Sukses


Earphone Kabel Dinilai Lebih Ramah Lingkungan, Ini 7 Alasan Ilmiahnya

Di tengah dominasi TWS, earphone kabel ternyata masih jauh lebih baik untuk lingkungan. Simak beberapa alasannya.

Bola.com, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, perangkat audio nirkabel, khususnya True Wireless Stereo (TWS), mendominasi pasar berkat kemudahan penggunaan dan desain yang praktis.

Namun, di tengah popularitas tersebut, muncul pertanyaan soal dampaknya terhadap lingkungan. Apakah kenyamanan ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan?

Dengan mengacu pada analisis siklus hidup produk (Life Cycle Assessment/LCA), pembahasan berikut menyoroti alasan ilmiah mengapa earphone berkabel dinilai lebih berkelanjutan dibandingkan versi nirkabel.

Akan tetapi, pada akhirnya, pilihan tiap pengguna memberi dampak nyata. Menggunakan perangkat dengan lebih bijak, baik kabel maupun nirkabel, dapat menjadi kontribusi kecil, tetapi penting bagi keberlanjutan lingkungan.

Berikut tujuh alasan ilmiah mengapa earphone kabel dinilai lebih ramah lingkungan.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Umur Pakai

1. Tanpa Baterai, Tanpa Limbah Berbahaya

Keunggulan utama earphone kabel terletak pada ketiadaan baterai internal. Hal ini langsung meniadakan dampak lingkungan dari produksi hingga pembuangan baterai.

Sebaliknya, perangkat nirkabel yang menggunakan baterai lithium-ion memberi kontribusi besar terhadap kategori dampak lingkungan, seperti Abiotic Depletion Potential (ADP Elements) dan Global Warming Potential (GWP).

Penambangan lithium, nikel, serta kobalt dapat memicu kerusakan ekosistem, polusi air, hingga menghasilkan emisi CO₂ dalam jumlah besar, bahkan tiap ton lithium yang diambil bisa menghasilkan 15 ton CO₂.

Bagi pengguna yang tetap mengandalkan headphone nirkabel, disarankan memilih perangkat dengan baterai yang bisa diganti dan mendaur ulang baterai usang di titik khusus.

2. Umur Pakai Lebih Lama, Sampah Elektronik Lebih Sedikit

Earphone kabel umumnya lebih tahan lama karena konstruksinya sederhana dan komponen rusaknya bisa diperbaiki, misalnya mengganti kabel.

Analisis LCA menunjukkan fase produksi menyumbang sekitar 81,2% jejak karbon sebuah perangkat. Karena itu, memperpanjang masa pakai menjadi cara paling efektif mengurangi dampaknya.

Sementara itu, TWS cenderung cepat menjadi limbah elektronik, sering kali hanya bertahan sekitar dua tahun karena kapasitas baterai menurun. Padahal, volume e-waste global pada 2019 mencapai 53,6 juta ton dan terus meningkat.

3 dari 5 halaman

Jejak Karbon Lebih Rendah

3. Produksi Lebih Sederhana, Jejak Karbon Lebih Rendah

Headphone nirkabel memerlukan rangkaian elektronik yang kompleks, dari chip RFIC, MMIC, antena, PCB berlapis emas (ENIG), hingga baterai.

Studi LCA menunjukkan proses manufaktur semikonduktor, khususnya untuk teknologi di bawah 65 nm, menghasilkan GWP yang sangat tinggi. Bahkan, komponen IC dapat menyumbang jejak karbon lima kali lipat dibandingkan komponen lain dalam satu perangkat.

Kompleksitas inilah yang membuat produksi headphone nirkabel lebih membebani lingkungan dibandingkan earphone kabel.

4. Tidak Ada Emisi RF dan Lebih Hemat Energi

Earphone kabel hanya menghantarkan sinyal melalui kabel tanpa memancarkan gelombang radio elektromagnetik. Berbeda dengan perangkat Bluetooth yang memerlukan daya untuk chip nirkabel, ANC, dan pemrosesan sinyal.

Konsumsi daya tambahan tersebut terkait dengan Scope 2 Emissions atau emisi tidak langsung dari penggunaan energi. Walau kecil, akumulasinya tetap memperbesar jejak karbon.

Menghemat daya bisa dilakukan dengan menonaktifkan fitur ANC atau Bluetooth ketika tidak digunakan.

4 dari 5 halaman

Ekonomi Sirkular

5. Lebih Sedikit Penggunaan Material Langka

Dibandingkan perangkat nirkabel, earphone kabel membutuhkan lebih sedikit bahan langka karena tidak memerlukan chip kompleks atau baterai internal.

Sebaliknya, headphone nirkabel mengandalkan material yang proses penambangannya kerap menimbulkan persoalan lingkungan maupun etika.

6. Proses Daur Ulang Lebih Mudah

Earphone kabel umumnya memiliki komponen yang mudah dipisahkan sehingga lebih mudah didaur ulang. Berbeda dengan TWS yang menggunakan perekat kuat dan komponen yang rapat serta kecil sehingga menyulitkan pemilahan material dan membuat daur ulang tidak efisien.

Akibatnya, banyak perangkat TWS berakhir di tempat pembuangan akhir karena fasilitas daur ulang untuk perangkat kecil belum memadai.

7. Mendukung Konsep Ekonomi Sirkular

Earphone kabel lebih mudah diperbaiki dan bersifat modular. Jika ada bagian yang rusak, pengguna cukup mengganti sebagian komponennya, bukan keseluruhan perangkat.

Dalam LCA, memperpanjang umur pakai tercatat sebagai strategi paling ampuh menekan dampak lingkungan dari proses produksi. Artinya, kemampuan perbaikan dan peningkatan kualitas (misalnya lewat DAC atau amplifier eksternal) membuat earphone kabel selaras dengan prinsip ekonomi sirkular.

5 dari 5 halaman

Tips bagi Pengguna Headphone Nirkabel yang Tetap Ingin Ramah Lingkungan

Kendati earphone kabel unggul secara lingkungan, banyak orang tetap mengandalkan nirkabel karena kepraktisannya.

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi jejak karbon perangkat:

  • Pilih produk yang dirancang untuk tahan lama.
  • Perhatikan komitmen keberlanjutan dari merek yang Anda beli.
  • Rawat baterai dan perangkat secara rutin.
  • Manfaatkan fasilitas daur ulang ketika perangkat sudah tak berfungsi.
  • Gunakan earphone kabel untuk aktivitas yang tidak memerlukan mobilitas tinggi.

 

Sumber: liputan6.com

Video Populer

Foto Populer