Sukses


Ismed Sofyan dan 4 Pesepak Bola Lokal yang Baru Merasakan Manisnya Gelar Juara Liga Indonesia di Usia Senja

Bola.com, Jakarta - Tidak sedikit pesepak bola lokal yang mentereng di eranya terpaksa untuk pensiun tanpa raihan gelar Liga Indonesia. Sebab hingga pengujung karier, trofi tersebut tidak kunjung didapat.

Sebaliknya, ada pula pemain lokal yang berhasil menorehkan tinta emas di senjakala kiprahnya. Ismed Sofyan, misalnya.

Bek Persija Jakarta itu baru merasakan gelar Liga Indonesia pertamanya pada usia ke-39 tahun. Pesepak bola asal Aceh Tamiang, Aceh tersebut berhasil mengantar Persija Jakarta menggondol trofi Liga 1 2018.

Ismed Sofyan memulai kariernya sebagai pesepak bola profesional sejak 1997. Artinya, pemain yang berposisi sebagai bek kanan ini harus menunggu hingga 21 tahun untuk mencicip gelar Liga Indonesia.

Ismed Sofyan tidak sendirian. Masih ada sejumlah pemain yang baru merasakan nikmatnya menjadi juara Liga Indonesia di usia uzur dalam sepuluh tahun terakhir. Berikut empat di antaranya:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Maman Abdurrahman (36 Tahun)

Perjalanan karier Maman Abdurrahman begitu didambakan setiap pesepak bola. Saat masih muda, ia meraih berbagai kesuksesan pribadi. Saat sudah tua, ia masih berkesempatan untuk merasakan nikmatnya trofi Liga Indonesia.

Era keemasan Maman Abdurrahman sebagai pemain terjadi ketika ia berseragam PSIS Semarang pada 2005-2008 atau setelah membela Persijatim Solo FC pada periode 2001-2005.

Baru juga bergabung, Maman telah berhasil mengantar PSIS ke babak final Divisi Utama Liga Indonesia 2006. Namun, ia gagal membawa pulang gelar ke Semarang setelah dikandaskan Persik Kediri 0-1.

Namun, Maman masih bisa mencaplok gelar pribadi. Ia didaulat sebagai pemain terbaik Liga Indonesia musim 2006. Kala itu, Maman sukses membentuk benteng tangguh di lini pertahanan PSIS bersama Fofee Kamara dan Zoubairou Garba. Nama terakhir masih eksis bersama Persebaya Surabaya.

Maman, yang bergabung dengan Persija sejak 2015, sukses membawa tim ibu kota merengkuh trofi Liga 1 2018 di usia yang tidak muda lagi, 36 tahun. Bahkan, di musim itu, mantan pemain Persib Bandung itu masih eksis sebagai starter.

Terus digerus usia, Maman harus merelakan posisi utama pada 2019. Ia mulai kalah bersaing dari bek yang lebih muda, Ryuji Utomo. Namun, tenaga Maman tetap terpakai. Sempat tidak diperpanjang untuk musim ini, Persija menganulir keputusan tersebut untuk kembali mengikatnya pada tahun ini.

Empat musim terakhir bersama Persija, Maman mencatatkan jumlah penampilan yang fantastis. Saat usianya makin gaek sebagai seorang bek, ia masih mampu mengukir 72 laga bersama tim berjulukan Macan Kemayoran tersebut.

3 dari 5 halaman

Wawan Hendrawan (36 Tahun)

Kiprah Wawan Hendrawan di pentas sepak bola Tanah Air terbilang langka. Memulai karier sebagai pemain profesional pada 2003, penjaga gawang kelahiran 8 Januari 1983 ini tercatat pernah membela sembilan klub sebelum beragbung di Bali United pada 2017 sampai sekarang. Pengalaman sebagai kiper yang terbilang lengkap akhirnya mengantar Wawan menjadi kiper Timnas Indonesia.

Dalam channel youtube Bali United, Wawan mengungkapkan pada awalnya ia tak pernah membayangkan dirinya bakal menjadi pemain profesional. Masa kecil sampai remaja, ia juga kerap bermain bola basket dan bola voli selain sepak bola.

Baru pada usia 16, ia memperkuat tim Persab Brebes pada 1999. Dua tahun kemudian, ia sempat masuk Diklat Persib. Dari Diklat Persib, Wawan membela Tim Porda Cianjur dan Pra PON Jabar.

Wawan memulai karier profesionalnya saat berkostum Persibas Banyumas musim 2003-2004. Setelah itu berturut-turut Wawan berdiri di bawah mistar Persikabo Bogor, Persikab Bandung, Pelita Jaya Kerawang, Persita Tangerang, Persisam Putra, Deltras Sidoarjo, Persiba Balikpapan, Mitra Kukar dan terakhir Bali United. Sebelum ke Bali, Wawan sempat memperkuat Borneo FC di Piala Presiden 2016.

