Sukses


Kiat Eky Taufik Bertahan 11 Tahun di Persela Lamongan

Bola.com, Lamongan - Persela Lamongan dikenal sebagai tim medioker yang tetap eksis bertahan di kompetisi kasta tertinggi tanah air sejak 2003.

Tim yang berdiri pada 18 April 1967 ini banyak melahirkan pemain yang kemudian bersinar dan jadi incaran para pesaing.

Itulah mengapa, tim berjulukan Laskar Joko Tingkir kerap dijadikan persinggahan sementara. Bukan hanya pemain lokal tapi juga asing.

Alhasil tak banyak pemain yang bisa bertahan lama di Persela. Satu di antaranya adalah Eky Taufik, bek sayap yang sudah membela Persela Lamongan sejak 2010.

Pria kelahiran Sragen, 15 Februari 1991 mengawali kiprahnya bersama Persela di level junior. Pencapaiannya pun terbilang baik. Bersama Persela U-21, Eky dua kali meraih trofi juara ISL U-21 secara beruntun yakni musim 2010 dan 2011.

Sebelas tahun bersama Persela jelas bukan waktu yang singkat buat seorang pesepak bola seperti Eky. Tapi, ia mengaku menikmati dan betah dengan statusnya sebagai pemain tim kebanggaan warga Lamongan itu.

"Kalau tenaga saya masih dibutuhkan Persela Lamongan, saya ingin bermain sampai pensiun di klub ini," tegas Eky dalam channel youtube Omah Balbalan.

Video

2 dari 3 halaman

Utang Budi

Menurut Eky, keinginan pensiun di Persela Lamongan karena merasa berhutang budi dengan Persela dan suporternya.

Terkait niatnya itu, Eky menyimpan cerita menarik ketika bertemu seorang suporter Persela yang berjualan tahu tek di sekitar mes Persela. Pedagang tahu tek itu mengaku tak pernah melewatkan satu pun laga Persela bila bermain di kandang.

"Ia meminta saya jangan meninggalkan Persela. Mendengar permintaan itu, hati saya langsung tersentuh. Saya pun berjanji kepadanya tak akan meninggalkan Persela sepanjang masih dipercaya oleh manejemen dan pelatih," terang Eky.

3 dari 3 halaman

Berawal dari Diklat Salatiga

Selain dua kali membawa Persela Lamongan U-21 meraih trofi juara ISL U-21, Eky juga pernah jadi bagian Laskar Joko Tingkir ketika meraih gelar Piala Gubernur Jawa Timur 2012.

Berbagai pencapaian ini merupakan buah kerja kerasnya dalam menggeluti karier di sepak bola yang diawali saat tim usia muda Desa Tanon, Sragen beruji coba dengan Sekolah Sepak bola asal Solo, Tunas Harapan. Saat itu, timnya kalah telak 1-9. Tapi, usai laga, Eky ditawari untuk bergabung di SSB itu.

"Pelatihnya bilang saya punya potensi. Kebetulan dua bulan lagi ada seleksi masuk Diklat Salatiga," kata Eky.

Eky pun ke Solo diantar kakak lelakinya meski tanpa pamit dengan ibunya yang masih ingin ia lebih ke sekolah.

"Kedua orangtua saya sama-sama berprofesi sebagai guru. Beruntung, ayah mendukung dan memberi restu. Jadi, saya pamitnya ke ayah sebelum ke Solo."

Peruntungan Eky di sepak bola mulai terbuka, ketika namanya masuk dalam daftar pemain yang lolos seleksi masuk Diklat Salatiga.

"Seleksi masuk Diklat Salatiga diikuti 300 pemain. Hanya sembilan pemain yang lolos termasuk saya," papar Eky.

Selepas menimba ilmu di Diklat Salatiga, Eky ditawari masuk Persebaya Surabaya U-21. Eky hanya semusim membela Persebaya U-21 setelah mendapat ajakan bergabung di Persela U-21.

Di klub Lamongan ini, jalan Eky menuju status profesional terbuka. Setelah dua kali beruntun meraih gelar ISL U-21, Eky mendapat tempat reguler di level senior bersama Persela.

Video Populer

Foto Populer