Alexander Isak Dinilai Begitu Mengecewakan hingga Liverpool Merindukan Darwin Nunez

Isak baru mendapat "pra-musim" bersama Liverpool mulai 1 September. Apakah dalam kesepakatan transfernya disertakan bahwa masa adaptasinya akan berlangsung setengah musim? Dengan banderol 125 juta paun, wajar bila ekspektasinya lebih tinggi.

Satu gol Premier League sebelum Natal saja belum terwujud, belum lagi permintaan sederhana seperti sprint sesekali atau usaha merebut bola dari bek lawan yang lengah.

Di antara banyak tanda tanya terkait minimnya kontribusi Isak, satu hal sulit diabaikan: seberapa jauh kebugarannya merosot saat ia menjauh dari Newcastle United secara sengaja? Saat itu diberitakan ia berlatih di Real Sociedad. Bila benar, seperti apa tempat latihan yang ia gunakan di sana?

Jika kamp latihannya hanya berisi jogging ringan, ia mempraktikkannya dengan sempurna saat kembali dimainkan akhir pekan lalu. Dalam 68 menit, ia tak melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran, tak memenangi duel, tak melakukan tekel, dan tak menciptakan peluang.

Liverpool dulu memiliki lini depan penuh pekerja keras; tekanan tertinggi yang Isak tunjukkan sejauh ini justru menjaga setelan jas klubnya tetap rapi.

Ironisnya, Darwin Nunez, pemain yang digantikannya, pernah habis dikritik, meski tampil jauh lebih berbahaya. Nunez memang sering salah langkah dan kurang rapi, tetapi ia selalu menghadirkan ancaman.

Sementara pada laga terakhir, kehadiran Isak nyaris tak terasa hingga angka di papan pergantian menyala.

Kontribusi minim itu bukan hanya tanggung jawab Isak seorang. Performa kolektif tim membuatnya terlihat lebih menyerupai Christian Benteke versi Liverpool daripada Nunez, apalagi Roberto Firmino yang menjadi standar nomor 9 dalam beberapa musim terakhir.

Situasi serupa juga terjadi pada Wirtz yang sejauh ini tampil lebih mirip Nigel Clough ketimbang Peter Beardsley seperti harapan awal.

Elemen-elemen yang menjadikan Liverpool begitu tangguh musim lalu kini seakan menghilang. Hampir semua area permainan menurun. Absennya beberapa pemain dan kebutuhan membangun hubungan baru bisa menjadi penjelasan, meski bukan pembenaran.

Bila sebelumnya tim dan pelatih mampu mengatasi tekanan, musim ini mereka justru panik dan mengubah situasi buruk menjadi lebih parah.

Optimisme bahwa keadaan akan membaik tetap terdengar. Dengan kualitas skuad Slot, kemungkinan peningkatan memang besar. Namun, kedatangan pemain baru yang belum menunjukkan standar yang diharapkan membuat situasinya makin tertekan.

Padahal, musim ini direncanakan sebagai langkah maju dari posisi kuat, bukan justru langkah mundur untuk memulai kembali musim berikutnya.

Chairman Liverpool, Tom Werner, menyaksikan langsung kekalahan 0-3 dari Forest dari tribune direksi, kemungkinan besar langsung menyampaikan laporan internal mengenai performa buruk tersebut kepada rekan-rekannya di FSG.

Imbauan untuk bersabar mungkin masih bertahan satu pekan lagi, tetapi kenyataannya para pemilik klub kini harus melihat rekrutan mahal mereka dengan kekhawatiran makin besar, alih-alih menemukan emas, yang muncul justru debu di saku.

Kapten Liverpool, Virgil van Dijk, mengakui bahwa juara Premier League tersebut berada dalam kondisi kacau dan dilanda rasa panik setelah menelan enam kekalahan dalam tujuh laga terakhir. Kekalahan 0-3 dari Nottingham Forest menjadi pukulan terbaru.

Van Dijk menekankan pentingnya tanggung jawab kolektif untuk menghentikan tren buruk ini. Ia mengakui tim langsung kehilangan arah setelah kebobolan dari situasi bola mati pada menit ke-32, padahal Liverpool memulai laga dengan baik dan menciptakan beberapa peluang emas.

Lebih mengkhawatirkan lagi, pola kesalahan serupa sering terjadi sejak Liverpool membuka musim dengan meraih lima kemenangan beruntun. Sejak itu, mereka hanya menang sekali di Premier League.

"Setengah jam pertama berjalan bagus. Kami menciptakan peluang dan ada beberapa momen dengan umpan silang yang seharusnya menjadi tap-in. Kami mengancam. Tapi, setelah kebobolan, kepanikan muncul. Sebagai tim, Anda harus tetap tenang dan melakukan hal yang benar. Kami tidak melakukannya, dan itu sulit diterima," ujar Van Dijk, mengenai kekalahan beruntun dengan selisih tiga gol, yang pertama sejak 1965.

Ia menambahkan bahwa awal babak kedua pun tampil buruk dan keseluruhan pertandingan menjadi sangat mengecewakan.

Kritik juga mengarah kepada proses rekrutmen musim panas dan apakah Slot dapat mengeluarkan kemampuan terbaik para pemain baru. Van Dijk mengakui tim telah mengecewakan sang pelatih.

"Kami menjalani persiapan tiga atau empat hari yang bagus, tapi dalam pertandingan, Anda berhadapan dengan fakta. Kami kebobolan dari situasi bola mati di babak pertama dan gol buruk di awal babak kedua. Kami jelas mengecewakannya, dan juga mengecewakan diri sendiri," ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa seluruh pemain harus bertanggung jawab dan saling membantu keluar dari situasi sulit ini.

"Saat ini kami memang dalam kekacauan, itu faktanya. Sebagai juara, kami tidak boleh berada di posisi seperti ini. Apa yang akan kami lakukan? Kami harus berusaha membalikkan keadaan, itu mentalitas yang harus dimiliki semua orang."

Van Dijk menegaskan para pemain tak boleh hanya memikirkan diri sendiri.

"Anda harus ambil tanggung jawab di lapangan. Anda harus mengikuti tekanan ketika rekan menekan. Hal-hal dasar itu tidak cukup kami lakukan. Semuanya, termasuk pemain cadangan yang masuk, harus memikirkan hal itu," ucap kapten Timnas Belanda itu.

Ia menutup dengan pernyataan tegas.

"Anda tidak bisa kalah 0-3 di kandang. Kami kebobolan terlalu banyak, kalah duel, dan semua orang bertanggung jawab. Anda harus menjadi 'laki-laki', menghadapi situasi ini, dan bangkit berulang kali. Kalau Anda ingin menyerah, Anda berada di tempat yang salah," katanya.

Sumber: Telegraph