3 Pemain Papua dengan Performa Paling Moncer di Liga 1 2022 / 2023

Tanah Papua memang tidak punya wakil tim di Liga 1 musim ini. Karena Persipura Jayapura harus terdegradasi ke Liga 2.

Bola.com, Jakarta - Tanah Papua memang tidak punya wakil tim di Liga 1 musim ini. Karena Persipura Jayapura harus terdegradasi ke Liga 2.

Namun bukan berarti warna Papua luntur di kancah tertinggi sepak bola Indonesia. Karena ada sejumlah nama yang mewakili Bumi Cenderawasih moncer tahun ini.

Para pemain tersebut jadi andalan tim papan atas. Seperti Borneo FC, PSM Makassar dan Persita Tangerang.

Ada tiga nama yang menurut Bola.com performanya di musim ini stabil. Ada yang kualitasnya memang sudah terlihat sejak beberapa tahun terakhir. Nama lainnya sempat kurang konsisten.

Ada pula yang baru mencuat di kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Mereka adalah Terens Puhiri, Yakob Sayuri dan Yohanes Kandaimu.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Peran Penting

Kontribusi ketiga nama ini cukup besar bagi timnya masing-masing. Tanpa mengesampingkan peran pemain lain, tapi mereka memberikan warna khas Papua.

Punya skill dan kecepatan untuk pemain depan. Sedangkan yang berposisi di belakang jadi pemain yang lugas mengawal lawan.

Yang unik, justru ketiga nama ini belum pernah bermain untuk Persipura. Namun karakter Papua tetap menempel di permainannya. Berikut kiprah para pemain tersebut.

 

 

3 dari 5 halaman

Terens Puhiri

Winger 28 tahun ini lahir di Jayapura. Namun sampai saat ini, Terens belum pernah membela Persipura. Namanya justru sangat lekat dengan Borneo FC. Karena sejak musim 2015 dia sudah merantau ke Samarinda.

Namun cara bermainnya tetap identik dengan tanah Papua. Terens punya skill bagus dan kecepatan di aatas rata-rata.

Musim ini, dia selalu jadi pilihan utama di Borneo FC. Pemain yang sempat dipinjamkan ke Port, Thailand itu jadi andalan untuk merusak pertahanan lawan dari sisi sayap kanan.

Terens juga terlihat lebih subur musim ini. Sudah 3 gol dicetaknya dari 11 pertandingan. Sedangkan musim lalu, dia butuh 31 pertandingan untuk mencetak 4 gol.

Dari segi permainan, Terens memang lebih matang. Maklum, dia ada di usia emas tahun ini. Ditambah lagi dia dapat dukungan para pemain berkualitas.

Karena Borneo mendatangkan pemain sekelas Stefano Lilipaly, Kei Hirose, Matheus Pato. Serta pemain yang sudah ada sebelumnya, Jonathan Bustos, Hendro Siswanto dan lainnya.

Ini yang membuat Borneo saat ini jadi pemuncak klasemen sementara Liga 1.

 

 

 

 

4 dari 5 halaman

Yakob Sayuri

Winger ini muncul ketika direkrut Barito Putera musim 2019 lalu. Pelatih asa Brasil, Jacksen Tiago yang menemukan bakat pemain asal Kepulauan Yapen, Papua.

Waktu itu, Yakob mulai diperhitungkan sebagai salah satu winger masa depan Indonesia. Sayang permainannya belum konsisten. Wajar, waktu itu usianya masih muda.

Tapi musim ini, di usia 25 tahun, dia terlihat lebih stabil. Bermain dengan PSM Makassar, Yakob mengerahkan semua kemampuannya bermain di sayap kanan.

Seperti pemain sayap asal Papua lain, dia punya skill dan kecepatan. Itu senjata utamannya untuk merusak lini belakang lawan. Sebagai sayap, Yakob musim ini memperlihatkan kelebihan lainnya. Tajam di depan gawang.

Dia sudah mengoleksi 4 gol dari 9 pertandingan. Padahal musim lalu dia belum pernah mencetak gol dan hanya bermain dalam 16 pertandingan. Kini PSM dibawanya nangkring di posisi 3 klasemen sementara Liga 1.

Permainannya yang apik musim ini membuat pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong memanggilnya. Dia tampil dalam dua pertandingan uji coba FIFA Matchday. Yakni saat melawan Curacao pada November lalu.

Tapi Yakob tidak bermain di posisinya. Dia dapat posisi baru sebagai bek kanan. Meski masih canggung, dia tetap dapat kepercayaan tampil dalam dua kali ujicoba lawan Curacao.

 

 

 

5 dari 5 halaman

Yohanes Kandaimu

Namanya baru muncul di Liga 1 musim ini. Sebelumnya, dia bermain di kasta kedua bersama PSBS Biak, dan PSG Pati.

Kini, Kandaimu jadi andalan lini belakang Persita Tangerang. Dia selalu jadi pilihan utama dalam 11 laga. Karena itu dia merasakan sebuah lompatan karir di usia 27 tahun.

Melihat performa Kandaimu, sekilas dia lebih mirip sebagai pemain asing asal Afrika. Postur 189 cm tergolong jangkung untuk pemain lokal Indonesia. Padahal Kandaimu lahir di Kepulauan Mappi, Papua Selatan.

Dia punya ketenangan saat menghentikan serangan lawan. Tentunya dengan postur jangkung, Kandaimu bisa diandalkan menghalau bola atas.

Para pemain lawan sering kerepotan saat harus melewatinya. Meski Persita sudah kemasukan 13 gol. Kandaimu tetap punya peran membawa tim berjuluk Pendekar Cisadane itu ada di urutan 4 klasemen sementara.

Video Populer

Foto Populer