Bola.com, Jakarta - Marc Marquez dan Repsol Honda begitu dominan di ajang MotoGP beberapa musim terakhir. Berulang kali, titel juara dunia pembalap, konstruktor sampai tim menjadi milik kolaborasi maut ini.
Namun superioritas Marc Marquez dan Honda seketika sirna pada awal musim MotoGP 2020. Kini mereka bahkan berpotensi kehilangan tiga titel juara dunia sekaligus.
Baca Juga
Ragnar Oratmangoen Bandingkan Gaya Bermain Shin Tae-yong di Timnas Indonesia dengan Pelatihnya di Eropa
Perempat Final Piala Asia U-23 2024: Striker Andalan Korsel yang Berbahaya untuk Pertahanan Timnas Indonesia U-23 Rupanya Sedang Wamil
Kepada Media Timur Tengah, Erick Thohir Bercerita Mengenai Keberhasilan Timnas Indonesia Lolos dari Fase Grup Piala Asia U-23 2024
Advertisement
Alasannya adalah Marquez yang mengalami cedera. Kecelakaan pada balapan MotoGP Jerez ternyata awal dari semua malapetaka. Kini sang pembalap sudah dipastikan absen pada seri ketiga MotoGPP 2020 di Sirkuit Brno, Republik Ceska, akhir pekan ini.
Masalahnya Honda tak punya pembalap yang selevel atau bahkan mendekati sosok Marquez. Muaranya kini pabrikan asal Jepang ini nyaris tidak punya pembalap andalan untuk bersaing.
Ujung dari semua masalah ini adalah fakta Honda mengembangkan motor RC213V untuk mendukung performa Marquez. Nilai minusnya ketika Marquez tidak ada, praktis pembalap Honda lain kesulitan berprestasi.
Hal di atas pernah diindikasikan oleh pembalap tim satelit LCR Honda, Cal Crutchlow yang kini juga belum 100 persen fit akibat cedera.
"Melihat data milik Marquez atau mengikuti gaya balapnya saat menaklukkan motor Honda, tidak akan ada yang bisa," Crutchlow menerangkan.
Faktanya banyak pembalap hebat gagal kompetitif bersama Honda. Dari Dani Pedrosa yang prestasinya menurun drastis sejak kedatangan Marc Marquez di Honda. Seorang juara dunia MotoGP tiga kali, Jorge Lorenzo bahkan tak pernah finis 10 besar dan berakhir pensiun.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Contoh Yamaha
Dalam hal pengembangan motor, Honda sepertinya harus mencontoh pabrikan asal Jepang lainnya, Yamaha. Terlepas dari faktor motor YZR-M1 masih punya kelemahan, kini semua pembalap Yamaha bisa kompetitif.
Dari Maverick Vinales dan Valentino Rossi di tim pabrikan. Sampai Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli yang memperkuat tim Petronas Yamaha.
Advertisement
Pada dua balapan pertama MotoGP 2020, Fabio Quartararo bahkan sukses sapu bersih kemenangan. Kini ia jadi kandidat kuat perebut titel juara dunia dari tangan Marc Marquez.
Langkah Yamaha yang mengembangkan motor tanpa berkiblat kepada satu pembalap terbukti sebagai langkah tepat ketimbang strategi Honda saat ini yang mendewakan sosok Marc Marquez.
Yamaha juga berpikiran terbuka saat Valentino Rossi meminta setelan motor sesuai keinginannya. Meski The Doctor harus bersusah payah meyakinkan pihak Yamaha.
Advertisement
Langkah Honda Merekrut Pol Espargaro
Sebenarnya pihak Honda sudah mulai sadar bahwa strategi pengembangan motor yang hanya menguntungkan sosok Marc Marquez kurang tepat.
Buktinya adalah perekrutan Pol Espargaro dari KTM untuk MotoGP 2021. Jelas, tim Honda ingin ada pembalap yang bisa menandingi sosok Marquez. Bukan seperti Alex Marquez yang hanya sekadar jadi hiasan di tim.
Advertisement
Tapi jika melihat kejadian yang terjadi pada awal musim ini, tidak salah menyebut, strategi Honda dalam pengembangan motor sudah salah besar.
Ya, benar Marquez memang hebat. Namun pada akhirnya, juara dunia MotoGP enam kali ini juga manusia biasa. Dan kini ketika Marquez tidak ada, Honda tak punya sosok pembalap yang bisa diandalkan.
Â