Sukses


Peparnas: Kisah Pelatih Kaltim yang Melatih karena Panggilan Hati

Bola.com, Bandung - Pelatih tim renang Peparnas Kalimantan Selatan, Muhammad Nur Rahman, mengaku merasa terpanggil saat memutuskan untuk melatih atlet difabel. Dia menyadari melatih atlet yang berketerbatasan lebih sulit daripada atlet normal.

Pria asal Solo, Jawa Tengah, ini mengatakan baru satu tahun melatih atlet difabel. Awalnya, dia melatih atlet normal. Namun, setelah mendapat tawaran dan merasa terpanggil, dia akhirnya memutuskan pindah haluan.

"Karena panggilan hati saya menerima tawaran untuk melatih atlet difabel pemula, yang tadinya tidak bisa berenang menjadi bisa berenang. Ternyata melatih atlet difabel dengan orang normal itu berbeda," cerita Nur Rahman kepada Bola.com di Kolam UPI, Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/10/2016).

"Kesulitannya pada cabang renang ada klasifikasinya. Kalau S1 sampai S6 itu sangat sulit karena tingkat kecacatannya lebih parah. Ada yang kakinya lumpuh, ada yang tidak punya tangan. Sementara S-10 ke atas terbilang lebih mudah," tambahnya.

Nur Rahman menjelaskan atlet difabel butuh penanganan khusus. Ini disesuaikan dengan klasifikasi atau tingkat kecacatan mereka.

"Cara latihan mereka tentunya khusus semua. Kalau S1 sampai S6 itu latihannya pakai pelampung. Terus awalnya juga harus dari kolam kecil. Ada yang hanya latihan tangan, ada yang latihan kaki," jelas Nur Rahman.

Pelatih tim renang Peparnas Kalimantan Timur, Muhammad Nur Rahman, memberikan arahan kepada anak asuhnya, Mulyadi, jelang laga Peparnas XV di Kolam Renang UPI, Bandung, Jumat (21/10/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Sebelum menjadi pelatih, Nur Rahman sebenarnya berprofesi sebagai atlet. Namun, dia akhirnya pensiun dini sebagai atlet pada 2014. Dia memutuskan mundur karena merasa tak ada lagi yang bisa dikejar sebagai atlet. "Selain itu, saya juga memang ingin menjadi pelatih," ujarnya.

Selain menjadi pelatih atlet, pria berusia 25 tahun itu juga memiliki sekolah renang untuk difabel. "Saya juga punya sekolah renang di Solo muai 2014. Sudah ada 100 siswa yang belajar di sana. Mulai dari usia 2 tahun sampai 60 tahun," kata Nur Rahman yang semasa jadi atlet lebih banyak berkiprah di Kejuaraan Nasional.

Pada Peparnas 2016, Nur Rahman diminta untuk melatih para atlet difabel asal Kaltim. Sebanyak 33 atlet berada di bawah asuhannya.

Tangan dingin dan kesabaran Nur Rahman membuahkan hasil. Tim renang Kaltim sudah mengoleksi 14 emas, 8 perak dan 4 perunggu.

"Mimpi saya ingin melatih tim nasional Indonesia. Mudah-mudahan saya bisa membawa atlet Indonesia berprestasi pada ajang ASEAN Paragames 2017 di Malaysia," tutur Nur Rahman.

Video Populer

Foto Populer