Sukses


Sejarah Kelam MU di Premier League 2024–25 Terekam dalam Angka-Angka yang Tak Terbantahkan

Musim Terburuk MU? Data di Premier League 2024–25 bicara.

Bola.com, Jakarta - Musim 2024–25 Manchester United (MU) akan dikenang sebagai satu di antara yang paling memalukan dalam sejarah panjang klub.

Kendati menutup musim dengan kemenangan meyakinkan atas Aston Villa di Old Trafford, hasil positif tersebut tidak cukup untuk menutupi betapa suramnya perjalanan Setan Merah sepanjang tahun ini.

Pasca era Sir Alex Ferguson, MU terus terjerumus ke dalam lubang keterpurukan yang makin dalam. Setelah masa-masa kelam bersama Ralf Rangnick dan Erik ten Hag, kini Ruben Amorim juga mengalami nasib serupa.

Ironisnya, masa kepelatihan José Mourinho dan Ole Gunnar Solskjær yang dulu banyak dikritik, kini justru mulai dirindukan oleh sebagian fans.

Banyak pihak mengira bahwa musim 2023–24 adalah titik nadir MU di Premier League. Namun, musim ini justru membawa rasa malu ke level yang lebih ekstrem.

Pemecatan Ten Hag di awal musim sudah dapat diprediksi, tetapi penerusnya yang lebih muda dan dianggap potensial, Ruben Amorim, juga gagal mengendalikan situasi.

Meski musim ini nyaris menjadi bencana total, ada harapan bahwa Setan Merah telah melewati titik terendah.

Berikut adalah sejumlah statistik yang menunjukkan seberapa buruk performa MU sepanjang musim 2024–25.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Poin Terendah Sepanjang Sejarah Premier League

Januari lalu, Amorim sempat berkata bahwa timnya "mungkin adalah yang terburuk" sepanjang sejarah 147 tahun MU.

Meski belum mencapai catatan suram MU tahun 1930–31 — yang hanya akan mengumpulkan 29 poin jika sistem tiga poin per kemenangan sudah berlaku saat itu — tim tahun ini tetap dianggap yang terburuk di era modern.

Kemenangan 2–0 atas Aston Villa di laga terakhir membuat MU menutup musim dengan hanya 42 poin dari 38 pertandingan. Sebelumnya, rekor poin terendah MU adalah 58 poin pada musim 2021–22, ketika Cristiano Ronaldo kembali ke klub dalam musim yang penuh gejolak.

Kekalahan 1-4 di kandang Newcastle pada pertengahan April menjadi momen penentu: tim ini secara matematis menjadi yang terburuk dalam sejarah Premier League MU, bahkan ketika musim masih menyisakan waktu lebih dari sebulan.

Total 18 kekalahan di liga adalah yang terbanyak sejak musim 1973–74, musim di mana MU terdegradasi setelah menelan 20 kekalahan.

3 dari 5 halaman

Old Trafford Tak Lagi Angker

Old Trafford dulunya adalah benteng yang menakutkan bagi tim tamu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, stadion kebanggaan Setan Merah ini justru menjadi tempat tim lawan mengakhiri rekor buruk mereka.

Beberapa klub yang puluhan tahun tak pernah menang di markas MU, kini mampu mencuri tiga poin dengan relatif mudah.

Kemenangan tandang ke Old Trafford, yang dahulu dianggap sebagai pencapaian besar, kini terasa biasa saja. Kemenangan atas MU bukan lagi kejutan — justru jadi sesuatu yang "diharapkan".

MU nyaris mencatatkan rekor baru dengan 10 kekalahan kandang di Premier League musim ini. Mereka akhirnya menghindari rekor tersebut di pekan terakhir, tetapi sembilan kekalahan kandang tetap menjadi jumlah tertinggi yang pernah mereka catatkan di era Premier League.

Dari segi produktivitas, hanya tiga tim yang terdegradasi yang mencetak gol lebih sedikit di kandang dibanding MU, yang hanya mampu mencetak 23 gol di Old Trafford sepanjang musim.

4 dari 5 halaman

Gagal Total di Bawah Ruben Amorim

Ketika Marcus Rashford mencetak gol cepat di markas Ipswich Town dalam laga debut Amorim, banyak yang mengira efek "new manager bounce" akan membawa perubahan. Namun, gol balasan dari Omari Hutchinson langsung membawa MU kembali ke kenyataan.

Ada secercah harapan di awal masa jabatan Amorim, tetapi performa tim dengan cepat menurun dan terus memburuk.

Saat Ten Hag dipecat, MU berada di peringkat ke-14 dengan hanya tiga kemenangan dari sembilan laga awal. Di akhir musim, mereka bahkan turun ke peringkat ke-15. Amorim hanya mampu membawa tim menang tujuh kali dari 27 pertandingan Premier League.

Dengan rata-rata 1,00 poin per pertandingan, Amorim kini memegang rekor terburuk dari seluruh manajer MU di era Premier League. Rasio kemenangannya pun hanya 25,9 persen, terendah dalam sejarah klub.

Di antara para pelatih yang diangkat selama musim berjalan, hanya Ruud van Nistelrooy (Leicester) dan Ivan Juric (Southampton) yang memiliki catatan poin per pertandingan lebih buruk dari Amorim.

Nama-nama seperti Graham Potter, David Moyes, hingga Vítor Pereira semua mencatat awal yang lebih baik bersama klub masing-masing.

5 dari 5 halaman

Lemah di Dua Kotak Penalti

Dengan kebobolan 54 gol, pertahanan Setan Merah mencatat rekor terburuk ketiga mereka di Premier League. Tetapi, justru lini serang yang menjadi masalah utama.

Total 44 gol yang dicetak menjadi jumlah paling sedikit dalam sejarah mereka di era Premier League, lebih buruk dari tim Louis van Gaal pada musim 2015–16 yang hanya mencetak 49 gol.

Dari sisi penciptaan peluang, performa MU sebenarnya tidak terlalu buruk. Berdasarkan data Understat, MU mencatatkan expected goals (xG) sebesar 56,91 — urutan ke-13 di liga.

Namun, mereka gagal mengonversi banyak peluang, dengan selisih negatif 12,91 antara xG dan jumlah gol nyata. Hanya Bournemouth (–14,62) dan Crystal Palace (–16,78) yang mencatatkan underperformance lebih buruk.

Dari 12 pemain MU yang mencetak gol di Premier League musim ini, hanya tiga yang mampu mencetak lebih banyak dari xG mereka. 

Akibat tumpulnya lini depan, MU diperkirakan kehilangan setidaknya 10 poin sepanjang musim jika mengacu pada hitungan statistik Understat. MU mengakhiri musim di posisi ke-12 secara expected points, yakni 52,24 — jauh dari 42 poin yang mereka raih secara aktual.

 

Sumber: SI

Video Populer

Foto Populer