Alasan Kenapa Laga Playoff Promosi BRI Liga 1 Digelar di Kandang Persijap, Bukan Tempat Netral

Tahun lalu terjadi intimidasi oknum dari Malut United FC terhadap salah satu ofisial Persiraja sebelum laga leg kedua di Stadion Madya Senayan Jakarta yang berbuntut pelaporan ke pihak kepolisian.

Begitu pula laga final leg kedua di Stadion Haji Agus Salim antara Semen Padang dan PSBS yang tak tuntas disebabkan penonton masuk lapangan. Meskipun prosesi penobatan juara Liga 2 2023/2024 tetap bisa berlangsung aman hingga usai.

Imbasnya, Semen Padang, PSBS, dan Malut United FC dapat hukuman dari Komdis PSSI berupa larangan menggelar beberapa laga awal Liga 1 di kandang masing-masing. Kebetulan pula, stadion markas ketiga tim promosi itu juga sedang direnovasi.

Namun musim ini, duel playoff promosi Liga 1 Persijap kontra PSPS memakai aturan baru dengan berpatokan pada hitungan teknis berupa head to head, selisih gol, hingga produktivitas gol antara kedua tim.

Berikut kelebihan Persijap dari PSPS, sehingga Laskar Kalinyamat berhak jadi tuan rumah pada laga krusial di hadapan ribuan suporternya. Hitungan head to head tak berlaku bagi kedua tim, karena Persijap dan PSPS tak berada dalam satu grup di babak delapan besar atau Championship Series.

PSPS adalah runner-up Grup X dengan poin akhir sembilan. Begitu pula posisi Persijap yang memiliki poin akhir seperti calon rivalnya asal Pekanbaru itu. Kedua tim juga punya surplus sebutir gol di babak delapan besar lalu.

Namun Persijap yang diasuh Widodo C. Putro lebih produktif dengan memasukkan delapan bola dan kemasukan tujuh butir. Sementara PSPS yang dibesut Aji Santoso hanya menceploskan enam gol dan kebobolan lima bola. Nah, keunggulan produktifitas ini yang menentukan Persijap berhak jadi tuan rumah bagi Asykar Batuah, julukan PSPS Riau. Selamat berjuang kawan!