Matthijs De Ligt Muncul Jadi Kandidat Kapten Baru MU, Casemiro Jadi Sorotan

Konsistensinya mengangkat stabilitas lini belakang dan membuatnya kembali dipanggil ke Timnas Belanda setelah sempat tersisih musim lalu.

Sikap tenang, keyakinan, serta ketepatan membaca momen bertahan juga menjadikannya nama pertama di daftar pemain pilihan Amorim.

Penampilannya terus meningkat sebelum laga tandang ke markas Tottenham menjelang jeda internasional, tetapi aksi di pertandingan tersebut menjadi titik puncak baru.

De Ligt bukan hanya kukuh saat Setan Merah harus bertahan total di babak kedua, tetapi juga menciptakan momen penting yang mengukuhkan statusnya di mata para pendukung.

Pada masa injury time, sundulan De Ligt memberi MU satu poin layak di London, sebuah gambaran semangat juangnya yang selama ini kerap hilang di skuad Setan Merah.

Karakter itu pula yang membuatnya dinilai sebagai kandidat alami pengganti Fernandes, apalagi gelandang Portugal tersebut kini diminati beberapa klub Liga Pro Saudi.

Casemiro memang sempat disebut-sebut sebagai kandidat lain setelah kebangkitan performanya belakangan ini, tetapi kecil kemungkinan gelandang Brasil itu bertahan melewati akhir musim.

Itulah mengapa, De Ligt dipandang sebagai pilihan paling logis dan keputusan yang relatif mudah jika Amorim memerlukan kapten baru.

Usai tampil heroik di Tottenham, De Ligt menyempatkan diri menuju ruang pribadi milik kompatriotnya, Micky van der Ven. Empat hari sebelumnya, Van der Ven disambut tepuk tangan keluarga dan kerabat setelah mencetak gol solo ke gawang FC Copenhagen di Liga Champions.

Kali ini, giliran De Ligt menerima pujian dari keluarga Van der Ven sebelum keduanya terbang bersama ke Belanda untuk bergabung dengan skuad Ronald Koeman.

Amorim diyakini menilai bahwa aksi-aksi "kapten masa depan" itu belum akan berhenti musim ini.

Di pusat latihan klub, para staf internal dikabarkan sangat terkesan dengan Casemiro, tetapi karena alasan yang berbeda dengan opini publik.

Gelandang berusia 33 tahun itu menuai banyak sanjungan saat tampil impresif dan mencetak gol dalam kemenangan 2-0 atas Senegal pada laga persahabatan di London pekan lalu.

Kontrolnya di lini tengah, umpan vertikal yang tajam, serta kemampuan muncul di kotak penalti lawan membuat Casemiro seakan kembali ke performa terbaiknya.

Para penggemar MU mungkin tidak terlalu terkejut karena dalam beberapa pekan terakhir, mantan bintang Real Madrid itu memang menunjukkan grafik menanjak.

Hari-hari kelam ketika analis Sky Sports, Jamie Carragher, menyebut "kaki Casemiro sudah habis", serta kritik lain yang mempertanyakan kelayakannya memperkuat MU, kini seolah hilang.

Amorim konsisten memercayakannya sebagai jangkar lini tengah, dan Casemiro membayar kepercayaan itu.

Staf pelatih pun tidak heran melihat kebangkitan tersebut. Mereka menyaksikan langsung bagaimana Casemiro bekerja keras sejak kembali ke latihan pramusim, termasuk sesi tambahan bersama Lisandro Martínez setelah rekan-rekan lain pulang.

Hasilnya, menjelang usianya yang ke-34 pada Februari nanti, Casemiro tampil lebih bugar, lebih ramping, dan berada pada kondisi terbaik sejak datang ke Old Trafford pada Agustus 2022.

Situasi ini menempatkan Amorim dan jajaran direksi klub pada dilema: apakah mengaktifkan opsi perpanjangan 12 bulan, atau melepasnya secara gratis musim panas nanti.

Carlos Baleba, Elliot Anderson, Joao Gomes, Conor Gallagher, Adam Wharton adalah nama-nama gelandang yang dikaitkan dengan MU, dan yang makin panjang setiap pekan.

Upaya menemukan gelandang jangkar baru untuk menggantikan Casemiro dianggap sebagai satu di antara keputusan terpenting di internal klub.

Keberhasilan menentukan sosok yang tepat akan melanjutkan progres yang mulai dibangun Amorim. Sebaliknya, kesalahan memilih pemain dapat menghambat proyek jangka panjang pelatih asal Portugal itu.

Itulah mengapa, pencarian MU berlangsung ke seluruh penjuru dunia. Seorang pencari bakat klub bahkan menyebut jaring pencarian jauh lebih luas dibanding nama-nama yang beredar publik.

Di era baru, Direktur Teknik, Jason Wilcox, dan tim rekrutmen tidak lagi bekerja dengan pola lama yang mengandalkan belanja besar demi mendatangkan pemain tertentu.

MU kini mengutamakan pemain yang sudah terbukti kualitasnya, sesuai nilai investasi, memiliki potensi nilai jual kembali, dan cocok dengan DNA baru klub.

Dan, arahan tersebut datang bukan hanya dari Wilcox, melainkan juga dari Amorim.

Sumber: Give Me Sport