Sukses


Wellyanto Pribadi dan Filosofi Jemari Tangan di Surabaya Fever

Bola.com, Surabaya - Tim Surabaya Fever memegang rekor sebagai tim basket putri yang belum terkalahkan di ajang kejuaraan kompetisi basket putri Srikandi Cup sejak 2014. Kesuksesan Surabaya Fever merajai tiga seri awal Srikandi Cup musim ini, tidak terlepas dari sentuhan tangan dingin sang peracik strategi tim, Wellyanto Pribadi. 

Namun, pria kelahiran 12 Agustus 53 tahun silam itu enggan mengklaim kesuksesan Fever semata karena dirinya. Baginya basket adalah olahraga tim dan semua unsur yang terlibat memiliki peran dalam setiap kesuksesan. Dalam menangani Gabriel Sophia dan rekan-rekannya, ia memiliki filosofi semua anggota tim harus bisa bekerja sama seperti jemari tangan.

“Saya bukan pelatih hebat. Justru anak-anak yang mempunyai potensi itu. Semua pemain Surabaya Fever bisa menjadi pemain inti karena mereka memahami filosofi jemari tangan, ada jempol, telunjuk, jari tengah, jari manis, kelingking. Jika disatukan secara fungsi kerja maka akan menghasilkan kekuatan yang utuh,” ujar pria yang biasanya disapa oleh para pemainnya dengan panggilan Ko Welly, dalam rilis yang diterima Bola.com, Kamis (5/4/2018). 

Welly mengawali bermain basket di CLS Surabaya saat duduk di bangku SMP sekitar awal 1990-an, diplot di posisi point guard. Saat itu pelatih legendaris Indonesia yang sekaligus sesepuh CLS, Widiarto Hartanu, menganggapnya mempunyai kecepatan meski postur tubuhnya tidak terlalu tinggi.

Berlatih di bawah gemblengan keras Widiarto Hartanu membuatnya mendapat ilmu baru dalam dunia kepelatihan. Namun, dia tak lantas tertarik menjadi pelatih dan terjun di dunia kepelatihan. Bahkan, setelah lulus kuliah ia lebih tertarik berdagang membantu bisnis keluarganya.

Hingga pada pertengahan 1997, Widiarto Hartanu yang saat itu dalam kondisi sakit keras, memberikan wasiatnya kepada para pengurus CLS untuk meminta Welly kembali aktif membantu melatih di klub tersebut. Welly tergugah dan akhirnya memulai melatih, baik di level pemain junior maupun senior.

 

 

2 dari 2 halaman

Pantang Terlena

Pada 2014 ia mulai menjadi pelatih Surabaya Fever. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Fever dibawanya ke jenjang prestasi lebih tinggi. Tercatat pada 2015 Fever menjadi Juara WNBL, 2016 Juara WIBL, 2017 Juara Perbasi Cup dan selangkah lagi, bukan tidak mungkin mereka akan merebut piala Srikandi Cup musim ini. 

“Saya tidak ingin anak-anak terlena. Masih banyak kelemahan di tim saya yang harus diperbaiki. Kemenangan Fever sejauh ini bukan karena strategi yang disembunyikan kepada lawan di lapangan, tapi karena kebersamaan kami yang kuat. Basket itu tentang kebersamaan dan harus saling mendukung,” ujar Welly yang baru saja mendapatkan Anugrah Olah Raga Siwo PWI Jawa Timur untuk kategori Pelatih Terbaik.

“Ko Welly itu seperti teman bagi kami. Ia tidak banyak menuntut tapi selalu mengingatkan jika ada kekurangan, terutama supaya kami jangan cepat terlena dan ia selalu tidak bosan untuk mengatakan bahwa musuh terberat Fever adalah diri kami sendiri,” kata Gabriel Sophia center andalan Surabaya Fever.

Welly menyadari cepat atau lambat Surabaya Fever akan mengalami kekalahan. Namun, ia ingin dapat terus memberikan hasil yang terbaik untuk timnya. Ia juga berharap, lewat kompetisi Srikandi Cup yang teratur, prestasi prestasi Timnas Putri Indonesia dapat berbicara banyak di kancah ASEAN maupun Asia.

Video Populer

Foto Populer