Sukses


Rio Haryanto Berbagi Ilmu F1 dengan WNI di Austria

Bola.com, Wina - Acara Meet and Greet bersama Rio Haryanto yang digelar di kantor Kedutaan RI di kota Wina, Selasa (28/6/2016) malam waktu setempat, berdampak positif bagi warga Indonesia di Austria.

Kurang lebih 60 WNI yang berasal dari kalangan pelajar/mahasiswa, pekerja di organisasi internasional, ibu rumah tangga, serta staf KBRI Wina mengikuti kegiatan ramah tamah dan buka bersama yang digagas pihak Kedutaan ini.

Di hadapan masyarakat, Rio mengisahkan awal mula kecintaannya terhadap dunia balap mobil. Pebalap Manor Racing asal Solo ini juga menerangkan pengalamannya hingga bisa menjadi pebalap pertama asal Indonesia di Formula 1.

"Jujur saja, saya terkadang masih suka tidak percaya atau seperti mimpi bisa membalap di Formula 1," kata pebalap berusia 23 tahun ini.

Pebalap Manor Racing asal Indonesia, Rio Haryanto, berfoto bersama Duta Besar RI untuk Austria, Rachmat Budiman, saat acara meet and greet di Kantor KBRI Wina, Austria, Selasa (28/6/2016). (Bola.com/Reza Khomaini)

Beberapa warga yang hadir pun melontarkan pertanyaan kepada Rio seputar keikutsertaannya di ajang balap jet darat terakbar tersebut. Salah satunya datang dari Evi, mahasiswi asal Cirebon yang tengah menempuh studi di kota Wina. Ia bertanya seputar suhu udara di dalam mobil Manor Racing saat lomba.

"Seberapa panas suhunya? Kalau haus, bagaimana minumnya?" tanya Evi.

Ada juga warga yang menanyakan soal kekuatan mobil Manor Racing yang sepertinya sulit bersaing dengan tim-tim papan atas dan tengah.

Semua pertanyaan warga dijawab satu per satu oleh Rio. Putra pasangan Indah Pennywati dan Sinyo Haryanto mengatakan tidak sedikit masyarakat Indonesia yang belum memahami dunia balap mobil. Sebagai pebalap F1, dia perlu memberikan edukasi seputar F1 dan dunia otomotif secara umum.

"Suhunya bisa mencapai 40 derajat Celcius lebih. Ketahanan tubuh kita harus kuat. Ada selang untuk minum. Di F1, selain kemampuan dan skill pebalap, kekuatan mobil juga menjadi faktor penentu hasil akhir. Ferrari itu memperkerjakan 1.000 lebih orang itu merakit 2 mobil, sementara Manor hanya 100 lebih. Begitu lah perbandingannya," jelas Rio.

Jawaban yang diberikan Rio banyak memberikan pengetahuan serta wawasan terkait balapan. "Kami baru tahu kalau jadi pebalap itu susah dan capek. Tidak kebayang juga kesulitan yang harus dilalui Rio saat balapan. Salut lah dengan perjuangan Rio," kata Fitri dan tiga rekannya sesama WNI usai mendengarkan penjelasan Rio Haryanto.

Pebalap Manor Racing asal Indonesia, Rio Haryanto, saat diwawancarai wartawan media dari Slovakia saat acara meet and greet di Kantor KBRI Wina, Austria, Selasa (28/6/2016). (Bola.com/Reza Khomaini)

"Yang saya salut bukan semata-mata karena fisiknya yang ganteng dan keren, tapi keramahan dan juga perjuangannya yang berat sekali semakin membuat saya terkesima," sambung Ulfa, mahasiswi yang mengambil jurusan seni musik di kota Wina.

Sementara itu, Rio mengaku senang dengan adanya kegiatan temu masyarakat yang diadakan oleh Kedutaan RI. "Selain bisa bersilaturahmi dengan warga, saya juga senang bisa memberikan informasi seputar Formula 1 dan dunia balap secara umum," katanya.

Selain edukasi, sisi positif lain yang tidak kala menarik bagi masyarakat adalah kesempatan berfoto bersama Rio. Warga sangat antusias untuk bisa selfie bareng Rio. Sang pebalap pun sudah ditodong foto bareng sejak hendak memasuki lobi kantor Kedutaan RI. Bahkan, di sela-sela buka bersama, warga yang mayoritas Kaum Hawa ini tak henti-hentinya meminta kesediaan Rio untuk selfie. Semua permintaan warga pun diladeni Rio Haryanto.

Video Populer

Foto Populer