Sukses


Jenis-Jenis Batuan Beserta Penjelasannya yang Perlu Diketahui

Bola.com, Jakarta - Batuan merupakan kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral yang telah dalam keadaan mengeras atau membeku. Batuan juga dikenal sebagai benda alam yang menjadi penyusun utama materi bumi.

Berdasarkan penelitian para ahli, diketahui bahwa pembentukan batuan memerlukan waktu hingga jutaan tahun. Siklus batuan berawal dari terbentuknya batuan beku, pelapukan batuan beku, pergerakan batuan, sedimentasi, metamorfosis dan pencairan magma kembali.

Dalam pengelompokannya, batuan dibedakan berdasarkan komposisi mineral dan kimia dengan tekstur partikel dan proses pembentukannya.

Secara umum, batuan diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut mempunyai beberapa jenis lagi.

Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis batuan beserta penjelasan, seperti dilansir dari laman Ilmugeografi, Senin (29/3/2021).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Batuan Beku

Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk karena proses pembentukannya terjadi dari magma yang telah mengalami pendinginan atau pembekuan. Umumnya batuan ini berada di dalam kerak bumi. Hingga kini setidaknya sudah terdapat 700 jenis batuan beku yang terindentifikasi.

Berdasarkan cara terbentuknya, batuan beku dibagi menjadi tiga macam, yaitu intrusive, ekstrusif, dan hipabissal. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Intrusive

Batuan intrusive merupakan satu di antara batuan beku yang dalam proses pembentukannya terjadi di dalam maupun di bawah permukaan bumi. Batuan jenis ini merupakan bentuk dari pembekuan magma kerak bumi sehingga memiliki bentuk dan tekstur yang kasar.

2. Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif merupakan batuan yang terjadi di atas permukaan kerak bumi. Hal ini disebabkan adanya proses pencairan magma di dalam kerak bumi.

Proses pembentukan jenis batuan beku ini lebih cepat dibandingkan dengan batuan beku intrusive. Pasalnya, proses pembekuan terjadi di atas permukaan bumi.

3. Hipabissal

Batuan hipabissal terbentuk oleh adanya proses naik turunnya magma di dalam mantel atau kerak bumi. Batuan ini terbentuk di antara batuan vukanik dan plutonik.

3 dari 4 halaman

Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk di atas permukaan bumi dan terjadi proses pembekuan pada suhu tekanan udara rendah. Batuan ini merupakan batuan yang sudah ada sebelumnya dan terkena berbagai jenis pelapukan.

Hasil dari proses pelapukan dan erosi tersebut mengendap di dalam cekungan dan menjadi satu. Seiring berjalannya waktu, kumpulan endapan tersebut menjadi sebuah batu yang baru.

Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibedakan menjadi empat jenis, yaitu batuan sedimen klasik, batuan sedimen biokimia, batuan sedimen kimia, dan batuan sedimen vulkanik.

  • Batuan Sedimen Klasik

Batuan sedimen klasik merupakan jenis batuan yang terdiri dari silikat dan beberapa fragmen batuan yang diangkut menggunakan sebuah fluida dan kemudian material yang diangkut oleh fluida ini akan terhenti, di mana fluida ini juga terhenti.

Bentuk dan ukuran dari batuan sedimen klasik dibedakan lagi sesuai skala ukuran partikel yang mendominasi dan menggunakan ukuran skala butir.

  • Batuan Sedimen Biokimia

Batuan sedimen biokimia terdiri dari berbagai organisme, biasanya merupakan organisme mikro yang ikut mengangkut material sehingga berkumpul pada tempat tertentu dan membentuk sebuah batuan.

Jenis-jenis batuan sedimen biokimia ini, di antaranya batu gamping, batubara, batu endapan rijang.

  • Batuan Sedimen Kimia

Batuan sedimen kimia merupakan batuan yang terbentuk dari sebuah kejadian ketika kumpulan material terperangkap di dalam sebuah tempat dan kandungan mineral di dalam larutannya menjadi jenuh dan membeku dengan proses anorganik atau secara kimiawi.

Contoh dari batuan sedimen kimia yang paling banyak ditemukan, antara lain batu gamping oolitik dan batuan lain yang mengandung evaporit, seperti silvit, halit, barit, serta gypsum.

  • Batuan Sedimen Vulkanis

Batuan sedimen vulkanis terbentuk karena adanya arus piroklastik, breksi vulkanik, breksi impact, dan proses lainnya yang jarang sekali ditemukan dan hanya ada pada beberapa kasus saja.

4 dari 4 halaman

Batuan Metamorf

Batuan metamorf atau malihan merupakan jenis batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku. Batuan ini merupakan hasil transformasi dari suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya, atau biasa disebut dengan metamorfosis.

Proses pembentukan batuan ini berasal dari batuan yang sudah ada sebelumnya, yaitu protolith. Batuan ini akan mengalami perubahan kimia atau fisika yang cukup besar. Pasalnya, protolith atau batuan asal akan dikenai panas lebih dari 150 derajat celcius.

Batuan metamorf juga memiliki berbagai macam jenis. Berikut ini penjelasan beberapa jenis batuan matamorf tersebut:

1. Batuan Metamorf Kontak

Batuan metamorf merupakan jenis batuan yang mengalami proses metamorfisis akibat adanya suhu yang sangat tinggi. Suhu ini berasal dari aktivitas magma yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan.

Beberapa contoh dari batuan metamorf ini, yaitu batu marmer, batolit, lakolit, dan batuan sill.

2. Batuan Metamorf Regional

Batuan metamorf regional merupakan sebuah kumpulan batuan metamorf dalam ukuran yang cukup besar dan luas. Sebagian besar batuan di bawah kerak bumi merupakan batuan metamorf yang mengalami proses metamorfosis ketika terjadinya tabrakan lempeng benua ini.

3. Batuan Metamorf Katalakstik

Batuan ini terjadi karena adanya proses mekanisme deformasi mekanis. Jadi, ketika ada dua lempeng yang saling bergesekan maka akan menghasilkan panas yang sangat tinggi. Nah, bagian yang masih mengalami gesekan tersebut yang akan mengalami perubahan struktur di dalamnya.

4. Batuan Metamorf Tindihan

Sesuai namanya, batuan metamorf tindihan ini merupakan hasil dari batuan yang tertimbun dalam kedalaman yang sangat dalam hingga mencapai perubahan suhu yang sangat drastis.

Batuan ini bisa berubah menjadi batuan metamorf regional jika terjadi perubahan suhu dan tekanan yang terjadi secara terus menerus.

 

 

Sumber: Ilmugeografi

Video Populer

Foto Populer