Bola.com, Jakarta - Dua pemain Persis Solo, Ramadhan Sananta dan Muhammad Riyandi, mendapatkan pesan khusus dari legenda Timnas Indonesia seusai dipanggil Shin Tae-yong untuk menghadapi lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Pesan itu diberikan oleh mantan penggawa Timnas Indonesia, Muhammad Hanafing, yang saat ini baru saja ditunjuk sebagai pelatih kepala Persis Solo.
Baca Juga
4 Pemain BRI Liga 1 yang Tak Terangkut ke Timnas Indonesia oleh Shin Tae-yong untuk Piala AFF 2024
Ramadhan Sananta Berapi-api Angkat Persis Solo dari Jurang Degradasi: Tidak Ada Kata Selain Menang
Rampung Bela Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, 11 Pemain Ini Langsung Berjibaku di BRI Liga 1
Advertisement
Keduanya akan memperkuat skuad Garuda untuk menghadapi Jepang dan Arab Saudi pada 15 dan 19 November 2024.
Hanafing berharap, dua pemain potensial ini bisa memaksimalkan kesempatan yang diberikan oleh Shin Tae-yong.
Dia pun membagikan pengalamannya ketika pertama kali memperkuat tim Garuda saat baru berumur 18 tahun.
“Anak-anak muda ini kan potensial. Para pemain ini harus diberi kesempatan. Seperti kami dahulu, ketika saya berusia 18 tahun sudah dipanggil memperkuat Timnas Indonesia,” ujar Hanafing kepada Bola.com, Sabtu (2/11/2024).
“Jadi, sekarang tergantung si pemainnya sendiri. Ramadhan Sananta sekarang kan sudah memasuki kepala dua. Usianya sudah 20-an tahun. Dia harus memanfaatkan kesempatan memperkuat Timnas Indonesia ini.”
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tips Agar Bisa Awet
Pelatih asal Makassar ini pertama kali mendapatkan panggilan Timnas Indonesia pada medio 1982. Ketika itu, dia menjadi salah satu pemain muda yang tampil menonjol bersama Niac Mitra, klub elite di era Galatama.
Selama bertahun-tahun, Hanafing bisa awet mengamankan posisinya di skuad Garuda. Hingga akhirnya, lelaki kelahiran 20 Juni 1963 ini bisa meraih medali emas SEA Games 1991 di bawah asuhan Anatoli Polosin.
“Sama seperti saya dahulu saat berusia 18 tahun, saya tidak menyia-nyiakan. Makanya, kami bisa awet sampai 1991. Saat itu, saya pertama kali dipanggil Timnas Indonesia pada sekitar tahun 1982,” ujarnya.
“Saya bisa memperkuat Timnas hingga 1991, sampai SEA Games 1991 dan kami bisa meraih juara. Hal inilah yang harus menjadi motivasi mereka. Jangan sampai mereka hanya keluar-masuk, keluar-masuk,” lanjutnya.
Advertisement
Bawa Nama Klub
Hanafing berharap, Sananta dan Riyandi bisa memberikan kontribusi terbaiknya saat mendapatkan kepercayaan dari Shin Tae-yong. Sebab, mereka tak hanya berangkat atas nama individu, tetapi juga membawa nama klubnya di Timnas.
“Ketika dipilih memperkuat Timnas, dia harus membawa nama almamaternya, supaya dengan adanya pemain tim nasional dari Persis Solo, klub ini namanya bisa ikut terangkat,” ujar pelatih berlisensi AFC Pro itu.
“Kami dahulu saat dipanggil dari Niac Mitra, kami tidak mempermalukan almamater. Sehingga, nanti ke depannya nama klub ikut bagus. Dahulu di era kami ada banyak pemain Niac Mitra yang dipanggil,” imbuhnya.
Jadi Pembuka Jalan
Saat itu, performa impresif Hanafing bersama skuad Garuda memang ikut membantu pamor rekan-rekannya di Niac Mitra. Dia turut membuka pintu bagi para pemain lainnya untuk mendapatkan panggilan Timnas.
Nama-nama seperti Benny van Breukelen, Freddy Muli, Jaya Hartono, hingga M Zein Al Hadad, bisa ikut memperkuat Timnas Indonesia karena tampil apik bersama Niac Mitra pada era tersebut.
“Karena, saat itu saya yang pertama kali dipanggil. Karena bisa bermain baik, akhirnya terangkat juga teman-teman saya. Nah, itu yang juga harus dilakukan para pemain Persis Solo ini,” ujar Hanafing.
Advertisement