Sukses


Jenis-Jenis Gunung Berapi dan Penjelasannya

Bola.com, Jakarta - Alam yang diciptakan oleh Tuhan di dunia ini begitu beragam, ada lautan, lembah, sungai, maupun gunung.

Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

Satu di antara jenis gunung adalah gunung berapi. Gunung berapi mengandung cairan magma atau gas yang dihasilkan oleh perut bumi.

Indonesia mempunyai jumlah gunung api aktif sebanyak 127. Dari 127 gunung api tersebut hanya 69 gunung api aktif yang dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geolog (PVMBG).

Gunung berapi biasanya hanya ada di tempat-tempat tertentu, di antaranya ada di punggungan tengah samudra, jalur pertemuan dua buah lempeng kerak bumi, di titik-titik panas di muka bumi tempat keluarnya magma, dan pertemuan lempeng tektonik.

Selain itu, fenomena gunung berapi di setiap tempat juga berbeda-beda, hal ini bergantung dengan jenis, tipe, dan frekuensi keluarnya magma.

Berikut  jenis-jenis gunung berapi beserta penjelasannya, seperti dikutip dari laman Geografi, Selasa (9/8/2022).

2 dari 3 halaman

Jenis-Jenis Gunung Berapi

Gunung api Tipe Perisai

Gunung api perisai terbentuk jika lava yang keluar dari tubuh gunung api berasal dari magma yang sangat encer sehingga erupsi hanya merupakan lelehan lava pijar ke wilayah di sekelilingnya.

Lantaran sifat magma yang dikandungnya sangat encer, aliran lava dapat menempuh jarak yang cukup jauh dan menyebar menutupi wilayah yang luas. Aliran lava ini pada akhirnya membeku menjadi batuan beku ekstrusif.

Gunung api perisai ditandai dengan dinding lereng yang sangat landai, bahkan dapat menyerupai dataran. Contoh tipe ini antara lain pulau-pulau vulkanis yang terletak di Kepulauan Hawaii (Samudra Pasifik), seperti Mauna Loa, Mauna Kea, dan Kilauea.

Gunung api Maar

Bentuk gunung api maar terjadi akibat letusan eksplosif yang hanya terjadi satu kali dengan materi yang dimuntahkan berupa eflata. Oleh karena dapur magmanya relatif dangkal serta kandungan gas dalam magma tidak terlalu banyak, letusan gunung api maar tidak begitu kuat.

Akibatnya hanya membentuk dinding gunung berupa tanggul di sekitar lubang kawah. Contoh gunung api maar antara lain Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinacate (Sonora, Mexico), dan Gunung Monte Nuovo (Naples, Italia).

Gunung api Strato

Gunung api strato terbentuk akibat erupsi yang berganti ganti antara efusif dan eksplosif sehingga memperlihatkan batuan beku yang berlapis-lapis pada dinding kawahnya. Batuan yang berlapis ini berasal dari pembekuan lava dan eflata yang silih berganti.

Hampir semua gunun gapi di Indonesia merupakan tipe strato. Contohnya Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Krakatau, Gunung Semeru, dan Gunung Tambora.

3 dari 3 halaman

Tipe-Tipe Gunung Api

Gunung api yang ada di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, memiliki aktivitas yang berbeda-beda. Berdasarkan aktivitasnya, gunung api dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.

Gunung api tipe A

Disebut juga gunung api aktif. Gunung api ini masih menghasilkan magma dan masih memiliki kemungkinan untuk mengalami erupsi.

Gunung api tipe ini pernah mengalami erupsi minimal satu kali pada 1600 atau setelahnya. Contoh gunung api aktif yang ada di Indonesia yaitu Gunung Merapi, Gunung Sinabung, dan Gunung Kerinci.

Gunung api tipe B

Disebut juga sebagai gunung api pasif. Gunung-gunung yang dikategorikan sebagai gunung api pasif adalah gunung yang tidak pernah mengalami erupsi tahun 1600 atau setelahnya. Namun, gunung ini masih memperlihatkan gejala gunung api aktif.

Misalnya, gunung api tersebut masih menghasilkan solfatara atau sumber gas belerang dan akan menjadi belerang padat jika membeku.

Contoh gunung api pasif yang ada di Indonesia di antaranya Gunung Rajabasa (Lampung) dan Gunung Patuha (Jawa Barat).

Gunung api tipe C

Adalah gunung api yang tidak diketahui sejarah erupsinya dalam catatan manusia. Namun, gunung tersebut menunjukkan bukti-bukti adanya aktivitas erupsi di masa lalu. Misalnya, ada solfatara, atau fumarola, atau kawah lubang yang mengeluarkan gas bercampur uap di sekitar daerah vulkanis.

Contoh gunung api tipe C di antaranya Kawah Manui, Kawah Kamojang, dan Gunung Lahendong.

 

Sumber: geografi.org

Yuk, baca artikel jenis-jenis lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer