Sukses


Mourinho Jadi Manajer, Nasib Pemain Muda MU di Ujung Tanduk

Bola.com, Manchester - Kehadiran Jose Mourinho sebagai Manchester United mengundang pertannyaan besar, bagaimana nasib para pemain muda Setan Merah di bawah arahan pria berkebangsaan Portugal itu?

Di bawah asuhan Louis van Gaal, para pemain muda Manchester United banyak mendapatkan kesempatan bermain. Setidaknya, 14 nama pemain akademi Manchester United sudah merasakan debut maupun menjadi bagian dari starting line-up selama musim 2014-2016.

Mereka adalah Sam Johnstone, Regan Poole, Paddy McNair, Timothy Fosu-Mensah, Cameron Borthwick-Jackson, James Weir, Andreas Pereira, Joe Riley, Jesse Lingard dan Marcus Rashford.

Dengan catatan ini, Louis Van Gaal membuktikan dirinya sebagai sosok yang mendukung pengembangan pemain muda, karena dia sudah memulai tradisi tersebut sejak dia mulai melatih Ajak Amsterdam pada tahun 1991. Dari tangan emasnya, lahirlah pemain-pemain seperti Patrick Kluivert, Dennis Bergkamp dan Clarence Seedorf.

Hal yang sama mungkin agak sulit dilekatkan ke Jose Mourinho.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Mourinho Dan Catatan Buruk Bersama Pemain Akademi

Mourinho Dan Catatan Buruk Bersama Pemain Akademi

Mourinho selalu membela diri dengan menyatakan bahwa dia adalah manajer yang peduli dengan para pemain yang berasal dari akademi klub yang dilatihnya. Namun, nyatanya Mou hanya menggunakan jasa pemain muda untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh pemain utama yang mengalami cedera.

“Selama karier saya, saya sudah memberikan kesempatan debut kepada 49 pemain dari akademi klub yang saya latih," jelas Mou

“Terkadang Anda harus melakukannya karena pemain lain sedang mengalami cedera. Anda melakukannya karena sedang tidak mengincar sebuah sasaran yang besar," ia menambahkan.

Dari 49 pemain tersebut, 23 pemain diantara mereka hanya tampil sebanyak 1 kali, sedangkan 10 lainnya tampil sebanyak 2 pertandingan.

Di Chelsea, 7 pemain yang dilatih oleh akademi Chelsea dan debut dibawah Mourinho (Sam Hutchinson, Jimmy Smith,Michael Woods, Anthony Grant, Ben Sahar, Steven Watt, dan Lenny Pidgeley), tidak satupun dari mereka yang melanjutkan kariernya bersama Chelsea.

Namun, tidak terpakainya pemain muda Chelsea yang akademinya sudah memenangkan UEFA Youth Cup 2015 dan 2016 ini dibela oleh Harry Redknapp.

“Saya sudah sering mendengar orang-orang meminta Mourinho untuk memainkan pemain muda. Sebagai pelatih yang sepanjang karirnya selalu memenangkan trofi, dia membutuhkan pemain berpengalaman untuk keluar dari situasi sulit. Tidak banyak pelatih seperti Mourinho yang selalu membawa kejayaan dalam karirnya," bela Redknapp.

Dengan alasan tersebut, Jose Mourinho bisa melakukan hal yang sama dengan Manchester United, yang akademinya sudah mencetak Class of '92 yang legendaris.

Sayangnya, hal tersebut tidak hanya akan terjadi karena Mourinho menginginkannya, namun juga karena kebijakan keluarga Glazer yang mulai menjauhi akademi Manchester United sebagai bagian penting klub.

3 dari 3 halaman

Glazer dan Akademi MU Yang Mulai Dijauhi

Keluarga Glazer Dan Akademi MU Yang Mulai Dijauhi

Dibawah keluarga Glazer, anggaran pertahun akademi MU mencapai 4,1 juta euro, dan ini bahkan tidak mencepai setengahnya dari anggaran Manchester City per tahun yakni 13 juta euro per tahun.

Tidak hanya itu , para pelatih di akademi MU hanya menerima sebanyak 24 ribu euro per tahun, yang mana jumlah ini hanya setengahnya dari gaji pelatih akademi Manchester City yang mencapai 41 ribu euro per tahun.

Tidak hanya soal pembiayaan, namun juga ada ketidakpuasan para staf akademi selama bekerja dibawah keluarga Glazer. Derek Langley, direktur pengembangan pemain muda Manchester United mundur pada akhir musim 2015/2016 karena tidak puas dengan batasan-batasan yang dikenakan Ed Woodward selama tugasnya merekrut pemain muda.

Padahal, dari tangan emasnya pemain-pemain seperti Danny Welbeck, Tom Cleverley, dan Adnan Januzaj bisa bermain untuk Manchester United

Namun, bagi direktur pengembangan pemain muda yang baru yang merupakan bagian dari Class of '92, Nicky Butt, akademi Manchester United tidaklah terlalu buruk baik secara fasilitas dan pembinaan, serta optimis bisa menghasilkan pemain muda yang berkualitas.

"Orang-orang bilang akademi Manchester United lebih buruk dari City secara fasilitas, namun sebenarnya tempat ini tidak terlalu buruk, akademi ini tidaklah berada di dasar dunia. Ini adalah tempat yang hebat," bela Butt.

David Moyes, pelatih Manchester United terdahulu juga mengakui, akan semakin sedikit pemain muda MU yang mendapat giliran bermain karena ketatnya Liga Primer dan kebutuhan untuk meraih hasil bagus secara cepat.

"Di Inggris, semakin sedikit pemain dari akademi manapun yang bermain untuk tim-tim di Inggris karena hasil lebih penting daripada pembinaan dan pelatih sangat cepat kehilangan pekerjaannya, sehingga mereka tidak ingin mengambil resiko untuk pemain muda yang masih kesulitan untuk tampil konsisten di tim utama,"

Glazer tidak lagi bisa menjauhkan diri dari masalah ini, karena masalah sudah mencapai akar rumput dari akademi itu sendiri. Fans semakin tidak yakin bahwa akademi MU bisa mempertahankan prestise setelah pada tanggal 7 September, Manchester United U14 dibantai oleh City U14 dengan skor 9-0.

Jika United masih menganggap bahwa paceklik prestasi bisa selesai dengan membeli pemain bintang, mungkin Class of '92 tidak akan terjadi lagi dan hanya menjadi kenangan seumur hidup.

Sumber: Skysports, Guardian, Telegraph, ESPN , Dailymail

Video Populer

Foto Populer