Liga Inggris: Tak Hanya Bikin MU Jadi Lebih Baik, Erik ten Hag Dipuji karena Mampu Selesaikan Masalah Cristiano Ronaldo

Kedatangan Erik ten Hag ke MU memang membawa perubahan besar, termasuk di ruang ganti. Cristiano Ronaldo yang awalnya menjadi bintang utama mulai tergusur ke bangku cadangan.

Kesempatan bermain yang berkurang drastis membuat Cristiano Ronaldo frustrasi. Superstar asal Portugal itu kerap berulah, meninggalkan lapangan sebelum laga berakhir atau membuat komentar-komentar negatif di media.

Tentu saja sikap Cristiano Ronaldo itu sempat menimbulkan kekhawatiran. Ronaldo adalah nama besar dengan basis penggemar yang masif. Kasus ini membuat Erik ten Hag tertekan, bahkan bisa saja terdepak dari kursi pelatih MU.

Sementara di luar dugaan, Erik ten Hag tidak kalah begitu saja dari Cristiano Ronaldo. Ia justru memperlihatkan ketegasan sebagai pelatih dan pada akhirnya bintang asal Portugal itu yang harus mengalah.

Cristiano Ronaldo kemudian meninggalkan MU sebelum Piala Dunia 2022 dan bergabung bersama klub Arab Saudi, Al Nassr, pada Januari 2023.

"Dari apa yang saya lihat, dia adalah pelatih brilian," ujar Thomas Zilliacus, pebisnis asal Belanda yang baru-baru ini menunjukkan minat untuk membeli MU, mengenai Erik ten Hag.

"Dia punya keberanian yang membuat saya kagum, yaitu untuk menegaskan kepada bintang besar selevel Cristiano Ronaldo bahwa 'dengar, ini cara saya mengelola tim dan inilah yang ingin saya lakukan'," lanjutnya.

Keberanian Erik ten Hag dalam menangani kasus Ronaldo memang patut diacungi jempol. Bagaimanapun, tidak semua pelatih bisa mengatasi situasi pelik itu dengan hasil akhir yang memuaskan.

"Ketegasan itu mendorong Ronaldo meninggalkan klub dan sepertinya sekarang itu jadi langkah yang tepat. Sebab, klub ini sekarang jadi jauh lebih baik tanpa dia," sambung Zilliacus.

"Saya kira dia sudah menunjukkan hasil kerja luar biasa. Jadi, saya harap dia bertahan di klub dan andai saya berhasil jadi pemilik klub, jelas saya ingin dia lanjut melatih," tandasnya.

Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, published 29/3/2023)