"Saya ke Bali United karena diajak Hans-Peter Schaller yang menjadi pelatih kepala saat itu. Kebetulan kami pernah bekerjasama di Persiba Balikpapan," kenang Wawan.

Wawan bergabung di Bali United awalnya untuk melengkapi kuota kiper. Sebelumnya sudah ada tiga kiper lainnya, yakni I Made Kadek Wardana, Alfonsius Kelvan, dan Dicky Indrayana.

"Coach Hans bilang dia butuh kiper senior. Saya terima saja. Apalagi prinsip saya dalam berkarier tak pernah menganggap kiper lain adalah saingan. Bagi saya mereka adalah rekan yang saling bahu membahu mengangkat prestasi tim," kata Wawan Hendrawan.

Sejak bergabung jelang Liga 1 2017, Wawan Hendrawan berkontribusi besar terhadap perjalanan Bali United yang reguler berada di papan atas dan kemudian meraih trofi juara pada musim 2019. Kala itu, usianya telah menginjak 36 tahun.

Kala diberi kesempatan tampil di bawah mistar klub kebanggaan Semeton Dewata ini, Wawan kerap melakukan penyelamatan gemilang. Aksi yang membuat dirinya mendapat julukan Spiderwan berkat ketangkasannya menghalau peluang pemain lawan.

Pada usianya saat ini, yakni sudah 37 tahun, Wawan belum berpikir untuk gantung sepatu meski perannya sebagai kiper utama sudah mulai diambil alih oleh Nadeo Argawinata yang direkrut manajemen Bali United jelang Liga 1 2020.

4 dari 5 halaman

Fadil Sausu (34 Tahun)

Senyum bahagia terlihat dari wajah kapten Bali United, Fadil Sausu, setelah Serdadu Tridatu mengangkat trofi juara Shopee Liga 1 2019. Dia mengaku sangat bersyukur berhasil membawa timnya menjuarai kompetisi liga setelah dua musim lalu hanya hampir menjadi juara.

Fadil Sausu merupakan pemain yang paling lama berada di skuad Bali United, yaitu sejak klub tersebut berdiri pada 2015. Fadil mengakui tidak mudah membawa Bali United menjadi juara, terutama karena pada 2017 Bali United hanya 'hampir' juara, sementara pada musim lalu benar-benar gagal menembus papan atas.

Setelah Bali United memastikan diri menjadi juara Liga 1 2019, Fadil Sausu begitu bersyukur akhirnya bisa membawa trofi juara Liga 1 ke Pulau Dewata. Fadil merasa trofi juara menjadi hadiah yang luar biasa bagi Semeton Dewata yang terus memperlihatkan dukungan besar kepada Bali United.

Ketika membawa Bali United menjadi juara, Fadil Sausu berstasus kapten tim dan telah berusia 34 tahun.

"Pastinya saya sangat bersyukur sekarang Bali United bisa juara. Pada 2017 kami nyaris menjadi juara, dan sekarang kami benar-benar bisa menjadi juara," ujar Fadil Sausu seperti dilansir dari situs resmi Liga 1.

"Syukur alhamdulillah kami juara. Terima kasih kepada suporter yang telah mendukung kami sejak awal. Suporter sangat berarti dalam perjalanan kami menjadi juara. Kami berhasil menjadi juara bersama suporter," lanjutnya.

Sebelum berbakti untuk Bali United, Fadil Sausu sempat singgah di PSTK Tarakan, Persik Kediri, Bontang FC, dan Mitra Kukar.

5 dari 5 halaman

Muhammad Ridwan (34 Tahun)

Muhammad Ridwan lahir dan besar di PSIS Semarang, namun merasakan era keemasannya bersama Persib Bandung.

Ridwan adalah figur penting Persib tatkala menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2014. Dia diplot sebagai gelandang sayap kanan untuk menopang Ferdinand Sinaga dan Tantan di lini depan.

Selain PSIS dan Persib, Ridwan pernah memperkuat Pelita KS, Persegi Gianyar, Pelita Jaya, dan Sriwijaya FC sebelum pensiun pada 2018. Bersama Sriwijaya FC, ia juga pernah merasakan gelar ISL pada 2012.

"Kenangan yang bakal sulit saya lupakan tentunya ketika menjadi juara kompetisi bersama Sriwijaya FC dan Persib Bandung. Bagaimana rasanya jika mampu berada di titik tertinggi sebuah kompetisi," kata mantan pemain yang gemar mengenakan jersey bernomor punggung 23.

Video Populer

Foto Populer