Sukses


Duel Persija Vs Persebaya di BRI Liga: Rivalitas Klub asal 2 Kota Terbesar di Indonesia

Bola.com, Jakarta - Persija Jakarta bakal menghadapi laga besar di pekan kelima BRI Liga 1 2023/2024. Mereka dijadwalkan menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (30/7/2023) malam mulai pukul 19.00 WIB.

Pertemuan kedua tim ini bisa disebut merupakan ajang persaingan rivalitas klasik. Maklum saja, baik Persija maupun Persebaya sama-sama klub besar yang bergelimang prestasi. Sejarah keduanya juga terbilang panjang.

Rivalitas keduanya bisa didasari oleh beberapa alasan. Keduanya merupakan tim yang memiliki sejarah panjang dalam sepak bola Indonesia. Persebaya berdiri pada 1927 dengan nama SIVB, lalu Persija dibentuk setahun setelahnya, pada 1928 dengan nama VIJ.

Kedua tim ini juga menjadi representasi dua kota terbesar di Indonesia, Jakarta dan Surabaya. Keduanya juga dikenal sebagai kota industri dan menjadi jujugan para pencari kerja.

Jakarta dan Surabaya juga representasi kemacetan dan udara panas akibat industri. Ditambah lagi, pertandingan kandang masing-masing tim itu juga menyedot perhatian warga atau suporter dengan daya beli tiket yang juga tinggi.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Penuh Tradisi Juara

Jika dua hal itu kurang berhubungan dengan sepak bola, maka satu hal terakhir ini bisa menjadi latar belakang kuat penyebutan rivalitas. Persebaya dan Persija merupakan dua klub dengan raihan gelar kasta tertinggi terbanyak di Indonesia.

Dalam sejarah sepak bola Indonesia, Persebaya dan Persija sudah berkompetisi sejak Perserikatan yang dimulai pada 1931. Mereka kemudian sama-sama tampil di Liga Indonesia, Divisi Utama, ISL dan kini Liga 1.

Tak usah bingung dengan nama-nama kompetisi itu karena intinya sama, yaitu kasta tertinggi di Indonesia. Pengecualian Galatama yang tak pernah diikuti oleh keduanya. Kompetisi ini muncul pada era 1980-an dan dilebur bersama Perserikatan menjadi Liga Indonesia pada 1994/1995.

Jadi, berapa banyak gelar yang diraih oleh kedua tim ini?

Persija sudah mengoleksi 10 gelar juara liga kasta tertinggi, masing-masing adalah 9 Perserikatan, dan 1 Divisi Utama. Sementara Persebaya meraih dua lebih sedikit dengan 8 gelar, 6 gelar di antaranya diraih saat era Perserikatan dan dua sisanya adalah Divisi Utama.

3 dari 5 halaman

Rekor Pertemuan

Persaingan sengit kedua tim dalam persaingan gelar juara Perserikatan. Persija pernah dua kali menang di partai final atas Persebaya pada 1938 dan 1964. Persebaya kemudian membalasnya pada 1978.

Sialnya, rekor total pertemuan kedua tim sangat sulit dilacak. Tidak ada data yang menyediakan berapa kali mereka pernah berduel beserta hasil menang, seri, dan kalahnya. Malah, Persebaya kini dianggap sebagai klub baru.

Singkat cerita, Bhayangkara FC yang memang meng-kloning Persebaya dicatat peraih delapan gelar itu. Bahkan, beberapa jasa penyedia statistik juga akan memunculkan nama Bhayangkara FC jika mencari hasil pertandingan Persebaya.

Padahal, Bhayangkara FC baru berdiri pada 2016, itu pun nama awalnya Bhayangkara Surabaya United. Bahkan, akun TMS Persebaya pun ternyata digunakan untuk mendatangkan pemain asing oleh Bhayangkara.

Konsekuensinya, Persebaya yang diakui kembali oleh PSSI pada 2017 lalu dianggap tidak memiliki catatan sejarah apapun. Semua itu karena dualisme yang pernah menerpa Persebaya.

4 dari 5 halaman

Vakum Lama

Sekarang, jika ditarik pada konteks pertandingan di BRI Liga 1, persaingan keduanya juga tidak berada dalam perebutan gelar juara mengingat kompetisi masih baru akan memasuki pekan kelima.

Bahkan, persaingan gelar juara Bajul Ijo dan Macan Kemayoran juga tidak muncul pada era ISL yang digelar pada 2009-2014.

Tapi, namanya rivalitas juga dihiasi oleh pertandingan sarat gengsi. Selain raihan gelar juara sudah menjadi faktor kuat, Persebaya dan Persija tetaplah representasi warga dua kota terbesar di Indonesia.

Kali terakhir mereka bersaing meraih trofi terjadi saat bertemu dalam final Piala Gubernur Jatim 2020. Persebaya sukses menang 4-1 atas Persija di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, pada 20 Februari 2020.

5 dari 5 halaman

Hubungan Suporter yang Harmonis

Suporter kedua tim juga pernah memiliki hubungan yang kurang membaik. Tapi, itu dulu, sekarang mereka malah mesra. Bonek sudah bisa berkunjung ke Jakarta, sebaliknya The Jakmania pun disambut hangat di Surabaya.

Sudah bukan menjadi hal yang tabu melihat keduanya berada di stadion bersama. Warna oranye dan hijau di tribune telah menjadi pemandangan yang indah. Bonek dan The Jakmania pun bisa menjadi contoh bahwa perseteruan suporter sudah wajib diakhiri.

Kans pertemuan keduanya bakal tercipta saat kedua klub dijadwalkan berjumpa di BRI Liga 1 2023/2024. Persija akan menjamu Persebaya dalam pekan kelima di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (30/7/2023).

Sayangnya, kali ini bakal sulit melihat Bonek dan The Jakmania berada satu tribune di Stadion GBK. Sebab, regulasi musim ini melarang kedatangan suporter tamu.

Sebuah hal yang sangat disayangkan tentu saja. Saat dua suporter yang terlibat rivalitas ingin merawat relasi, upaya mereka untuk bersilaturahmi kini terhalangi oleh regulasi.

Tapi, Jakarta itu sebenarnya provinsi yang dipimpin gubernur, sementara Surabaya adalah daerah yang dipimpin Wali Kota. Jadi, manakah klub yang jadi representasi kota terbesar di Indonesia?

Video Populer

Foto Populer