Sukses


7 Pernyataan Kontroversial Exco PSSI Haruna Soemitro yang Bikin Panas Netizen: Kritik Pedas Shin Tae-yong hingga Protes Naturaliasi Pemain

Bola.com, Jakarta - Anggota Exco PSSI, Haruna Soemitro, memicu kontroversi di media sosial. Penyebabnya, dia melontarkan kritikan pedas terhadap pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. 

Haruna Soemitro menjadi narasumber dalam wawancara dengan media JPNN yang dimuat di kanal YouTube resmi mereka. Awalnya, Haruna berceritas tentang kiprahnya di sepak bola dari Magetan hingga Madura United.

Selanjutnya, eks ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu juga bicara soal judi sepak bola, match fixing, hingga Shin Tae-yong.

Pernyataan Haruna tentang Shin Tae-yong memicu perdebatan panas di media sosial. Dia banjir kritikan dari warganet dan tagar Harunaout terus trending sepanjang hari ini. 

Ada beberapa poin penting dalam sesi wawancara Haruna Soemitro dengan JPNN itu. Di bawah ini rangkuman beberapa pernyataan penting Haruna yang dinukil dari Youtube JPNN.COM. 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

Yang Penting Hasil Bukan Proses

"Apa pun di sepak bola, tanpa prestasi itu nothing. Jadi, mau di PSSI mau di klub yang paling pertama orang lihat adalah prestasi. Proses tidak dilihat," kata Haruna. 

"Meskipun proses bagus. Tadi kami diskusi dengan Shin Tae-yong. Mengapa proses di kita seperti ini. Kenapa kemarin sampai kalah 4-0 dari Thailand padahal kita tidak pernah kalah sebesar itu."

"Di Sea Games yang baru saja kita sudah menang 2-0. Kenapa kemarin kita bisa kalah? Dia bilang Anda tidak tahu prosesnya. Ya memang begitu sepak bola. Orang tidak mau lihat proses, yang mau dilihat hasil," imbuh Haruna. 

 

3 dari 8 halaman

Tentang Judi Sepak Bola

"Saya malah justru melihat bisa jadi (bandar judi ada di sepak bola) karena dari segi apa pun Indonesia punya pasar luar biasa. Baik pasar gelap, pasar terang, pasar setengah gelap, pasarnya luar biasa," ujar Haruna. 

"Dari informasi-informasi yang saya dapat. Omzet perjudian di sepak bola ini luar biasa. Ratusan miliar dalam satu pertandingan. Dalam satu match saja sudah ratusan miliar."

"Klub dalam satu tahun 40 miliar saja sudah setengah mati, sudah setengah mati mencarinya," imbuh Haruna. 

 

4 dari 8 halaman

Tentang Match Fixing

"Saya justru berharap agar PSSI dalam hal ini jangan hanya terbawa arus kepada soal pemberantasan match fixing. Karena riil match fixing bukan sesuatu yang harus diberantas," kata Haruna. 

"Tapi, sesuatu yang harus dilihat secara proporsional bawah apakah benar ada baru kemudian kita melangkah ke cara mengatasinya."

"Match fixing apakah dilakukan oleh para football family? Menurut saya tidak. Hari ini football family menurut saya masih pada tingkatan punya harga diri, punya sportivitas, punya mentality yang menurut saya teman-teman saya di football family tidak terjangkau ke sana." 

 

5 dari 8 halaman

Kalau Hanya Runner-up, Tidak Perlu Shin Tae-yong

"Shin Tae-yong punya target menjadi juara Piala AFF U-19 (maksudnya U-23) di Kamboja. Itu targetnya juara. Piala AFF 2022, yang kemarin kan Piala AFF 2020 yang dilaksanakan 2021, itu nanti targetnya juara," ujar Haruna. 

"Ada komitmen baru dengan coah Shin Tae-yong bahwa ke depan kita harus betul-betul punya target yang sama, road map yang sama, dan keinginan pelatih harus sama dengan pelatih."

"Saya tadi sampaikan dalam rapat evaluasi kalau hanya runner-up, tidak perlu Shin Tae-yong. Karena kita sudah beberapa kali jadi runner-up."

 

6 dari 8 halaman

Shin Tae-yong Tersinggung

"(Bagaimana respon Shin Tae-yong ketika mendengar Anda atau pengurus PSSI lainnya memberi kritik?) Tersinggung!" kata Haruna.

"Shin Tae-yong tersinggung. Jadi seolah-olah kita ini merecoki dia. Saya bilang, bagaimana Anda bisa tersinggung dengan kritik. Saya ini adalah exco yang membawa aspirasi dari sekian banyak klub, sekian banyak stakeholder terhadap ekspektasi."

"Tidak bisa Anda jawab dengan tersinggung bahwa beban Anda berat. Kalau orang bekerja ya bebannya berat. Dia bilang, beban saya sudah berat tangani U-19, U-23, senior. Sekarang kok malah dikritik terus bagaimana? Tidak diberi dukungan," imbuh Haruna. 

 

7 dari 8 halaman

Shin Tae-yong Tidak Beri Manfaat Pada Klub

"Saya ini banyak mendapat masukan dari pelatih Liga 1. Banyak menelpon saya, diskusi sama saya begini: coaching point apa yang kita dapat dari Shin Tae-yong selama melatih Tim Nasional?" tutur Haruna. 

"Apakah dengan metode dan proses yang dilakukan Shin Tae-yong ini bisa diterapkan dan ditransformasi ke klub sehingga melahirkan liga yang kuat. Faktanya, katanya pelatih yang beri saran pada saya, belum ada."

"Mayoritas klub Liga 1 melakukan proses dari kaki ke kaki. Proses build-up dari bawah. Tapi, proses latihan dan game plane Shin Tae-yong justru direct ball. Passing bergerak, direct ball. Wajar jika Shin Tae-yong menerima pemain yang tidak siap," sambungnya. 

 

8 dari 8 halaman

Tidak Setuju Pemain Naturalisasi

"Saya termasuk rezim yang tidak setuju dengan naturalisasi. Saya memang berbeda dengan (Ketua PSSI). Saya selalu berdebat urusan naturalisasi," kata Haruna. 

"Sekarang ambil contoh apa yang kita hasilkan dari naturalisasi sampai saat ini?"

"Kritik saya begini. Ketika kita mau menaturalisasi kita harus aple to aple dengan pemain lokal kita. Apakah pemain lokal kita tidak ada yang sebagus itu. Contoh, sorry ya, contoh Sandy Walsh umpamanya, pemain belakang posisi bek kanan atau apa, sekarang pertanyaannya bagus mana Sandy Walsh dengan Asnawi Mangkualam?"

"Kalau kemudian kedatangan dia menghilangkan kesempatan bagi anak bangsa kita, itu menjadi masalah besar kan begitu," imbuh dia. 

Sumber: YouTube JPNN.COM

Disadur dari: Bola.net (Penulis Asad Arifin, published 17/1/2022) 

Timnas Indonesia Masih Punya Peluang ke Olimpiade 2024

Video Populer

Foto Populer