Sukses


Pengertian Monolog dan Sejarah Singkatnya

Bola.com, Jakarta - Monolog merupakan istilah yang sudah tidak asing di telinga. Namun, beberapa orang masih belum mengerti benar apa itu monolog.

Monolog adalah satu di antara bentuk teater modern atau non tradisional yang tumbuh serta berkembang di lingkungan masyarakat perkotaan, khususnya para kaum 'terpelajar' yang sudah mendapatkan pengaruh dari teori negara-negara barat.

Asal istilah monolog adalah dari kata "mono", yang artinya satu, dan "logi" yang artinya ilmu.

Apabila dirunut berdasar asal katanya, monolog bisa dimaknai sebagai suatu ilmu terapan yang mengajarkan mengenai seni peran, di mana hanya dibutuhkan satu orang atau dialog bisu dalam melakukan adegan atau sketsa yang ditampilkan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, monolog adalah pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri. Monolog terdiri atas kata-kata yang diucapkan seorang tokoh tunggal pada saat kritis yang mengungkapkan keadaan dirinya dari situasi yang dihadapinya.

Seiring perkembangan zaman, teater modern termasuk monolog, berupaya untuk kembali pada akar tradisi, yaitu seni yang ditujukan untuk semua orang, di mana lokasi pementasan tidak selalu di ruang tertutup yang hanya dapat dinikmati oleh segelintir penonton saja, akan tetapi bisa juga di area berupa ruang terbuka.

Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman terkait monolog, disadur Liputan6, Senin (29/8/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Sejarah Singkat Monolog

Monolog dikenalkan sekitar tahun 1960-an dengan memanfaatkan media televisi sebagai panggung. Ketika itu dunia pertelevisian tidak kenal dubbing atau pengisian suara. Tidak heran monolog banyak digunakan dalam pembuatan film-film bergenre komedi maupun horor.

Satu di antara pengagas monolog di dalam dunia televisi yang melegenda adalah Charlie Chaplin. Setelah diperkenalkan kali pertama di Hollywood sekitar 1964, monolog makin berkembang menjadi sarana seni dan teater.

Monolog adalah satu di antara cabang seni teater modern, asalnya dari latihan seorang aktor dalam menghafal naskah serta mendalami adegan yang jadi bagiannya. Pasalnya, di dalam sebuah naskah drama biasanya terdapat pembicaraan panjang seorang tokoh dengan tokoh lainnya.

Percakapan tokoh inilah yang dimaksud dengan monolog. Panjangnya percakapan bisa membuat emosi perasaan dan karakter tokoh akan berubah-ubah sesuai isi dari percakapannya. Perubahan emosi serta karakter inilah yang selalu dilatih oleh seorang aktor sebelum dilangsungkannya pementasan.

Seiring perkembangannya, tantangan berlatih peran monolog menjadi daya pikat tersendiri bagi para seniman, hingga menjadikan monolog sebagai seni peran yang dapat berdiri sendiri tanpa harus selalu bergantung pada sebuah bingkai pertunjukan drama.

3 dari 3 halaman

Perkembangan Monolog di Indonesia

Monolog adalah satu di antara barometer dari kemampuan totalitas seorang seniman pada dunia seni peran yang digeluti. Contohnya seperti Bing Slamet, Butet Kertaredjasa, serta Putu Wijaya, yang merupakan beberapa seniman dengan kepiawaian monolog.

Seniman Bing Slamet yang dijuluki "Presiden Pelawak Indonesia", sangat pandai bermain mimik muka untuk menunjang setiap adegan monolog yang dibawakan.

Selain itu, Butet Kertaredjasa yang notabene bukan aktor pertama dengan kemampuan berakting tunggal, bisa sangat baik di atas panggung. Bahkan kelihaian membawakan monolog selalu mengundang decak kagum.

Pemberian mimik wajah, intonasi suara, sampai pembawaan Butet, sangat menarik dan bisa membuat penonton terhipnotis. Satu di anatra aksi monolognya yang paling melekat di benak masyarakat ketika dirinya menirukan suara Presiden kedua Indonesia, Soeharto.

Kendati dilakukan sendirian, monolog menjadi sebuah seni peran yang tidak mudah untuk dilakukan. Dibutuhkan penjiwaan yang sangat mendalam, serta stamina lebih ketika memainkan naskah drama yang biasanya menghabiskan durasi sekitar 1-2 jam.

 

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Fakhriyan Ardyanto. Published: 30/12/2020)

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer