Jude Bellingham Bintang Timnas Inggris yang Justru Terus Dipojokkan Media asal Negaranya Sendiri, Apa Alasannya?

Surat kabar Inggris langsung bereaksi. "Tuchel mengirim peringatan kepada Bellingham" adalah salah satu narasi yang paling sering diulang.

Sementara Daily Mail menyerang habis-habisan dengan halaman depan berjudul eksplosif: "Bintang yang egois itu kembali menunjukkan jati dirinya." Artikel itu bahkan mengisyaratkan bahwa tempat Jude Bellingham di Piala Dunia 2026 patut dipertanyakan.

Namun tuduhan itu runtuh satu per satu. Harry Kane mengunggah foto dirinya merayakan gol bersama Bellingham. Sebuah bantahan klaim media Inggris yang menyebutkan Bellingham bereaksi biasa saja saat Kane mencetak gol kedua. 

Protes yang dituduhkan atas pergantian pemain juga ternyata tidak pernah terekam kamera. Namun semua narasi itu sudah terlanjur menguat dan sorotan terhadap Bellingham semakin intensif.

"Perilaku adalah kuncinya," kata Tuchel coba mengecilkan kegaduhan. Ia menjelaskan keputusannya mengganti Jude Bellingham disebabkan oleh kartu kuning dan keinginan untuk memberikan jam terbang kepada Morgan Rogers.

Namun, semua itu tidak melunakkan alur cerita media. Bagi banyak media, gestur tangan sederhana yang diklaim telah dilihat beberapa wartawan—meskipun tidak ada kamera yang merekamnya—sudah cukup untuk memicu narasi egois seorang Jude Bellingham.

Konsekuensinya langsung terasa: debat TV, editorial yang mempertanyakan apakah ia harus tetap menjadi starter, dan bahkan sebuah perusahaan taruhan memasang papan reklame raksasa di luar Wembley bertuliskan: "Bellingham seharusnya tidak menjadi starter untuk Inggris."

Ian Wright, legenda Arsena memberikan analisis kenapa sosok Jude Bellingham tidak disukai media Inggris. "Mereka harus menciptakan cerita ini karena tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Dan mereka benci karena tidak bisa menghubunginya," katanya.

"Mereka benci karena tidak bisa memengaruhi kariernya secara negatif seperti yang telah mereka lakukan terhadap banyak orang lain," tambahnya. 

Bellingham memang jarang diwawancarai, selalu berusaha menghindari mixed zone dan tidak seperti Harry Kane atau Marcus Rashford, ia tidak dibentuk oleh Liga Inggris.

Ia meninggalkan Birmingham City pada usia 16 tahun untuk memulai karier abroad yang tidak biasa untuk seorang pemain Inggris.

Kebisuannya, kesuksesannya di luar negeri, dan kemandiriannya dari gelembung sepak bola Inggris telah menjadikannya sasaran empuk di tengah siklus berita yang lesu.

Sumber: Beinsports