Sukses


Mengapa Lin Dan Gagal Juara Dunia Keenam Kali? Ini Analisisnya

Bola.com, Jakarta - Masuk sebagai unggulan kelima, Lin Dan turun di Kejuaraan Dunia BWF 2015 dengan kepercayaan diri tinggi. Banyak kalangan memprediksi skenario semifinal Lin Dan vs Lee Chong Wei, yang berujung final Lin Dan vs Chen Long di nomor tunggal putra. Namun, skenario tersebut buyar ketika Super Dan takluk di babak perempatfinal oleh pebulutangkis Denmark, Jan O. Jorgensen.

Ambisi untuk mempertajam rekor sebagai pemegang gelar juara terbanyak di Kejuaraan Dunia BWF kandas. Lalu, bagaimana performa salah satu nemesis Taufik Hidayat ini dari sudut pandang statistik? Berikut ulasannya

Menang meyakinkan di tiga partai pertama

Tanpa ada kejutan yang berarti, Lin Dan berhasil melaju mulus ke babak perempatfinal dengan mengalahkan Sattawat Pongnairat (21-8, 21-11), Daniel Paiola (21-14, 21-14), dan Hans-Kristian Vittinghus (21-9, 21-13). Dari ketiga pertandingan tersebut, Lin Dan mencatat 65 poin individu dan 61 poin dari unforced error lawan. Lin Dan tetap memeragakan gaya bermain pasif dengan mengandalkan pengalaman dan pukulan-pukulan efektif.

Di tiga pertandingan pertama, Lin Dan hanya melepaskan total 66 pukulan smash yang 28 di antaranya berbuah poin. Itu berarti, 22 % raihan poin Lin Dan di tiga laga awal berasal dari pukulan smash. Jenis pukulan yang menghasilkan poin terbanyak kedua adalah netting. Pemain kelahiran Fujian, Tiongkok, ini meraih 16 poin (12 %) dari jenis pukulan pelan yang diarahkan untuk jatuh tepat di depan net sisi lapangan lawan ini.

Sebagai pemain kidal, tidak heran jika sisi kiri lapangan lawan menjadi target utama pukulan-pukulan Lin Dan yang menghasilkan poin. Sebelum babak perempatfinal, total ada 29 poin (44 %) yang dimenangi Lin Dan dengan mengarahkan shuttlecock menyilang tangan terkuatnya.

Namun, catatan unforced error Lin Dan di tiga pertandingan pertama tergolong kurang bagus. Tercatat ada 37 poin yang disedekahkan Lin Dan akibat kesalahan elementernya, baik itu pukulan yang gagal melewati net atau keluar garis lapangan. Jika dirata-rata, Lin Dan melakukan 12.3 unforced error dari enam gim yang dimainkan di tiga laga pertamanya. Tidak heran jika hal inilah yang menjadi faktor utama kekalahannya dari Jan O Jorgensen di babak perempatfinal.

 

Takluk karena unforced error

Menghadapi Jan O Jorgensen di 8 besar, Lin Dan akhirnya menyerah lewat 2 gim langsung 12-21 dan 15-21. Tidak seperti lawan-lawan sebelumnya yang mampu didikte dengan leluasa, Jorgensen yang bermain agresif berhasil membuat Lin Dan tertekan. Di masing-masing gim, Lin Dan tercatat melakukan 10 kali unforced error yang berarti 20 poin untuk Jorgensen di laga tersebut (hampir 50 % dari total perolehan poin Jorgensen).

Raihan 15 poin individu Lin Dan di pertandingan ini dihasilkan lewat pukulan smash sebanyak 10 poin (37 %), drive 3 poin (11 %), dan masing-masing net kill dan lob 1 poin (4 %). Jorgensen yang tampil berani tercatat hanya melakukan 12 kesalahan yang menghadiahkan poin bagi Lin Dan

Dari total 31 pukulan smash yang dilakukan Jorgensen, hanya 11 yang berhasil dikembalikan Lin Dan. Persentase angka pengembalian smash Lin Dan di laga perempatfinal menurun drastis dari tiga laga sebelumnya. Sebelum melawan Jorgensen, persentase rata-rata sukses pengembalian smash Lin Dan berada di kisaran 80 %. Saat takluk dari wakil Denmark tersebut, angkanya turun menjadi 68 %.

Meski gagal menambah trofi juara dunianya, Lin Dan masih menjadi salah satu pebulutangkis tunggal putra terbaik dunia. Target juara Olimpiade tiga kali berturut-turut bukan hal mustahil bagi Super Dan.

Logo Labbola

 

Baca Juga: 

Target Terpenuhi, Greysia / Nitya Fokus Persiapan Olimpiade

Feature: Ambisi Membawa Bulutangkis Sejajar dengan Tenis

Minus Lin Dan, Tiga Legenda Dunia Promosikan Bulutangkis

 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer