Bola.com, Kediri - Hari-hari terakhir ini perasaan Johan Prasetyo Wibowo berbunga-bunga. Pasalnya putra tunggalnya, M. Sutan Riehansyah Arshavin, terpilih untuk menjalani latihan di Spanyol.
Riehansyah masuk di antara 54 pemain muda yang terjaring dalam EPA Stars Future Program. Di dalamnya termasuk 18 pelatih terbaik yang menukangi tim-tim EPA 2024/2025.
Baca Juga
Advertisement
"Rencananya program ini akan dilaksanakan Maret tahun depan. Alhamdulillah semua dari hasil kerja keras Riehan yang sejak kecil ingin menekuni sepakbola," kata Johan Prasetyo Wibowo.
Riehansyah mulai belajar menendang bola di SSB Macan Putih. Berikutnya dia diasuh langsung di SSB yang dibentuk Johan Prasetyo bersama eks kiper Persik, Priadi.
Ketika usia Riehan masuk belasan tahun, dia lolos seleksi di EPA U-16 Persik hingga terakhir tampil di EPA U-18.
"Sebelum masuk EPA Persik, Riehan sempat belajar di Ricky Nelson Academy di Mojokerto. Hampir setahun Riehan bolak-balik Kediri-Mojokerto. Dia tak mau kos, karena harus sekolah di Kediri," ujar Johan Prasetyo Wibowo.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berbeda Posisi
Striker legendaris Persik yang ikut mengantar Macan Putih juara Liga Indonesia 2003 dan 2006 ini mengungkapkan anak semata wayangnya memilih posisi gelandang bertahan.
Pos yang berbeda dengan spesialisasi Johan Prasetyo Wibowo ketika aktif bermain.
"Semua posisi sudah dicoba Riehan. Mulai kiper, bek, sampai striker. Namun, tampaknya dia merasa nyaman sebagai gelandang bertahan," ujarnya.
"Pemain muda harus terus berproses. Dengan berbagai posisi yang pernah dicoba, tentu dia akan banyak wawasan jika nanti jadi pemain profesional," tuturnya.
Advertisement
Mendukung Pilihan Sang Putra
Johan Prasetyo Wibowo yang tercatat sebagai ASN di Dinas Pendapatan Kota Kediri ini sekarang sebagai asisten pelatih di Persik.
Jebolan Diklat Salatiga ini terpaksa harus pensiun muda karena mengalami cedera lutut ketika membela Macan Putih pada semifinal Ligina 2006 melawan Persmin Minahasa di Stadion Manahan Solo.
"Saya akan terus mendukung pilihan Riehan. Semoga cita-citanya terwujud. Tapi dia tak boleh puas sampai di sini. Perjalanannya masih sangat panjang," pungkasnya.