Sukses


Contoh Puisi Bebas dengan Berbagai Tema

Bola.com, Jakarta - Puisi adalah satu di antara bentuk karya sastra yang berisikan rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulisnya. Maka itu, puisi memiliki banyak penggemar karena indah dan sifatnya imajinatif.

Bahasa dalam puisi juga berbeda dengan bahasa karya sastra lainnya, seperti drama atau prosa. Puisi biasanya dibuat berdasarkan pengalaman hidup atau ide-ide kreatif yang bermakna.

Hal tersebut yang membuat banyak orang menyukai puisi. Akan tetapi, dalam membuat tentunya tidak mudah. Ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat atau menyusun puisi.

Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, puisi yang dihasilkan akan lebih mengena.

Berikut contoh puisi bebas dengan berbagai tema, dinukil dari laman Puisipendek, Rabu (7/12/2022).

2 dari 4 halaman

Melankolia

Tatkala hati risau akan keras nya dentuman cobaan, pair jantungku terisak.

Kukuh aku menyakini diri akan teguhnya hati.

Namun, lontaran konyol selaksa, hingga muak dibuatnya.

Kalimat-kalimat bohong untuk berteguh hanya akan menikam perlahan demi waktu.

 

Dapatkah risau terobati oleh lelap abadi?

Menghilang seolah-olah agar terhindar oleh pikiran yang selalu meracau merisak.

Menghilang seolah-olah memenangkan melankolia.

 

Jika suatu saat cahaya temaram akan bersinar,

Jalan pasti terbuka.

Namun bila akan sirna,

Halai-balai aku terjatuh.

3 dari 4 halaman

Bendera Berdarah

Dua bulan tampaknya telah berbeda

Setelah manisnya kebebasan kita genggam,

di atas tiang penghormatan Bapak proklamator berpidato

di atas dunia,

kita bangga melihat berita

 

Hingga serdadu mengepung simpang lima,

dendam berkobar dalam panasnya surya mendidih Lima hari terasa lumpuh,

pertempuran masih belum usai Nihon membawa obor dari pabrik tua,

kita masih disandera

 

Merdeka atau mati!!!

Seruan yang sering terdengar dari radio usang pengisi sunyi

Mereka sudah dipukul mundur, merah putih kembali berkibar

Jangan biarkan api itu kembali padam!

 

Bapak beruban korban nyawa, tertembak dada kirinya

Semua sudah berakhir, bendera itu sudah dua warna lagi

Bendera itu sudah berdarah lagi

Kita hanya mengingat dalam sejarah, yang diceritakan sampai kantuk mendera

Nama-nama yang selalu kekal, mereka belum mati

4 dari 4 halaman

Keping-keping Luka

Senja berlukiskan kelabu

Awan bertuliskan sendu

Mengingatkan semua kenangan ini

Rintihan tangis menyayat hati

 

Inilah keping-keping luka

Telah menjadi cahaya lara

Berhiaskan kerlip rembulan Merasakan tetes kepahitan

Kutumpahkan setiap tetes mutiara Kutahan setiap perih siksa

Meronta dalam dekapan doa

Merintih dengan cinta

 

Salahnya diriku memandang

Kenangan pagi yang telah hilang

Bagai pelangi dimakan hujan

Hilang tanpa goresan

 

Sumber: Puisipendek

Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer