Sukses


Bea Cukai Amankan 1,79 Juta Batang Rokok Ilegal, yang Rugikan Negara Rp1,33 miliar

Akhmad Rofiq, Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng-DIY, mengungkapkan bahwa sebagian besar rokok tersebut didistribusikan melalui jalur darat.

Bola.com, Jakarta - Masih terdapat tantangan besar terkait peredaran rokok ilegal di kawasan Jawa Tengah dan DIY. Sampai dengan bulan September 2025, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah melakukan penyitaan terhadap 1,79 juta batang rokok dari berbagai merek yang tidak memiliki pita cukai resmi.

Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng-DIY, Akhmad Rofiq, mengungkapkan bahwa sebagian besar rokok ilegal ini beredar melalui jalur darat, terutama di jalur tol utara dan selatan yang dikenal sebagai titik rawan untuk distribusi barang ilegal.

Ia menambahkan bahwa kasus penindakan terhadap rokok ilegal masih mendominasi dibandingkan dengan barang-barang ilegal lainnya yang berhasil ditangkap sepanjang tahun 2025.

"Rokok ilegal, ini yang cukup dominan. 1,79 juta batang rokok ilegal berbagai merek tanpa pita cukai. Ini penindakan dominan jalur utara dan jalur selatan," ungkap Akhmad Rofiq di Kudus, Jawa Tengah, pada hari Jumat (3/10).

Menurut catatan pihaknya, barang-barang yang disita ini berpotensi menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi negara. Dari perhitungan yang dilakukan, negara mengalami kerugian sekitar Rp1,33 miliar, sementara total nilai ekonomis dari rokok ilegal tersebut mencapai Rp2,6 miliar. Angka yang signifikan ini menunjukkan betapa luasnya praktik distribusi rokok ilegal di wilayah Jawa Tengah dan DIY.

"Kerugian negara sekitar Rp1,33 miliar dan nilainya Rp2,6 miliar," jelasnya.

Video Timnas Indonesia

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Jalur Tol Distribusi

Bea Cukai telah mengidentifikasi adanya pola distribusi yang dilakukan secara konsisten oleh para pelaku peredaran rokok ilegal.

Mayoritas pengiriman rokok tersebut memanfaatkan transportasi darat, khususnya melalui jalur tol, karena dianggap lebih cepat dan efisien untuk menjangkau berbagai kota di Jawa Tengah maupun daerah sekitarnya.

"Kebanyakan transportasi lewat tol," imbuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku berusaha memanfaatkan infrastruktur yang ada untuk memperlancar kegiatan ilegal mereka.

Tidak tinggal diam, Bea Cukai mengambil langkah-langkah proaktif. Melalui patroli rutin, pemantauan intelijen, serta kerja sama yang erat dengan aparat penegak hukum (APH), mereka berhasil menggagalkan beberapa pengiriman besar.

"Penindakan kita kolaborasi Direkturat PII Kantor Pusat dan APH serta Jajaran Bea Cukai Lingkup Jawa Tengah dan DIY," ujarnya. Dengan upaya kolaboratif ini, diharapkan peredaran rokok ilegal dapat ditekan dan ditangani secara lebih efektif.

3 dari 3 halaman

Semarang Terendah Rokok Ilegal di Indonesia

Meskipun kasus peredaran rokok ilegal di Jawa Tengah terbilang cukup tinggi, terdapat pencapaian yang menggembirakan dan layak untuk diapresiasi. Menurut survei yang dilakukan oleh Independent Center for Indonesia Strategic Development Initiative (CISDI) pada bulan April 2025, prevalensi rokok ilegal di Kota Semarang tercatat sebagai yang terendah di Indonesia, yakni hanya 1,86 persen.

"Kami bersyukur dan berterima kasih karena berdasarkan hasil survei. Ini Pak Menteri kami sampaikan hasil survei berdasarkan dari Independent Center for Indonesia Strategic Development Initiative (CISDI). Bertajuk rokok ilegal.

Studi dari survei kemasan rokok dari enam kota Indonesia. Di Alhamdulillah April 2025 dilaksanakan, Kota Semarang mencatat prevalensi rokok ilegal paling rendah itu 1,86 persen," jelasnya.

Selain itu, Bea Cukai juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berkontribusi dalam mengawasi peredaran rokok ilegal. Dengan adanya partisipasi dari publik, diharapkan upaya pemberantasan dapat berjalan lebih efektif dan kerugian yang dialami negara dapat terus diminimalisir.

Video Populer

Foto Populer