Sukses


Wawancara Eksklusif Emje, Maskot PSIS yang Sudah Rindu Merumput di Lapangan

Bola.com, Semarang - Sepak bola Indonesia mulai semarak dengan hadirnya maskot klub di tengah-tengah lapangan. Sebagian besar klub di Indonesia sudah memiliki maskot sebagai bagian dari identitas.

Baik maskot tuan rumah maupun tim tamu, mampu mencairkan suasana pertandingan yang disaksikan ribuan bahkan puluhan ribu penonton di tribune. Aksi kocak mereka menjadi nilai positif, kadang mengundang gelak tawa dan hiburan tersendiri.

Tidak ketinggalan yang dilakukan klub PSIS Semarang, dengan memiliki sosok Emje. Emje merupakan kependekan dari julukan PSIS: Mahesa Jenar. Mahesa Jenar sendiri merupakan pendekar legendaris sebagai prajurit dari Kasultanan Demak dalam buku cerita karangan SH Mintarja.

Mahesa Jenar diceritakan sebagai pendekar yang kuat dan sakti dalam upaya mencari pusaka kerajaan yakni Nagasasra dan Sabukinten. Maskot Emje pun secara visual menyerupai Mahesa Jenar lengkap dengan blangkon penutup kepala, layaknya pendekar.

Di balik maskot Emje milik PSIS Semarang adalah pria yang sering disapa DMJ. Warga Banyumanik, Kota Semarang yang sudah tiga tahun terakhir menjadi sosok maskot khas tim pujaan Panser Biru dan Snex.

Kepada Bola.com, Emje berbagi cerita mengenai perjalanannya sebagai maskot klub. Ia mengaku sudah begitu rindu kembali ikut merumput bersama skuat PSIS, yang terhenti akibat pandemi virus corona. Berikut petikan wawancara eksklusif untuk mengetahui seluk beluk Emje.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 3 halaman

Cerita Kelahiran Emje

Bagaimana cerita awal lahirnya Emje sebagai maskot PSIS Semarang?

Musim 2017 ketika momentum tahun PSIS promosi ke Liga 1, saya sudah menjjadi maskot Emje.

Awalnya banyak klub yang bikin maskot, termasuk PSS yang punya Falcao dan Solo punya Juna. Kemudian saya bilang sama mas Yoyok (Sukawi/CEO PSIS), Semarang belum punya maskot.

Akhirnya disuruh membuat desain maupun bentuk jadinya. Jadilah sosok Emje dengan motif batik parang rusak. Dari awal maskotnya belum berganti. Paling hanya ganti jersey di setiap musim.

Bagaimana rasanya selama lebih dari dua bulan tidak beraksi di stadion?

Rasanya jelas kangen rindu. Jadwal pertandingan sudah hafal, biasa ada istilah halu di dunia suporter. Seharusnya PSIS sudah tampil di pertandingan ini itu.

Emje begitu spesial bagi saya. Karena kebetulan saya yang desain, yang membuat maskot, dan yang mengenakan kostum maskot juga di lapangan.

Kesibukan seperti apa yang dilakukan Emje selama tidak ada pertandingan?

Paling posting-posting kesibukan saya sebagai maskot Emje di Instagram. Terutama di saat bulan Ramadhan kemarin.

Saat bulan puasa ada aksi bagi-bagi sembako dan bikin video-video lucu untuk mengobati kerinduan fans PSIS. Biasanya menanti acara korwil suporter, baru saya dipanggil untuk meramaikan.

3 dari 3 halaman

Suka dan Duka

Bisa diceritakan suka dukanya selama menjadi maskot PSIS?

Kalau sukanya bangga bisa bertemu teman-teman sesama maskot. Ketemu suporter lain. Ketemu maskot lain menjadi pengalaman baru.

Awalnya tidak kenal, kemudian menjalin silaturahmi. Menyambung perdamaian untuk membuat suasana aman. Sangat welcome, positif sekali. Saya belum pernah dilempari atau disoraki penonton.

Dukanya paling capek dan gerah, tapi tidak lama sih. Paling satu jam menggunakan kostum itu. Apalagi kalau menang, hati rasanya senang sekali.

Ada keinginan di masa mendatang yang belum terwujud?

Aksi saya sebagai Emje paling jauh di Stadion Kapten Wayan Dipta, Gianyar Bali. Inginnya bisa sampai ke stadion yang lebih jauh lagi. Bisa di Aceh, Samarinda, atau di Jayapura.

Bagaimana pendapat mengenai semakin banyaknya maskot klub di Indonesia?

Menarik, sepak bola betul-betul menjadi sebuah hiburan. Orang menjadi tidak takut datang ke Stadion. Dulu takut kalau ada kerusuhan atau saling berantem. Adanya maskot membuat suasana sepak bola di stadion selalu gembira.

Video Populer

Foto Populer