Sukses


Valentino Rossi Diprediksi Sulit Jegal Maverick Vinales

Bola.com, Roma - Direktur Teknis tim Moto3 Leopard Racing, Christian Lundberg, mengatakan satu-satunya pebalap yang bisa menjegal Maverick Vinales pada MotoGP 2017 bukan rekan setimnya di Movistar Yamaha Valentino Rossi, melainkan sang juara dunia bertahan, Marc Marquez (Repsol Honda).

"Hanya Marquez yang bisa membuat Vinales kesulitan. Namun, Marquez punya masalah. Saat ini motor Honda tak sekompetitif Yamaha dan itu membuat Marquez agak gugup karena dia tak punya paket motor sempurna seperti pada dua musim awal di MotoGP," kata Lundberg dalam wawancara dengan media Italia, Diario Motori, 31 Maret 2017.

"Rivalitas antara Vinales dan Marquez sudah terlihat sejak kecil. Marquez selalu jadi referensi Vinales karena dia selalu telat selangkah dari sang rival dalam jenjang karier. Saat pertama kali menguji motor KTM 125cc dalam usia 14 tahun, Vinales sudah lebih cepat di tikungan daripada Marquez yang sudah lebih berpengalaman. Fakta tersebut membuat Vinales terkejut dan sejak momen itu dia menjadikan Marquez sebagai rival di masa depan," ujar Lundberg.

Lundberg merupakan seorang pemandu bakat terkenal di kelas Moto3. Dia telah banyak menemukan talenta muda berbakat dan memolesnya menjadi pebalap hebat. Salah satu pebalap yang pernah merasakan sentuhan magis Lundberg ialah Vinales saat debut di kelas 125cc kejuaraan dunia balap motor grand prix bersama tim Aprilia Bluesens pada 2011.

"Kami beruntung pernah memoles Vinales saat masih hijau. Sejak awal kami sudah yakin dia bakal jadi pebalap hebat. Dia kini sudah membuktikan memiliki atribut untuk menjadi juara dunia MotoGP. Vinales merupakan pebalap yang punya kecepatan alami. Sejak masih muda Vinales selalu menjuarai ajang balap yang dia ikuti," kata Lundberg.

Lundberg mengatakan Vinales kini sudah menjadi pebalap yang lengkap. Di mata Lundberg, dua musim pertama Vinales di MotoGP bersama Suzuki telah membuatnya menjadi pebalap yang dewasa.

"Vinales bukan lagi pebalap berusia 15 tahun. Dia telah berkembang dan mampu menatap balapan dengan visi berbeda. Dua musim bersama Suzuki menurut saya telah mengubahnya menjadi lebih dewasa dan termotivasi. Sadar tak punya motor terbaik, dia mampu mengeluarkan kemampuan terbaik motor hingga akhirnya sukses meraih kemenangan. Hal itu membuatnya sadar bahwa pebalap juga bisa menjadi pembeda di MotoGP," kata Lundberg.

Bukti kedewasaan Vinales menurut Lundberg tampak nyata saat dia menjuarai balapan pembuka musim 2017 di Sirkuit Losail, Qatar, 26 Maret.

"Lihat saja caranya memenangi MotoGP Qatar. Start dari pole, dia bisa saja langsung melesat seperti Johann Zarco. Namun, dia sadar kondisi trek tak memungkinkan untuk langsung menggeber motor hingga limit dan memilih waktu yang tepat untuk menyerang. Hasilnya, Zarco membuat kesalahan dan jatuh. Sementara itu, Vinales yang mempelajari karakteritisk motor dan trek lebih dahulu bisa melewati Andrea Dovizioso dan Valentino Rossi yang lebih berpengalaman dan akhirnya jadi juara," ujar Lundberg.

Video Populer

Foto Populer