Sukses


Penyebab Harga HP Diprediksi Makin Mahal pada 2026

Bersiap, harga smartphone diprediksi mengalami kenaikan pada 2026. Ketahui penyebabnya.

Bola.com, Jakarta - Industri ponsel pintar diperkirakan menghadapi tekanan besar dalam waktu dekat. Sejumlah analis memprediksi harga smartphone akan makin mahal pada 2026, seiring memburuknya krisis chip memori yang mendorong biaya produksi melonjak tajam.

Situasi ini dinilai bakal memukul produsen, terutama yang bermain di segmen menengah ke bawah.

Kenaikan biaya komponen membuat ruang gerak mereka makin sempit sehingga opsi menaikkan harga jual menjadi sulit dihindari.

Akar persoalan utamanya berasal dari lonjakan permintaan chip memori untuk kebutuhan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Permintaan masif inilah yang memicu ketidakseimbangan pasokan dan mengacaukan rantai suplai global.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Pasokan Menipis

Kelangkaan chip memori kini makin terasa di pasar dunia. Perusahaan-perusahaan AI, termasuk raksasa seperti Nvidia, menyerap pasokan DRAM dan NAND flash dalam jumlah besar.

Akibatnya, industri elektronik konsumen, termasuk smartphone, harus bersaing ketat untuk mendapatkan komponen penting tersebut.

Mengutip laporan Counterpoint Research melalui Red94, Jumat (12-12-2025), harga memori diperkirakan naik sekitar 30 persen pada kuartal IV 2025 dan berpeluang kembali meningkat hingga 20 persen pada awal 2026.

Tekanan makin kuat setelah Samsung dilaporkan menaikkan harga chip memori sebesar 30-60 persen pada November 2025. Sementara itu, data TrendForce mencatat permintaan kontrak NAND melonjak hingga 60 persen dalam periode yang sama.

Ironisnya, di tengah permintaan yang tinggi, stok memori untuk smartphone justru menyusut drastis. Persediaan global kini disebut hanya cukup untuk sekitar empat minggu, menjadi titik terendah, terutama bagi produsen ponsel kelas murah.

3 dari 4 halaman

Xiaomi Angkat Bicara

Dampak kondisi tersebut mulai tecermin dalam proyeksi harga. Rata-rata harga smartphone pada 2026 diperkirakan naik menjadi 465 dolar AS, dari sebelumnya sekitar 457 dolar AS. Untuk ponsel di bawah 300 dolar AS, kenaikan harga bahkan diprediksi mencapai 20-30 persen pada pertengahan 2026.

Produsen asal China seperti Xiaomi dan Realme dinilai paling rentan karena tidak memiliki daya tawar sekuat Apple atau Samsung dalam mengamankan pasokan dan menekan harga komponen.

Dengan stok yang menipis dan biaya produksi yang terus menanjak, produsen di segmen ekonomis hampir tidak memiliki banyak pilihan selain menyesuaikan harga jual.

Xiaomi termasuk yang secara terbuka memberi sinyal kenaikan harga pada 2026.

Presiden Xiaomi, Lu Weibing, mengakui bahwa meski perusahaan telah mengamankan pasokan memori untuk tahun depan, lonjakan biaya komponen tetap tak terelakkan.

Mengutip Bloomberg, Xiaomi bahkan mulai menaikkan harga ponsel flagship-nya, termasuk seri 17, sebagai langkah awal merespons mahalnya biaya memori.

4 dari 4 halaman

Persimpangan Sulit

Peringatan tersebut sejalan dengan pernyataan dari SMIC yang menilai kelangkaan memori berpotensi menghambat produksi kendaraan dan perangkat elektronik pada 2026.

Persaingan mendapatkan pasokan kian ketat karena produsen chip besar, seperti SK Hynix dan Samsung, lebih memprioritaskan komponen untuk akselerator AI milik Nvidia dibandingkan elektronik konsumen.

Di sisi lain, Xiaomi tetap berupaya memperkuat posisi di segmen premium dan mencatatkan kinerja positif. Laporan keuangan terbaru perusahaan menunjukkan pendapatan melampaui perkiraan, bahkan divisi kendaraan listrik Xiaomi disebut mencatat keuntungan untuk pertama kalinya.

Pada akhirnya, industri smartphone berada di persimpangan sulit: menaikkan harga secara signifikan atau menerima tekanan besar pada margin keuntungan.

Bagi konsumen, kondisi ini menjadi sinyal bahwa 2026 kemungkinan besar akan menjadi satu di antara periode paling berat untuk membeli ponsel pintar baru.

 

Sumber: merdeka.com

Video Populer

Foto Populer