Sukses


Tim Kano Indonesia Gagal Rebut Tiket Olimpiade

Bola.com, Palembang - Tim Indonesia gagal merebut tiket ke Olimpiade Rio De Janeiro 2016 meskipun mendulang satu medali perak di ajang Internasional Asian Cano Championship 2015 yang dipusatkan di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, 4-8 November.

Catatan waktu yang dihasilkan wakil Indonesia, yaitu pasangan Marzuki dan Mehue Spens Stuber, yang turun di nomor kano 200 meter ganda putra (MC2), Sabtu (7/11) siang, tidak memenuhi kualifikasi Olimpiade. Pasangan ini mencatat waktu 38,911 detik, kalah tipis dari wakil Uzbekiztan Mamadeliev Elerjon dan Khojiev Mirziyodjon dengan catatan waktu 38,721 detik. Sementara posisi ketiga ditempati pasangan Iran, Ali Ojaghi dan Seyedkia, dengan catatan waktu 39,371 detik.

Pelatih tim Indonesia, M. Suryadi, kecewa karena catatan waktu yang ditorehkan anak asuhnya tak sesuai harapan. “Contohnya Spens, di Jatiluhur dia bisa bikin catatan waktu yang jauh lebih baik ketimbang di Palembang, ini akan menjadi evaluasi bagi tim pelatih,” ujar dia.

Kegagalan di Palembang menjadi pekerjaan rumah dalam menyongsong Asian Games 2018, di mana Indonesia menjadi tuan rumah. "Inilah hasil akhirya, Indonesia hanya mempersembahkan perak dari 31 atlet dan 28 nomor yang kami ikuti. Mudah-mudahan kami bisa membayar di Asian Games nanti," kata Suryadi.

Suryadi mengatakan akan memboyong anak asuhnya ke Hungaria untuk menjalani Training Center (TC) selama delapan bulan. TC ini sebagai bagian persiapan menuju Asian Games 2018. "Rencananya kami berangkat pada April 2016," katanya.

Dia juga berharap segera ada reformasi pola pembinaan para pedayung di Tanah Air. “Selama ini yang ikut TC hanya atlet senior. Kami berharap yang junior juga dapat ikut serta. Tidak mungkin hanya berpikir menyiapkan atlet untuk 1-2 tahun ke depan, namun perlu juga memikirkan pola pembinaan jangka panjang sejak usia dini, misalnya 8 tahun secara berkesinambungan,” tambahnya.

Reformasi pembinaan atlet perlu segera dilakukan karena negara-negara lain juga terus berbenah. Hasilnya, tim putri Indonesia yang dahulu nyaris tak tersentuh kini harus bersusah payah mengalahkan Singapura atau Malaysia. “Sekarang belum terlambat, namun kita harus segera mengubah pola pembinaan agar tidak semakin tertinggal,” imbuh dia. 

Sementara itu, Marzuki mengaku torehan medali perak bersama Spens Stuber merupakan hasil terbaik. Pemegang medali emas SEA Games Singapura 2015 tersebut mengakui harus lebih giat berlatih untuk persiapan  menghadapi Asian Games 2018.

"Tadi sempat jatuh di akhir, mungkin belum terbiasa pasangan dengan Spens. Apapun hasilnya itu sudah yang terbaik. Lawan yang mengalahkan kami tadi juga sangat berpengalaman dan punya jam terbang tinggi," terangnya.

Sementara itu, Spens meminta maaf atas kegagalannya di nomor single dan hanya meraih medali perak di nomor ganda putra bersama Marzuki. “Kami sudah mencoba mencuri start secepat mungkin, namun lawan sangat tangguh. Masih ada waktu jelang Asian Games dan kami harus belajar banyak dari event ini,” ujarnya.

 

Serunya Lari di Maybank Marathon

Video Populer

Foto Populer