Sukses


Marc Marquez: Musuh Terbesar Saya adalah Valentino Rossi

Bola.com, Montmelo - Pebalap Honda, Marc Marquez, belum bisa bernapas lega meski sedang memimpin klasemen sementara MotoGP 2016. Si Bayi Alien masih harus mewaspadai ancaman para rival, terutama dari rider Yamaha, Valentino Rossi.

Pesaing terdekat Marquez di klasemen saat ini bukan Rossi, melainkan Jorge Lorenzo. Pebalap asal Spanyol itu unggul 24 poin atas sang kompatriot. Sementara itu, Rossi ada di peringkat ketiga.

Namun, di mata Marquez, Rossi menjadi musuh terbesarnya dalam usaha merebut titel MotoGP ketiga. Di usia yang sudah menginjak 37 tahun, pebalap veteran asal Italia itu masih mampu bersaing di level tertinggi menghadapi lawan yang lebih muda seperti Marquez dan Lorenzo.

"Saat ini, pebalap terkuat di trek adalah Valentino Rossi. Dia sangat konsisten. Tak peduli bagaimana pun kondisi trek, baik hujan atau kering, bahkan saat grip tak bagus, Rossi tetap bisa tampil cepat," kata Marquez selepas mengikuti lomba lari amal Allianz Night Run di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Spanyol, pada akhir pekan lalu, seperti dikutip dari Auto Bild.

Menurut Marc Marquez, Rossi lebih kompetitif ketimbang tahun lalu saat hampir jadi juara dunia. Dia merasa Rossi lebih agresif dan cepat saat lomba.

"Karena itu, Rossi jadi lebih banyak melakukan kesalahan," ujar Marquez.

Dari delapan seri yang sudah digelar pada musim ini, Rossi sudah tiga kali gagal finis. Pada titik yang sama tahun lalu, Rossi tak pernah absen naik podium. Jumlah kemenangannya pun lebih banyak tahun lalu, yakni tiga berbanding dua.

Apa yang dialami Rossi berkebalikan dengan Marquez. Pencapaian Marquez pada tahun ini justru lebih baik daripada musim lalu. Jika musim lalu dia sudah tiga kali gagal finis dari delapan seri awal, tahun ini dia selalu menyelesaikan lomba. Di antara tiga pebalap teratas di klasemen, hanya Marquez yang selalu meraih poin pada setiap balapan.

Pada MotoGP 2016, Marc Marquez memang lebih dewasa. Sadar motor Honda kalah kompetitif dari Yamaha milik Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, dia lebih realistis dalam menjalani balapan. Marquez lebih memilih masuk finis ketimbang memaksakan diri dan terjatuh seperti yang terlihat pada balapan basah di Assen, 26 Juni. Jika mampu mempertahankan konsistensi hingga akhir musim, bukan tak mungkin Marquez kembali jadi juara dunia seperti pada 2013 dan 2014.

Video Populer

Foto Populer