Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia mulai banyak bicara di pentas Internasional. Di bawah polesan Shin Tae-yong, tim Garuda Nusantara terus melejit dengan beberapa pencapaian mentereng.
Shin Tae-yong yang sudah empat tahun lebih bekerja untuk Timnas Indonesia, membawa tim Merah-Putih menembus babak 16 besar Piala Asia, kemudian hampir meloloskan tim U-23 menembus Olimpiade Paris.
Baca Juga
2 Target Utama Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Beri Menit Bermain untuk Pemain dan Berharap Melaju ke Final
Shin Tae-yong Memilih Merendah, Sebut Timnas Indonesia Akan Kesulitan Menghadapi Laga Perdana Piala AFF 2024
Shin Tae-yong: Berat bagi Timnas Indonesia Menghadapi Pemain Senior di Piala AFF 2024, tapi...
Advertisement
Terbaru adalah membawa Timnas Indonesia mendekati pintu gerbang Piala Dunia 2026. Indonesia belum lama ini mengalahkan Arab Saudi dalam lanjutan ronde ketiga babak kualifikasi, membuat posisi sementara ada di urutan ketiga.
Jika finis di dua besar teratas, maka Timnas Indonesia dipastikan tampil di Piala Dunia 2026. Hal yang menarik dibahas kali ini adalah mengenai sosok Shin Tae-yong. Seperti apa watak atau karakter asli pelatih berusia 54 tahun itu?
Â
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Galak tapi Santuy
Semua cerita kali ini datang dari Jeong Seok Seo atau yang akrab disapa Jeje. Ia merupakan penerjemah Shin Tae Yong selama menjadi pelatih Timnas Indonesia sejak akhir 2019.
Jeje berbicara panjang lebar soal STY di kanal Youtube Liputan6. Ia pun menjawab pertanyaan mengenai bagaimana watak dari mantan pelatih Timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018 itu.
"Coach STY itu tegas, punya prinsip, dan fleksibel jika mendapat masukan. Salah satu asisten pelatih juga merasakan hal demikian. Galak kalau memang lagi bekerja, tapi kalau lagi bercanda ya seru jadinya," ujarnya.
"Saya tahu beliau marah itu cuma sekali ketika melawan Timor Leste kita tertinggal 0-1. Coach marah sekali saat itu, karena pemain meremehkan lawan dan itu coach STY yang enggak suka," lanjut Jeje.
Â
Â
Â
Advertisement
Penuh Optimisme
Jeje bersama Shin Tae-yong sudah hampir lima tahun bekerja untuk Timnas Indonesia. Banyak lika-liku yang dilewati dalam perjalanan.
Jeje masih ingat betul awal kedatangan Shin Tae-yong melatih Timnas indonesia yang saat itu berada di ranking FIFA yang sangat rendah.
"Beliau memang hanya fokus agar Indonesia terus naik, tidak boleh turun lagi peringkatnya. Awalnya pemusatan latihan Timnas senior dan kalah uji coba dari Persita, kok bisa kalah dengan skor yang jauh. Seperti enggak ada harapan menurut saya waktu itu. Tapi ternyata enggak berlaku bagi coach STY," kenang Jeong Seok Seo.
"Dia tetap optimistis bahwa Timnas Indonesia saat itu bisa dibenahi, utamanya adalah perbaikan fisik dan mental pemain. Sebenarnya potensi cukup ada tapi kurang belajar masalah mental dan kondisi fisik."
"Ia yakin dalam kegelapan, ada setitik terang akan dia kejar," tuturnya menambahkan.
Â
Â
Â
Mental Petarung
Hal lain yang menjadi karakter Shin Tae-yong adalah fokus pengembangan mental untuk para pemainnya. Jeje mengakui bahwa STY paling suka dengan pemain yang punya jiwa petarung berani mati, ketimbang punya skill yang jago.
Kedisiplinan juga menjadi hal dasar yang harus tertanam di setiap pemain. STY diakuinya sebagai orang yang tanpa basa-basi menegur pemain jika memang melakukan kesalahan.
"Pemain tidak bisa manja dan lembek. STY paling suka pemain yang mati-matian, daripada jago, pilih yang mati-matian, mengorbankan diri untuk tim. Skill rata-rata pasti sudah punya, tapi harus punya mental hidup atau mati," bebernya.
"Attitude dan disiplin, coach STY selalu menegaskan bahwa harus jadi manusia yang baik sekalipun belum menjadi seorang pemain sepak bola. Semua pemain disayang STY, enggak ada pilih-pilih.
"Beliau suka negur langsung ke pemain, biar semua pemain lain juga tahu, negur karena salah dan pemain harus minta maaf. Pemain lain juga harus tahu kesalahannya apa.
Â
Advertisement
Paling Benci yang Namanya Sok Keren
Jeje kembali bercerita seputar ketegasan di ruang ganti pemain dalam sebuah pertandingan. Ia menyebut bahwa STY cukup santai di ruang ganti menjelang pertandingan.
Ia lebih banyak memberi waktu untuk pemain berpikir sambil pemanasan, menganalisis soal lawan, membaca kekuatan lawan dengan melihat starting line-up, mematangkan instruksinya.
"Enggak ada treatment khusus dari beliau untuk tim, tapi coach STY paling jago membuat suasana, kapan bercanda, kapan santai, kapan tegang. Jadi enggak perlu kita kasih motivasi ke pemain."
"Sok keren itu yang paling dibenci coach STY. Pemain tengil juga dia enggak suka, melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, pasti langsung diganti," jelas Jeong Seok Seo
Sumber: Youtube Liputan6