Sukses


5 Contoh Puisi tentang Selingkuh, Menarik Dibaca

Bola.com, Jakarta - Selingkuh adalah istilah yang umum digunakan terkait perbuatan yang tidak jujur dan menyeleweng terhadap pasangannya, baik pacar, suami, atau istri.

Istilah selingkuh umumnya digunakan sebagai sesuatu yang melanggar kesepakatan atas kesetiaan hubungan seseorang.

Dari pemaparan di atas bisa disederhanakan bahwa selingkuh ialah sebuah hubungan gelap yang disembunyikan dari pasangan.

Selingkuh dapat dijadikan ide menulis puisi. Tidak sedikit orang memaknai selingkuh sebagai bentuk ungkapan kesedihan. Tak heran, puisi tentang selingkuh bisa menjadi media ungkapan perasaan yang dialami penulisnya.

Apabila kamu tertarik menulis puisi bertema selingkuh, bisa menyimak beberapa contohnya di bawah ini.

Berikut ini lima contoh puisi tentang selingkuh, dikutip dari laman Puisibijak dan Sepenuhnya, Selasa (24/1/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Sia-Sia

Pupus

Saat ku berdua denganmu

Bahagia rasa hatiku

Bersamamu aku hidup

Cinta mulai redup

 

Jangan kau sia-siakan diriku

Jangan kau palingkan mukamu

Namun semua itu

Kini telah berlalu

Kau selingkuh di depan mataku

 

Sakit-sakit terasa di hati

Sembilu asmara kau torehkan

 

Sia-sia kusirami bunga

Layu sebelum berkembang

Sia-sia semua kenangan itu

Tiada lagi nyanyian syahdu

Mengiringi tidurmu

3 dari 6 halaman

Selingkuh Jiwa

Masih sering kuingat kalimatmu

Menyuburkan padang tandus belantara

Setelah usai kau merumputi kota

Membawa sisa letih bercampur noda

Menumpahkannya di pangkuanku

 

Dengan hati jernih kupunguti ratapanmu

Kutata dengan sabar jadi mozaik

Satu persatu kubasuhi kasih sayang

Tanpa pernah ku mencuriga

Kau taburkan racun sianida

 

Belum begitu lama jarak terbentang

Sejak kau pelintir kalimat di ujung dusta

Menempatkanku layaknya boneka

Padahal kau menari-nari tepat di pelupuk mata

Sejujurnya saat itu aku terjerembab tak berdaya

 

Kutulis sajak ini mewakili seribu luka

Entah kenapa begitu sulit melunturkan cahaya

Barang kali inilah karma atas selingkuh jiwa

4 dari 6 halaman

Cintaku Tiga

Cintaku tiga, secara kanak-kanak

Menghitung jari

Kusebut satu per satu kini

 

Yang pertama serius dan dalam hatinya

Tidak terduga

Bertahun-tahun ku jadi idaman

Mesraku membuat pandangnya sayu mungkin

Ia merasa iba padaku

Ingin aku membenam diri, melebur

Dalam mesra rayu, iba, dan sayu

Pandangnya yang begitu sepi, tapi

Ia paling mudah untuk dikelabui

 

Yang lain, berfilsafat ringan dan kesabaran

Tak pernah kulepas ia dari pandangan

Petuah orang, lidah tidak bertulang

Tak kupedulilkan karena ia

Kata-katanya tepat untuk setiap peristiwa

Sesudah akhirnya mengecap bibirnya

Ia tinggalkan aku dan sesudah itu?

Ah, biasa saja, tak ada sesuatu terjadi

Memang ia tidak begitu peduli

 

Perlu kusebut yang ketiga, bukannya

Lebih baik dirahasiakan saja, karena

Ia datang hanya malam hari, engsel pintu pun

Telah diminyaki

Suaranya tegang, berat, menghela

Ke surga tirai-ranjang

Pandang pesona tajam memaksa, akhirnya

Menghitung hari setiap bulan

 

Meskipun itu urusan nanti

Ketiga cinta yang aku miliki

Kapan kujumpai pada satu orang?

5 dari 6 halaman

Selingkuh

Hujan turun menggandeng sinar matahari

Tanpa selimut awan menembus yang menaungi

Selayak kuntum bunga yang aku pegangi

Telah jatuh tanpa ada yang memandangi

 

Seharian aku menunggu di ufuk senja

Namun sial akhirnya kau tak datang jua

Berharap membawa sebongkah semangka

Yang biasanya kita makan berdua.

 

Barang kali kau berada di kaki perjalanan

Menuju rute lurus berbelok ke perumahan

Rumah di mana aku menghabiskan cemilan

Yang belum habis selama sepekan.

 

Sering kali ku bolak-balik pergelangan tangan

Berharap waktu menggandengmu ke halaman

Tapi ternyata kau masih bertiarap tanpa beban

Mendengkuri seseorang yang tak pernah kupikirkan.

 

Kudapati bulan merobek suratku

Tatkala bintang mencaci maki langit biru

Memandangi kamarku yang mendadak bisu

Selayak nyawaku tercabut tanpa kehadiranmu.

 

Akhirnya malam mengelus kening dagu

Menasihati hati kecilku yang menunggu

Memeluk angin semalaman tanpa syal ungu

Menggigil di sudut tembok berwajah kelabu.

6 dari 6 halaman

Kau, Biadab

Masih ingat ketika kau kalungkan harapan di leherku

Dibawah linangan air mata langit

Saat hujan berderai menyerbu bumi

Kau Jamah Kehormatanku atas nama cinta

 

Kini, kau tinggalkan aku

dalam luka janji harapan palsu

Kau pergi tanpa menghiraukan rasaku

Hanya karena wanita lain yang menggodamu

 

Sebegitu rendahkah cinta engkau hargai

Hanyakau pandang tubuh dan rupa

Inikah hatimu yang sebenarnya

Mengambil nikmat lalu pergi tanpa sebab

 

Kau biadab

Ingatlah Tuhan tak buta

Aku salah telah melepaskan segalanya untukmu

Tapi setidaknya, aku masih setia kepadamu

 

Di belakangku kau hancurkan kesetiaanmu

Di hadapanku kau akan terluka pula nantinya

Di belakangku, diam kau mempermainkan cinta

Di hadapanku, kan ku lihat kau menderita

 

Sumber: Puisibijak, Sepenuhnya

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer