Selama Ini Salah Kaprah, Minyak Bumi Ternyata Bukan dari Fosil Dino

Müller menjelaskan bahwa ketika alga dan plankton yang mati ratusan juta tahun yang lalu tenggelam ke dasar laut, mereka akan tertimbun oleh lapisan sedimen.

Dalam kondisi bertekanan tinggi dan dengan kadar oksigen yang rendah, jasad mikroorganisme ini perlahan-lahan berubah menjadi minyak bumi setelah melewati proses geologis yang berlangsung selama jutaan tahun.

Minyak yang terbentuk kemudian merembes ke atas hingga terperangkap di dalam lapisan batuan yang tidak dapat ditembus.

Pada saat inilah manusia perlu melakukan pengeboran untuk mengeluarkannya, dan dalam beberapa situasi, bencana alam dapat menyebabkan pelepasan minyak secara alami.

Sementara itu, anggapan bahwa dinosaurus baik yang hidup di laut maupun di darat, seperti Tyrannosaurus rex, berperan dalam pembentukan minyak bumi, dianggap tidak berdasar secara ilmiah.

Hal ini disebabkan oleh jumlah mereka yang relatif kecil jika dibandingkan dengan mikroorganisme laut, serta fakta bahwa jasad dinosaurus tidak memenuhi kondisi geologis tertentu yang diperlukan untuk menghasilkan minyak.

"Lingkungan yang dibutuhkan untuk pembentukan minyak harus sangat rendah oksigen. Sedangkan jasad dinosaurus yang mati di laut kemungkinan besar akan langsung dimakan oleh hewan laut lain sebelum sempat terkubur dan mengalami proses geologis," ungkap Müller.

Penjelasan ini juga menjawab pertanyaan mengapa tulang-tulang dinosaurus tidak ditemukan di seluruh permukaan Bumi, meski mereka pernah mendominasi daratan jutaan tahun yang lalu.