saya di PSM. Tak mudah mencetak gol ke gawang Pohang yang bermaterikan pemain Timnas Korea Selatan dan pemain asing terbaik pada ajang itu," pungkas Jacksen F. Tiago mengakhiri pembicaraan.

Video Populer

Foto Populer