Sukses


Bacaan Niat Puasa Qada Ramadan di Bulan Zulhijah, Lengkap dengan Aturannya

Bola.com, Jakarta Puasa Ramadan adalah hukumnya wajib ditunaikan seluruh umat muslim. Namun, ada beberapa kasus di mana seorang muslim diperbolehkan tidak berpuasa.

Beberapa faktor yang memperbolehkan seorang muslim tidak berpuasa Ramadan ialah sakit, bepergian, atau karena halangan seperti haid, hamil, menyusui, dan lain-lain.

Hal tersebut membuat seorang muslim memiliki utang puasa Ramadan. Bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadan, sebaiknya mengqada (mengganti puasa Ramadan) sejumlah hari yang terlewatkan.

Seorang muslim bisa mengqada puasa Ramadan di bulan lain, seperti bulan Zulhijah. Pasalnya, bulan Zulhijah merupakan satu di antara dari empat bulan istimewa dalam kalender Islam.

Selain itu, menunaikan puasa qada Ramadan di bulan Zulhijah pahalanya tentu akan berlipat ganda. Perlu diperhatikan, mengqada puasa Ramadan boleh dilakukan berbarengan.

Namun, niat puasa qada Ramadan tidak boleh dicampur dengan niat puasa sunah Zulhijah. Sebab, mengqada itu hukumnya wajib.

Di sisi lain, mengqada puasa Ramadan juga harus didahulukan ketika seorang muslim ingin menunaikan puasa sunah Tarwiyah dan Arafah yang juga dilaksanakan di bulan yang sama.

Berikut ini bacaan niat puasa qada ramadan di bulan Zulhijah, lengkap dengan aturannya, disadur dari Liputan6 dan Merdeka, Senin (4/7/2022).

2 dari 3 halaman

Bacaan Niat Puasa Qada Ramadan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ."

Artinya: Aku berniat untuk mengqada puasa Bulan Ramadhan karena Allah ta'ala.

Membaca niat harus dilakukan pada malam harinya atau saat makan sahur, sebagaimana puasa di bulan Ramadan. Syarat ini mendasarkan pada hadis Rasulullah saw.

من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له

Artinya: Siapa yang tidak menetapkan niat sebelum fajar maka tiada puasa baginya.

3 dari 3 halaman

Aturan Menunaikan Puasa Qada Ramadan

Setelah mengetahui bacaan niat mengqada puasa Ramadan, ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan. Satu di antaranya yang kerap dipertanyakan yakni apakah harus dilakukan secara berurutan.

Secara umum, aturan ini telah dijelaskan dalam QS. Al Baqarah ayat 184, mengqada puasa Ramadan wajib dilaksanakan sebanyak hari yang ditinggalkan.

Sedangkan, aturan mengenai wajib tidaknya dilakukan secara berurutan, ada dua pendapat yang berbeda. Pertama, sebagian ulama menyatakan hari puasa yang ditinggalkan secara berurutan maka wajib diganti secara berurutan pula.

Sementara itu, pendapat kedua menyatakan mengganti puasa tidak harus dilakukan secara berurutan. Hal ini karena tidak ada satu dalil yang menyatakan secara pasti terkait hal tersebut.

Aturan lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah hari yang ditinggalkan. Lantas, bagaimana jika umat muslim lupa dengan jumlah hari yang ditinggalkan tersebut? Ini merupakan kondisi yang banyak ditemukan.

Pada kondisi ini, dianjurkan untuk menentukan hari yang paling maksimal. Sebab, kelebihan mengganti puasa yang dilakukan dinilai lebih baik dibanding dengan kurang hari.

Kelebihan mengqada puasa bisa menjadi ibadah sunah tersendiri. Bahkan, hal tersebut bisa menambah amalan pahala.

Ini juga menjadi solusi terbaik saat umat muslim lupa atau tidak mengetahui dengan pasti jumlah hari yang ditinggalkan. Baik pada bulan ramadan tahun ini ataupun tahun sebelumnya.

 

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Camelia, Editor: Yulia Lisnawati. Published: 14/3/2022), Merdeka.com, (Penulis: Tantiya Nimas Nuraini. Published: 24/5/2021)

Dapatkan artikel Islami berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer