Bola.com, Jakarta - Striker Persis Solo, Ramadhan Sananta, bisa dikatakan hampir mencapai puncak kariernya sebagai pesepak bola. Padahal, Sananta masih berusia 21 tahun.
Dia berhasil merasakan trofi juara BRI Liga 1 bersama PSM Makassar pada musim 2022/2023. Adapun dengan seragam Timnas Indonesia U-23, Ramadhan Sananta berhasil mendapatkan medali emas SEA Games 2023.
Baca Juga
4 Pemain BRI Liga 1 yang Tak Terangkut ke Timnas Indonesia oleh Shin Tae-yong untuk Piala AFF 2024
Ramadhan Sananta Berapi-api Angkat Persis Solo dari Jurang Degradasi: Tidak Ada Kata Selain Menang
Rampung Bela Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, 11 Pemain Ini Langsung Berjibaku di BRI Liga 1
Advertisement
Dalam channel YouTube Sport77 Official, Sananta mengaku jika kariernya melesat cepat. Padahal, pada 2021 dia masih bermain di Liga 3 bersama tim asal Medan, Harjuna Putra.
"Banyak teman-teman yang bilang jika karier saya ini cepat. Saya juga merasa begitu. Tetapi, orang tua dan kakak selalu mengingatkan agar saya tetap rendah hati dan tidak cepat puas," Ramadhan Sananta.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Merantau Demi Menjadi Pesepak Bola
Sananta mengaku jika dirinya tidak berasal dari daerah dengan kultur sepak bola yang kuat. Dia lahir di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau dari keluarga sederhana.
Saat duduk di sekolah dasar, Ramadhan Sananta sempat direndahkan oleh gurunya, karena cenderung malas belajar dan lebih suka bermain bola. "Beberapa meter di depan rumah saya sudah ada stadion sepak bola. Saya pakai sepatu dan bola bekas kakak saya. Setiap pulag sekolah main bola sama teman-teman di sana," kenangnya.
Saat remaja, dia memilih merantau ke pulau Bintan untuk bergabung ke PPLP Kepri. Sejak di sana dia bertekad untuk menjadi pesepak bola.
"Selama empat tahun saya di PPLP Kepri. Itu pertama kali merantau jauh dari orang tua. Saya pilih keluar dari zona nyaman. Di mana anak seusia itu ada pilihan bisa kumpul dengan keluarga. Tetapi, saya pilih kehilangan masa muda untuk kerja keras demi masa tua yang lebih baik," terangnya.
Advertisement
Gabung Klub Liga 3
Bisa dibilang nasib Ramadhan Sananta sedang mujur. Pada tahun terakhir di PPLP Kepri, mantan pelatih Persipura, Liestiadi, tidak sengaja menemukan bakatnya. Waktu itu, sang pelatih sedang jadi instruktur kepelatihan di PPLP Kepri, dan sempat menyaksikan Sananta bermain.
"Tahun terakhir saya di PPLP, ada coach Liestiadi jadi instruktur kepelatihan. Sebelum dia kembali ke Medan, saya diajak gabung dengan klub Liga 3, Harjuna Putra."
"Saya menerimanya. Berangkat ke Medan pinjam uang Rp 2,5 juta dari om untuk tiket pesawat. Karena saya tidak enak kalau minta ke orang tua karena masih ada tanggungan lain," kenangnya.
Waktu itu, Liestiadi menjabat sebagai pelatih kepala Harjuna Putra. Di Liga 3, Sananta berhasil mencetak sembilan gol. Setelah Liga 3 selesai, Ramadhan Sananta direkomendasikan Liestiadi untuk gabung klub Liga 1, Persikabo 1973. Tanpa pikir panjang, dia menerima tawaran itu.
“Semua pasti mau bermain di Liga 1. Tidak peduli dikontrak berapa lama, akan tetapi saya terima. Saya ingat, waktu itu Liga 1 masih sistem bubble karena Covid-19. Saya masuk putaran kedua dan hanya dikontrak 3 bulan,” imbuhnya.
Dipandang Pemain Titipan di Persikabo
Lompatan karier dari Liga 3 ke Liga 1 sempat membuat Ramadhan Sananta punya kendala di Persikabo. Ada kesan dia sebagai pemain titipan Liestiadi di Persikabo. Sehingga dua bulan awal, dia merasa terasingkan, dan sulit akrab dengan pemain lain.
"Pemain lain merasa saya pemain yang dibawa coach Liestiadi. Tetapi, pada bulan ketiga mulai bisa adaptasi. Saya tunjukkan dalam latihan. Alhamdulillah dapat kesempatan main juga akhirnya," katanya.
Tiga bulan di Persikabo, Sananta bertemu dengan salah satu agen ternama di Indonesia, Gabriel Budi. Dia dibawa untuk seleksi ke PSM Makassar yang sedang melakukan peremajaan skuad bersama pelatih Bernardo Tavares pada musim 2022/2023.
"Saya trial kurang lebih satu minggu. Dua hari terakhir, pelatih bilang kepada agen, dia masih penasaran dan ingin melihat kemampuan saya. Akhirnya dikontrak. Tetapi tidak langsung main, karena tidak ada yang tahu siapa saya," lanjutnya.
Advertisement
Ikut Bawa PSM Juara
Ketika striker asing PSM, Everton Nascimento, dihantam cedera, Sananta mendapat kesempatan untuk tampil. "Alhamdulillah saya dapat kesempatan main ketika Everton cedera. Saat pertandingan lawan Persib Bandung, cetak dua gol. Sejak itu kepercayaan diri meningkat. Ketika Everton sembuh, kami main jadi duet," tegasnya.
Nama Ramadhan Sananta makin berkibar. Total 11 gol dibuatnya untuk PSM Makassar dan ikut mempersembahkan gelar juara Liga 1 musim 2022/2023. Prestasinya pun semakin lengkap, karena mendapatkan debut bersama Timnas Indonesia pada 2022.
"Saya dapat debut dengan Timnas Indonesia melawan Curacao di Bandung. Itu pertandingan debut yang kurang memuaskan. Tetapi saya tetap bersyukur," jelasnya.
Pemain Timnas Indonesia pertama dari Kabupaten Lingga
Debut bersama Tim Garuda pada 2022 membuat derajat keluarga Ramadhan Sananta di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau terangkat. Dia menjadi pesepak bola pertama dari Lingga yang berhasil menembus Timnas Indonesia.
"Setahu saya, saya yang pertama dari Lingga jadi pemain Timnas Indonesia. Tentu bangga. Alhamdulillah bisa mengangkat martabat keluarga," jawabnya.
Tak cukup sampai di situ, dia juga memberikan prestasi untuk Indonesia. Sananta turut membawa Timnas Indonesia U-23 meraih medali emas SEA Games 2023, Kamboja. Prestasi yang sudah dirindukan publik Tanah Air, karena Timnas Indonesia terakhir kali meraih medali emas sepak bola pada 1991.
"Alhamdulillah bisa dapat prestasi juga saat SEA Games. Disambut waktu pulang ke Lingga. Namun, orang tua dan kakak selalu pesan agar tidak jadi orang yang sombong."
"Saya juga tidak ingin mengalami star syndrome. Tidak berfikir sudah mendapatkan semua atau mampu membeli apapun. InsyaAllah jauh dari star syndrome," pungkasnya.
Advertisement