Arti Karamah beserta Macam-macamnya

Karamah bisa menjadi suatu ujian. Saat hamba yang bersangkutan berubah menjadi sombong maka karamah yang diterimanya itu menjadi istidraj. Sebaliknya jika karomah malah menebalkan iman dan melahirkan kerendahan hati maka Allah angkat derajatnya.

Syekh Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani (Mbah Sholeh Darat) membahas dasar tentang pemahaman wali dan karamah, dikutip dari sumber Syarh nadzam Jauhar al-Tauhid Syekh Ibrahim Allaqani. Menurutnya, wali termasuk seorang 'arif billah (mengetahui Allah).

Sekadar derajat dengan menjalankan secara sungguh-sungguh taat kepada Allah dan menjauhi maksiat. Maksudnya, para wali menjauhi segala macam kemaksiatan bersamaan dengan selalu bertobat kepada Allah.

Lantaran wali itu belum kategori ma'shumin atau terjaga seperti nabi maka wali belum bisa meninggalkan maksiat secara penuh. Maka itu mereka disebut waliyullah atau wali Allah.

Lahirnya karomah-karomah atau keistimewaan yang dimiliki oleh para Wali merupakan bentuk pembuktian kebesaran Allah Swt.

Munculnya karomah di tangan ulama besar dan para wali, seperti kisah Syekh Abdul Qadir Jaelani. Ia mengangkat kepercayaan umat supaya lebih tebal imannya terhadap Allah. Kala itu, ia yang dikisahkan oleh Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam Secercah Tinta.

Syekh Abdul Qadir memiliki karomah bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal. Demikian pula Imam Yahya bin Hasan yang juga keturunan Syekh Abdul Qadir Jailani yang disebut Bin Yahya.

Diriwayatkan Habib Luthfi, suatu ketika rombongan berjalan dari Tarim, Hadhramaut, Yaman. Mereka hendak ziarah ke Baitullah Al-Haram Makkah, kemudian ziarah ke makam Nabi Muhammad saw.

Di tengah perjalanan, salah seorang ada yang meninggal. Kemudian melapor kepada Imam Yahya. Beliau datang dan memegang telinga orang tersebut. Sembari berkata: "Hai kamu, mau saya ajak ziarah ke jaddana (kakekku) Al-Musthafa saw. Nanti setelah berziarah ke jaddana al-Musthafa saw, mau mati, matilah. Ayo qum biidznillah, hiduplah kembali dengan izin Allah."

Akhirnya orang tersebut hidup kembali. Namun, sesampainya di Tarim dan menyelesaikan ziarah di makam Rasulullah saw., orang itu meninggal.

Satu di antara kisah karomah wali Allah ini menjadi bukti bahwa yang tertuang dalam Al-Qur'an mengenai mukjizat para nabi benar adanya.

Karamah Hakiki

Karamah hakiki atau al-karamat al-haqiqiyyah contoh mudahnya menebalnya iman, hidup secara zuhud dan menyukai kehidupan ukhrawi atau mementingkan akhirat.

Perbuatan mulia seseorang. Ia bersungguh-sungguh melakukan amalan-amalan dengan maksud meningkatkan iman. Lalu memantapkan hidup dengan zuhud dan memburu manfaat ukhrawi.

Karamah hakiki ialah kemampuan luar biasa yang bersifat ruhani atau ukhrawi, seperti kemampuan beribadah yang di atas rata-rata orang lain.

Karamah Tak Hakiki

Karamah tak hakiki atau al-karamat ash-shuriyyah, contoh mudahnya, jalan cepat seolah dapat melipat bumi serta mendapatkan berita gaib dari langit seraya mengetahui suatu peristiwa sebelum terjadi.

Maka orang tersebut telah melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Ini berarti orang tersebut mengejar hal duniawi dalam ibadah kepada Allah Swt. Karomah tak hakiki adalah karamah yang hanya kelihatannya saja dan bersifat duniawi.

Disadur dari: Merdeka.com (Penulis: Kurnia Azizah. Published: 4/2/2021)

Yuk, baca artikel Islami lainnya dengan mengikuti tautan ini.