Sukses


Pengertian Rekonsiliasi, Prinsip, dan Syarat-syaratnya

Bola.com, Jakarta - Rekonsiliasi adalah satu di antara jenis penyelesaian konflik. Konflik biasa terjadi saat ada interaksi, baik sesama individu maupun antar kelompok.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, rekonsiliasi adalah perbuatan memulihkan hubungan persahabatan ke keadaan semula.

Konflik sering dianggap sebagai sesuatu yang mampu memecah belah beberapa pihak yang terlibat di dalamnya. Namun, dalam ilmu sosiologi, konflik tersebut tidak selamanya dianggap sebagai sesuatu yang buruk atau negatif.

Sebaliknya, terjadinya suatu konflik dalam sebuah masyarakat justru dapat menimbulkan sejumlah dampak positif untuk keberlangsungan hidup bermasyarakat. Hal tersebut tercermin dari adanya dua kategori pemecahan suatu konflik yakni secara positif dan negatif.

Secara tidak langsung, pemecahan konflik secara positif tersebut cenderung menghindari pertikaian ataupun kekerasan yang justru dapat memicu timbulnya masalah baru di dalam suatu masyarakat.

Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan mengenai rekonsiliasi, disadur dari Merdeka, Senin (27/6/2022).

2 dari 5 halaman

Konsep Rekonsiliasi

Rekonsiliasi merupakan suatu istilah dalam ilmu sosial yang memiliki keterkaitan dengan munculnya konflik. 

Munculnya suatu konflik ke dalam kehidupan bermasyarakat dilihat sebagai sesuatu yang membangun. Memang, pada awalnya konflik tersebut cenderung dapat menimbulkan gesekan antar pihak dalam hal berpendapat.

Hal itu karena adanya perbedaan pendapat tersebut rentan untuk dialami pada suatu masyarakat yang berkelompok. Terlebih pada masyarakat yang memiliki banyak identitas seperti di Indonesia.

Indonesia merupakan satu di antara negara terbesar di dunia yang kental dengan unsur multikulturalisme. Tak jarang, masyarakat di dalamnya pun seringkali memiliki konflik yang rentan memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

Kendati demikian, konflik yang seringkali muncul tersebut haruslah dilihat sebagai sesuatu yang membangun dan bernilai positif bagi kehidupan mendatang. Melalui konflik, masyarakat sebenarnya turut andil dalam memperbaiki hubungan antara satu dengan yang lainnya.

3 dari 5 halaman

Perbedaan Rekonsiliasi dengan Pemecahan Konflik Lainnya

Untuk menyelesaikan konflik secara damai, terdapat banyak cara yang mampu ditempuh. Di antaranya yakni berupa proses penyelesaian konflik, resolusi konflik, dan rekonsiliasi.

Ketiganya istilah tersebut terdapat perbedaan yang cukup signifikan, yakni sebagai berikut:

Penyelesaian Konflik

Penyelesaian konflik merupakan sebuah proses pencapaian kesepakatan antara pihak berkonflik dengan mengakomodasi kepentingan masing-masing. Hal ini pun dapat dilakukan melalui banyak metode dan proses.

Resolusi Konflik

Resolusi konflik merupakan pemecahan masalah yang ditandai dengan adanya perubahan pada hubungan para pihak yang berkonflik. Hal tersebut terjadi lantaran masih adanya sikap dan rasa tidak percaya antara satu sama lain.

Rekonsiliasi

Rekonsiliasi merupakan suatu bentuk penyelesaian konflik yang justru menumbuhkan rasa percaya antar pihak yang tengah berkonflik. Hal tersebut dapat dicapai melalui proses penerimaan dan rasa tanggung jawab yang mulai terbangun.

4 dari 5 halaman

Prinsip Rekonsiliasi

Rekonsiliasi konflik merupakan bentuk pemecahan masalah dengan menilai bahwa hal tersebut dapat menimbulkan suatu dampak yang positif. Lebih lanjut, rekonsiliasi tersebut memiliki beberapa prinsip yang harus diketahui bagi kedua belah pihak.

Beberapa prinsip dalam rekonsiliasi disebut haruslah terpenuhi untuk mencapai suatu dampak yang positif berupa perdamaian di dalam kehidupan bermasyarakat. Prinsip dalam rekonsiliasi tersebut adalah sebagai berikut:

Membangun Kepercayaan Kembali

Sebuah konflik yang hendak diselesaikan dengan cara anti kekerasan haruslah berpedoman pada satu hal, yakni adanya kepercayaan kembali di antara pihak-pihak yang berkonflik.

Dengan membangun kepercayaan kembali, konflik pun dapat menghasilkan suatu evaluasi bagi masyarakat itu sendiri.

Penerimaan Kelompok Lain

Prinsip yang tak kalah pentingnya untuk diterapkan pada saat proses rekonsiliasi konflik adalah adanya penerimaan dari kelompok lain.

Pihak yang berkonflik tersebut harus memiliki pandangan terbuka satu sama lain atas terjadinya suatu konflik tersebut. Hal ini akan menghindarkan masyarakat dari kekerasan.

5 dari 5 halaman

Syarat Rekonsiliasi

Selain prinsip, rekonsiliasi juga memiliki beberapa syarat yang seharusnya juga dipenuhi oleh para pihak berkonflik. Beberapa syarat tersebut antara lain yakni sebagai berikut:

Dua Belah Pihak Mengakui

Syarat yang pertama ini mengharuskan para pihak berkonflik memiliki kerendahan hati untuk saling menerima dan mengakui kesalahan masing-masing. Dengan begitu, pemecahan konflik dapat mengarah pada perdamaian.

Adanya Tanggung Jawab

Tidak cukup hanya mengakui, para pihak yang berkonflik juga harus memiliki rasa tanggung jawab dan moral tinggi terhadap konflik yang terkait dengan non perikemanusiaan.

Perdamaian Merupakan Landasan Moral

Syarat terjadinya rekonsiliasi yang berikutnya adalah pandangan positif terhadap perdamaian. Perdamaian haruslah dilihat sebagai sesuatu landasan moral yang mampu mendukung kehidupan bermasyarakat yang bermartabat dan luhur.

Mengevaluasi Konflik

Syarat berikutnya yakni konflik justru dilihat sebagai sesuatu bahan masukan bagi masyarakat. Konflik yang terjadi di dalam suatu masyarakat mampu dievaluasi, sehingga kehidupan masyarakat pun menjadi semakin maju dan nyaman bagi para anggota di dalamnya.

 

Disadur dari Merdeka.com (Penulis: Mutia Anggraini. Published: 14/11/2020)

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer