Sukses


8 Pemain Top yang Jadi Flop saat Ditangani Pep Guardiola: Nasib Erling Haaland Bagaimana Nih?

Bola.com, Jakarta - Pep Guardiola adalah salah satu figur berpengaruh di sepak bola dunia. Pria asal Spanyol itu bahkan bisa dianggap sebagai salah satu manjer terhebat yang pernah ada. 

Pep Guardiola sosok ahli taktik yang merevolusi setiap tim yang ditanganinya. kecemerlangan Guardiola tidak dapat diremehkan.

Dia memahami permainan seperti segelintir pelatih lainnya, dan sangat mampu menerjemahkan pemahaman itu ke dalam hasil di lapangan.

Namun, Guardiola juga bukan sosok yang sempurna. Tidak semua yang ditanganinya berubah menjadi permata. 

Delapan pemain bintang ini malah jadi bapuk saat ditangani Pep Guardiola. Siapa saja mereka? 

Musim ini, Manchester City baru saja merekrut Erling Haaland dari Borussia Dortmund. Kira-kira bagaimana nasibnya di tangan Guardiola? 

 

2 dari 9 halaman

8. Zlatan Ibrahimovic (Barcelona)

Sulit untuk menyebut Ibrahimovic gagal atau gagal total, karena dia produktif saat di Barcelona di bawah Guardiola. Tetapi hubungan keduanya tidak berhasil. Sama sekali.

Guardiola akan menggeser Ibrahimovic ke luar ke peran luas untuk mengakomodasi Lionel Messi, yang tentu saja membuat Ibra berang. Keduanya pada dasarnya telah berseteru sejak itu. Ibrahimovic pada 2010 akhirnya memutuskan pergi dari La Blaugrana.

 

3 dari 9 halaman

7. Nolito (Manchester City)

Direkrut pada musim pertama Guardiola sebagai pelatih di Etihad, Nolito tidak diharapkan untuk berkembang menjadi penakluk dunia. Tetapi diasumsikan dia akan beradaptasi dengan lebih mulus daripada yang dia lakukan.

Pemain asal Spanyol itu tidak bisa menguasai sepak bola Liga Inggris dan, setelah juga agak rindu kampung halama. Nolito akhirnya kembali ke La Liga dengan gabung Sevilla setelah hanya menjalani satu musim yang mengecewakan di Manchester.  Eksperimen gagal, Pep.

 

4 dari 9 halaman

6. Ferran Torres (Manchester City)

Tidak, Torres bukan hanya tiruan dari Nolito, meskipun kelihatannya seperti itu. Jalur karier mereka di City agak mirip, meskipun Torres datang dengan harapan yang lebih tinggi terhadapnya.

Dia menandatangani kontrak pada 2020 dengan mahar sekitar 20,8 juta pound. Tetapi, dia kesulitan mendapatkan tempat di skuad uatama meskipun awal yang cerah. Dia akhirnya hengkang ke Barcelona dengan harga 55 juta euro pada musim berikutnya.

 

5 dari 9 halaman

5. Martin Caceres (Barcelona)

Guardiola memboyong Caceres dari Villarreal di musim panas pertamanya menakhodai Barcelona. Klub segera memasukkan klausul pembelian 50 juta euro dalam kontraknya, melihatnya sebagai pemain masa depan klub.

Namun, dia gagal menopang pertahanan, dan perlahan terpinggirkan. Caceres akhirnya pergi pada 2011. Bukan awal yang bagus di bursa transfer.

 

 

6 dari 9 halaman

4. Yaya Toure (Barcelona)

Toure diboyong Barcelona satu musim sebelum Guardiola didapuk sebagai pelatih. Dia dianggap sebagai salah satu gelandang paling berbakat, tetapi Guardiola tidak menyukainya.

Akibatnya performanya menurun, karena dipaksa memberikan dampak dari peran terbatas dengan Xavi, Andres Iniesta dan Sergio Busquets di depannya dalam urutan kekuasaan.

Dia dijual pada 2010, dan sejak itu berbicara tentang masalahnya dengan Guardiola, yang tidak pernah dia temui secara langsung.

 

7 dari 9 halaman

3. Alexander Hleb (Barcelona)

Menjadi bintang di Arsenal pada pertengahan 2000-an, Hleb tampak seperti gelandang serang kelas dunia, beroperasi tepat di belakang striker.

Guardiola membawanya ke Barcelona di musim panas pertamanya sebagai pelatih, tetapi tidak bisa membuat pemain Belarusia itu bersinar.

Hleb terjatuh dengan keras, gagal mencetak gol di musim pertamanya dan tidak pernah mendapat perhatian setelah itu, dan akhirnya pergi pada 2012.

 

8 dari 9 halaman

2. Mario Gotze (Bayern Munchen)

Bayern Munchen dan Guardiola menjadikan Gotze pemain Jerman termahal pada 2013. Meskipun musim pertamanya sukses, ia kesulitan menjadi pemain kunci setelah itu.

Terlepas dari usahanya, penampilan Gotze gagal. Dia segera dilupakan di musim-musim berikutnya, terutama setelah golnya yang memenangkan Piala Dunia pada tahun 2014. Dia dijual kembali ke Borussia Dortmund pada tahun 2016, setelah gagal memaksimalkan potensinya.

 

9 dari 9 halaman

1. Claudio Bravo

Karier Claudio Bravo di Manchester City benar-benar bencana. Dia menjelma dari pemain bintang di Barcelona menjadi bahan tertawaan di Inggris. 

Bravo tidak mampu menyuguhkan permainan umpannya sejak awal. Padahal itulah alasan Guardiola mengasingkan Joe Hart demi memberi kesempatan kepadanya.

Pada akhir 2016/17, stok kesabaran Guardiola habis. Guardiola membutuhkan pemain nomor satu baru dan Bravo dihapus.

Sumber: Give Me Sport 

Video Populer

Foto Populer