Sukses


2 Kejadian Luar Biasa yang Membuat Liga Indonesia Dihentikan, Shopee Liga 1 2020 Bukan Kali Pertama

Bola.com, Jakarta - Penantian itu tiba juga. PSSI mengumumkan empat keputusan setelah menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco) pada Rabu (20/1/2021) yang berlangsung secara virtual.

Pertama, kompetisi musim lalu yang meliputi Shopee Liga 1 dan Liga 2, dibatalkan karena keadaan luar biasa atau force majeure dampak dari pandemi COVID-19.

Keputusan kedua yaitu meniadakan juara dan degradasi pada kompetisi musim lalu. Ketiga, PSSI juga memastikan peserta Shopee Liga 1 dan Liga 2 untuk tahun ini sama dengan kompetisi musim lalu.

Keempat atau terakhir, PSSI menyerahkan kepada klub terkait gaji pemain berdasarkan klausul keadaan luar biasa yang tertera di kontrak masing-masing pemain.

Jika melihat lagi ke belakang, di Indonesia, banyak terjadi peristiwa baik skala nasional maupun daerah, yang mengharuskan pertandingan sepak bola dihentikan sementara.

Penundaan skala kecil sudah sering terjadi. Misalnya, ketika suatu daerah sedang menggelar Pilkada. Pertandingan juga bisa ditunda apabila situasi daerah tidak kondusif, rawan bentrokan suporter, hingga masalah keamanan.

Selain itu, bencana alam juga menjadi satu di antara faktor, di antaranya gunung Merapi yang meletus pada 2010, gunung Kelud meletus pada 2014 yang berimbas beberapa laga di Jawa Timur ditunda.

Liga Indonesia juga pernah mengalami masa kelam dihentikan ketika terjadi krisis moneter pada 1997 dan berimbas kerusuhan 1998.

Berikut ini Bola.com merangkum dua peristiwa besar di Indonesia yang membuat kompetisi dihentikan, dalam rentang waktu 1997-2020.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 3 halaman

Krisis Politik 1998

Jauh sebelum bernama Liga 1, Divisi Utama Liga Indonesia 1997-1998 berhenti di tengah jalan karena situasi negara yang kacau. Selain resesi dunia, krisis moneter dalam negeri dan kerusuhan di beberapa daerah di Indonesia, membuat PSSI menghentikan liga yang kala itu bertajuk Liga Kansas.

Kompetisi yang diikuti 31 tim ini dihentikan pada 25 Mei 1998. Saat disetop, kompetisi sudah memainkan 234 pertandingan dan total 317. Ketika itu, format kompetisi ialah tiga wilayah, yakni barat, tengah, dan timur.

Ketika dihentikan, Persebaya berada di posisi pertama grup barat, PSMS di puncak klasemen wilayah tengah, dan PSM menghuni posisi pertama wilayah timur.

Kompetisi bergulir lagi pada musim 1998-1997 tanpa sponsor. PSIS Semarang keluar sebagai juara setelah mengalahkan Persebaya di final yang digelar di Stadion Klabat, Manado.

3 dari 3 halaman

Sanksi FIFA

Indonesia tanpa kompetisi pada tahun 2015. Kisruh dualisme PSSI dan campur tangan pemerintah menjadi penyebabnya. 

FIFA menjatuhkan sanksi pada PSSI per 31 Mei 2015. Melalui surat yang ditandatangani Sekjen FIFA, Jerome Valcke. Sebelum sanksi tersebut jatuh, Kemenpora membekukan PSSI pada 17 April 2015. Saat itu, Indonesia Super League yang disponsori QNB (Qatar National Bank), sedang berjalan.

Kompetisi pun langsung dihentikan. Hal ini berimbas pada kehidupan pemain dan pelatih yang menggantungkan hidupnya dari sepak bola. Banyak di antara mereka yang terpaksa bermain turnamen antarkampung untuk mendapatkan uang.

Pemerintah akhirnya menutupi kekosongan kompetisi dengan menggelar turnamen Piala Presiden 2015. Tahun berikutnya, turnamen Indonesia Soccer Championship dihelat sebagai pengganti kompetisi. Fase ini merupakan peralihan dari Indonesia Super League menjadi Liga 1 yang bertahan hingga sekarang.

Video Populer

Foto Populer