Sukses


3 Pembalap MotoGP Ini Terang-terangan Pelajari Jorge Lorenzo, Siapa Saja? Bagaimana Hasilnya?

Bola.com, Jakarta - Lima kali juara dunia, Jorge Lorenzo, memang sudah pensiun dari MotoGP pada akhir 2019. Namun, ternyata ia masih dijadikan patokan utama oleh beberapa pembalap muda.

Para rider Ducati bahkan masih menggunakan data yang ia kumpulkan, meski ia hanya membela pabrikan Italia itu pada 2017 dan 2018.

Jorge Lorenzo sempat membela Yamaha sembilan musim. Selama itu pula, ia meraih tiga gelar MotoGP. Ia pun dinilai sejiwa dengan YZR-M1. Valentino Rossi bahkan sampai meminta Yamaha menggaet Lorenzo sebagai test rider pada 2020, karena yakin Lorenzo lah rider terbaik yang bisa dijadikan acuan untuk pengembangan M1.

Pada 2017, Jorge Lorenzo pindah ke Ducati. Selama 1,5 musim, ia terseok-seok di atas Desmosedici. Namun, ia menuntut perubahan bentuk tangki bahan bakar di Mugello, dan sejak itu ia menggila. Sayangnya, kejayaan itu datang terlambat karena kala itu Lorenzo sudah memutuskan pindah ke Repsol Honda untuk musim 2019.

Meski sudah tak balapan, kehebatan Lorenzo di Yamaha dan Ducati ternyata belum juga luntur hingga kini. Banyak pembalap muda yang berdatangan justru menjadikannya acuan untuk tampil kompetitif di lintasan.

Beberapa di antaranya berhasil bertarung di papan atas dan bahkan ikut meramaikan perebutan gelar dunia. Siapa saja sih pembalap-pembalap itu? Berikut analisisnya.

2 dari 4 halaman

1. Pecco Bagnaia

Musim ini, Pecco Bagnaia menjadi rival terberat Quartararo dalam perebutan gelar. Bagnaia mengakui, musim perdananya di MotoGP sangatlah berat karena ia sulit beradaptasi dengan Desmosedici. Namun, semua mulai berubah pada musim 2020, ketika ia mulai lebih tekun mempelajari data Lorenzo dari musim 2018.

"Saya kerja keras memperbaiki pengereman, karena pada musim perdana, saya mengalami banyak masalah dia area itu. Jelang akhir 2019, saya fokus pada area ini. Pada 2020, saya pun mengalami kemajuan. Saya juga bekerja keras dengan motor jalanan demi lebih baik mengendalikan ban depan," tutur Bagnaia via Speedweek, Senin (27/9/2021).

Bagnaia memang diketahui rajin berlatih dengan Panigale V4 di trek-trek Italia dan Spanyol, dan menurutnya ini sangat membantu karena karakternya mirip Desmosedici. "Satu hal baik soal Panigale kami adalah, dari sudut pandang gaya balap dan ban, perilaku bagian depannya sangat mirip dengan motor MotoGP kami," ujarnya.

"Pasalnya, ketahanan ban Michelin dan konstruksinya juga mirip. Jadi, saya saya bekerja keras dengan ban dan motor kami, ditambah data dari Jorge Lorenzo. Kini saya bisa mengerem selambat mungkin, namun saya juga bisa menghadirkan perbedaan lebih besar ketika masuk tikungan," lanjut pembalap berusia 24 tahun ini.

3 dari 4 halaman

2. Jorge Martin

Musim ini, Jorge Martin berstatus debutan. Namun, ia sukses menggebrak dengan tiga pole, tiga podium, dan satu kemenangan di Styria. Lewat MotoGP.com, Selasa (2/11/2021), ia mengaku hasil itu ia raih berkat saran dari Lorenzo, yang juga memenangi balapan di Sirkuit Red Bull Ring pada 2018.

Martin mengaku, sebelum berangkat ke Austria untuk menjalani balapan tersebut, ia mengunjungi rumah Lorenzo yang ada di Lugano, Swiss. Di sana, juara dunia Moto3 2018 ini mendapatkan beberapa saran, terutama taktik mengendarai Desmosedici. Ternyata, nasihat-nasihat Lorenzo sangat ampuh.

"Saya sempat pergi ke Lugano, ke rumah Jorge Lorenzo, sebelum pergi ke Austria. Saya pun mendapatkan banyak pelajaran. Saya mengubah gaya balap, dan saya berterima kasih padanya karena ia memberikan beberapa nasihat," ungkap Martin, yang menyebut saran-saran Lorenzo ia terapkan pada setup motornya.

"Kami mengubah beberapa hal kecil, membuat posisi berkendara saya sedikit mirip dengannya. Pasalnya, gaya balap kami mirip. Ia lima kali juara dunia, sangat kuat. Saya rasa ia salah satu rider terbaik dalam sejarah. Perubahan ini sangatlah penting, jadi untuk bagian kecil itu, saya berterima kasih padanya," tutupnya.

4 dari 4 halaman

3. Fabio Quartararo

MotoGP 2021 adalah tahun ketiga Fabio Quartararo di MotoGP, dan kini ia berhasil menyemat gelar dunia. Banyak pihak yakin kesuksesannya menyatu dengan karakter M1 disebabkan gaya balapnya yang mirip dengan Lorenzo. Quartararo punya opini serupa, tapi mengaku musim ini gaya balapnya sudah jauh berbeda dibanding dulu.

"Saya ingin jadi orang yang berbeda dari Jorge. Namun, gaya balap saya memang mirip dia. Saat merebut gelar, Jorge punya gaya balap yang halus. Yamaha seperti itu juga pada 2019, dan saya mirip dengan Jorge dulu. Lap cepat tampak lamban. Tapi tahun ini gaya balap saya sangat berubah," ujar Quartararo via Motorsport Total, Rabu (3/11/2021).

"Kini saya mencatat lap cepat pada limit performa. Anda bisa lihat ini dari TV. Ada perubahan besar di Yamaha dan kini Anda harus berkendara lebih agresif. Tapi sudah jelas Jorge dan Vale adalah referensi utama Yamaha, karena mereka membela pabrikan ini begitu lama dan sama-sama legenda," lanjut rider 22 tahun ini.

Quartararo pun uniknya menjadi juara dunia pertama Yamaha sejak Lorenzo, yang terakhir kali mempersembahkan gelar kepada pabrikan Garpu Tala pada 2015 lalu.

Video Populer

Foto Populer