Ternyata Ini Cara Otak Membuat Kita Tak Bisa Lepas dari Musik

Bagaimana otak membuat kita kecanduan musik? Ini penjelasan ilmiahnya.

Bola.com, Jakarta - Hampir setiap orang memiliki lagu favorit yang selalu menemani dalam berbagai suasana, baik di momen bahagia maupun saat sedih. Namun, apa sebenarnya yang membuat musik begitu melekat dalam kehidupan manusia?

Menurut laporan BBC, Senin (3-11-2025), rahasianya terletak pada cara otak merespons musik. Ketika seseorang mendengarkan lagu, otak melepaskan dopamin, zat kimia yang berperan dalam sistem penghargaan dan menimbulkan rasa senang.

Selain itu, otak manusia aktif memprediksi nada atau irama berikutnya saat mendengarkan musik.

Proses ini menciptakan sensasi nyaman dan kepuasan karena otak merasa berhasil menebak pola bunyi yang terdengar.

Namun, daya tarik musik tak hanya bersifat biologis. Musik juga berfungsi sebagai sarana membangun koneksi sosial dan menegaskan identitas diri. Dari pop hingga punk, setiap genre memungkinkan seseorang mengekspresikan siapa dirinya dan menemukan kebersamaan dengan orang lain.

Contohnya terlihat dalam Eras Tour milik Taylor Swift, ketika para penggemar saling bertukar gelang persahabatan sebagai simbol ikatan emosional melalui musik.

Secara neurologis, musik mengaktifkan berbagai jaringan di otak dan memicu pelepasan neurotransmiter yang memengaruhi suasana hati.

Riset menunjukkan bahwa musik yang menenangkan mampu menurunkan kadar adrenalin dan kortisol, dua hormon yang berkaitan dengan stres dan kecemasan.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Musik dan Kesehatan Otak

Musik terbukti dapat meningkatkan kadar dopamin yang berfungsi memperbaiki suasana hati, menumbuhkan rasa percaya diri, serta membantu mengurangi gejala depresi.

Fenomena ini sejalan dengan prinsip otak yang dikenal sebagai "use it or lose it", artinya, jalur saraf yang sering digunakan akan tetap aktif dan kuat.

Dengan demikian, mendengarkan musik secara rutin bisa menjaga ketajaman fungsi otak dan kemampuan berpikir dalam jangka panjang. Tak hanya itu, musik juga efektif membantu tidur.

Sebuah penelitian pada 2007 terhadap penderita insomnia menemukan bahwa 80 persen peserta tidur lebih nyenyak setelah mendengarkan musik klasik setiap malam selama tiga minggu.

Menariknya, banyak orang justru menyukai lagu bernada sedih. Mengapa demikian? Filsuf Aristoteles menjelaskan bahwa karya seni yang bernuansa sedih dapat menimbulkan efek katarsis, yaitu pelepasan emosi yang membawa kelegaan dan ketenangan.

Sebuah studi dalam "Journal of Aesthetic Education" juga mengungkapkan bahwa orang menikmati musik sedih bukan karena kesedihannya, melainkan karena lagu tersebut mampu menggugah perasaan mendalam yang membuat pendengar merasa lebih hidup secara emosional. 

3 dari 3 halaman

Manfaat Musik

Banyak orang menjadikan musik sebagai teman ketika bekerja atau belajar. Namun, efeknya dapat berbeda pada tiap individu.

Musik tanpa lirik cenderung lebih membantu fokus, sementara musik dengan tempo cepat bisa menambah energi dan motivasi.

Manfaat lain juga terlihat saat berolahraga. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa musik mampu mengurangi rasa lelah hingga 10 persen karena irama yang ritmis membuat tubuh lebih bersemangat untuk bergerak.

Dari membantu mengatur suasana hati hingga meningkatkan konsentrasi, musik memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan emosi dan kesehatan mental.

Musik bukan sekadar bentuk hiburan, melainkan vitamin bagi pikiran dan jiwa, yang mampu menenangkan, menyatukan, serta menumbuhkan kebahagiaan di antara manusia.

 

Sumber: merdeka.com

Video Populer

Foto Populer