Sukses


6 Sindiran Jorge Lorenzo pada Valentino Rossi di MotoGP 2015

Bola.com, Jerez - Keberhasilan Jorge Lorenzo merebut gelar juara dunia MotoGP 2015 tak terlepas dari insiden yang mewarnai jalannya balapan musim lalu.

Lorenzo seakan mendapatkan keuntungan dari pertikaian yang melibatkan rekan setimnya di Yamaha, Valentino Rossi dan pebalap Repsol Honda, Marc Marquez.

Semua bermula sejak clash di Sepang, 25 Oktober 2015. Saat itu sebelum race, Lorenzo masih tertinggal 11 poin dari The Doctor. Peluangnya untuk menjadi kampiun masih 50-50.

Namun, gelar juara dunia menjadi semakin dekat dari jangkauan saat Rossi mendapat hukuman penalti tiga poin dari Direktur Lomba. Rossi dihukum karena dianggap berusaha membuat Marquez melebar dari lintasan dan akhirnya terjatuh saat tengah balapan.

Rossi akhirnya harus memulai balapan di GP terakhir Valencia dari posisi paling belakang. Hal itu jelas memberikan keuntungan tersendiri bagi Lorenzo.

Lorenzo yang berhasil meraih pole di Sirkuit Ricardo Tormo mampu mempertahankan posisinya sepanjang balapan. Ia pun keluar sebagai juara karena di klasemen akhir unggul lima angka atas Rossi yang hanya finis di posisi keempat.

Namun selepas GP Valencia, banyak pihak termasuk Rossi menuding keberhasilan Lorenzo menjadi kampiun karena bantuan Marquez. Tak terima dengan pernyataan-pernyataan miring tersebut, Lorenzo pun balas mengkritik Rossi.

Berikut adalah tujuh sindiran tajam Lorenzo kepada Valentino Rossi selama musim 2015:

2 dari 7 halaman

1

1. Adu Statistik (9 November 2015)

"Jika Anda melihat statistik, dibandingkan Rossi, saya mengalahkan dia di semua aspek. Semuanya."

Sindiran tersebut dilontarkan Lorenzo karena menilai catatan statistiknya lebih baik daripada Rossi.

Dari total 18 seri yang digelar di musim ini, pebalap asal Spanyol itu tercatat memenangi tujuh balapan. Sedangkan Rossi hanya empat. Lalu, untuk urusan pole position, Lorenzo meraihnya lima kali. Sedangkan The Doctor cuma bisa satu kali menempati posisi itu.

Berdasarkan data itulah, Lorenzo meyakini layak disebut sebagai juara sejati. Apalagi, di seri balap pamungkas di GP Valencia, X-Fuera menunjukkan dominasinya dengan meraih pole position sekaligus memenangi balapan.

3 dari 7 halaman

2

2. Rossi Gagal Juara karena Kesalahan Sendiri (11 November 2015)

"Tapi, kami semua melakukan kesalahan dan saat di Sepang, Rossi membuat kesalahan yang membuat gelar juaranya kandas."

Menurut Lorenzo, Rossi kehilangan gelar juara karena kesalahan yang dibuatnya sendiri di Sirkuit Sepang, Malaysia. Ia menciptakan insiden dengan Marquez yang pada akhirnya malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

4 dari 7 halaman

3

3. Tidak Pernah Berteman dengan Rossi (13 November 2015)

"Valentino dan saya tak pernah menjadi teman, itu bukan ingin mengejutkan Anda karena itulah kenyataannya. Dia bukan musuh saya, dia rival saya."

Lorenzo mengaku tak pernah bisa berteman baik dengan rekan setimnya, Valentino Rossi. Ini bisa menjadi sinyal kerja sama antara keduanya di Yamaha tak bakal bertahan lama. Hal ini menjadi kenyataan karena Lorenzo memutuskan untuk tak memperpanjang kontrak dengan Yamaha dan akan memperkuat Ducati di musim 2017.

5 dari 7 halaman

4

4. Rossi Pintar Berbicara di Hadapan Media (17 November 2015)

"Valentino selalu pintar bicara ke media, tapi Anda tak bisa selalu benar. Anda harus memahami apa hal terbaik yang harus dilakukan atau dikatakan."

X-Fuera menyindir pebalap Italia tersebut lantaran kerap berbicara di media soal konspirasi Spanyol pada balapan MotoGP Malaysia dan Valencia, yang menjadi dua seri balap terakhir musim 2015. Lorenzo menilai Rossi pandai menempatkan diri sebagai "korban" di media.

6 dari 7 halaman

5

5. Rossi Beri Pengaruh Buruk untuk Fans (24 November 2015)

"Untuk waktu yang lama, dalam balapan motor ada rasa saling menghormati antara fans dan pebalap. Meski mendukung pebalap yang berbeda, mereka selalu respek dengan yang lain. Sekarang ini berubah. Rossi adalah seorang pebalap yang memiliki kekuatan paling besar untuk mengubah perilaku penggemarnya."

Lorenzo menilai pebalap seperti Valentino Rossi telah memberikan pengaruh buruk bagi fans MotoGP. Menurutnya, fans kini tak punya lagi rasa hormat kepada orang lain.

Secara khusus juara dunia tiga kali itu mencontohkan sikap tak terpuji dari fans Rossi. Rossifumi - julukan fans Rossi - pernah mengejek dan menyoraki Lorenzo saat naik podium di GP Malaysia.

Menurut pebalap berusia 28 tahun itu, bukan hanya dirinya yang mengalami hal tersebut. Lorenzo mengklaim Casey Stoner juga pernah mendapat perlakuan yang sama dari Rossifumi.

Hal yang serupa kembali dialami Lorenzo yang meraih gelar juara di MotoGP Italia, Minggu (22/5/2016). Ia naik podium tertinggi dan dicemooh penonton yang sebagian besar adalah pendukung Rossi. Para fans Rossi tentu kecewa karena idola mereka yang menjadi local hero di Mugello harus berhenti di lap delapan karena mesin motor yang rusak.

7 dari 7 halaman

6

6. Rossi Bisa Saja Juara, asal.. (11 Desember 2015)

"Rossi membuat kesalahan, ia menyerang Marquez dan menuduhnya dengan hal-hal serius. Jika saja ia dengan tenang mau berbicara empat mata dengan Marquez, tanpa mengumbar di media, maka semua hal menjadi berbeda."

Menurut Lorenzo, Rossi sangat mungkin tampil sebagai juara MotoGP musim lalu andai ia bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, tanpa mengumbar-umbar polemik di hadapan media.

Video Populer

Foto Populer