Sukses


Apa Itu Stunting? Ketahui Gejala, Faktor Penyebab, Upaya Pencegahan hingga Pengobatannya

Bola.com, Jakarta - Kasus stunting, khususnya yang terjadi di Indonesia makin meningkat belakangan ini. Hal ini tentu perlu diwaspadai dan harus segera ditangani.

Pasalnya, jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Lantas, apa yang dimaksud dengan stunting?

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stunting adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3.00 SD (severely stunted).

Adapun definisi stunting secara umum adalah masalah gizi kronis pada anak. Hal itu terjadi karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

Stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.

Biasanya, anak yang mengalami masalah ini ditandai dengan tinggi badan di bawah rata-rata atau sangat pendek. Jadi, tubuhnya tidak tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya dan berlangsung dalam waktu lama.

Namun, perlu diperhatikan, stunting berbeda dengan perawakan pendek. Anak dengan stunting pasti memiliki tubuh yang pendek, tetapi anak dengan perawakan pendek belum tentu mengalami stunting.

Itulah sedikit gambaran secara umum tentang stunting. Setelah mengetahui pengertian dari stunting, kamu perlu mempelajari juga gejala, faktor penyebab, upaya pencegahan hingga pengobatannya.

Berikut ini rangkuman mengenai stunting yang penting diketahui, dilansir dari laman kemkes.go.id dan diskes.baliprov.go.id, Jumat (10/2/2023).

2 dari 5 halaman

Gejala Stunting

  • Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.
  • Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat.
  • Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk.
  • Pubertas yang lambat.
  • Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya.
  • Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya.
3 dari 5 halaman

Faktor Penyebab Stunting

  • Praktik pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum, pada masa kehamilan, dan setelah melahirkan.
  • Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante Natal Care) atau pelayanan kesehatan ibu selama masa kehamilan, Post Natal Care atau pelayanan setelah melahirkan dan pembelajaran dini yang berkualitas.
  • Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga pada makanan bergizi.
  • Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.
4 dari 5 halaman

Upaya untuk Mencegah Stunting

  • Memperhatikan asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, hal ini bisa juga dilakukan dengan memperhatikan pola makan dengan mengomsumsi jenis makanan beragam dan seimbang.
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu hamil, bayi dan balita.
  • Mengatasi permasalahan anak yang susah makan dengan cara memberikan variasi makanan kepada anak.
  • Menjaga sanitasi lingkungan tempat tinggal yang baik bagi keluarga.
  • Memberikan edukasi dan penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui terkait stunting, pola asuh yang baik untuk mencegah stunting serta mendorong para ibu untuk senantiasa mencari informasi terkait asupan gizi dan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak.
  • Melakukan vaksinasi lengkap semenjak bayi lahir sesuai dengan anjuran dan himbauan IDAI.
5 dari 5 halaman

Upaya Pengobatan Stunting

  • Melakukan terapi awal seperti memberikan asupan makanan yang bernutrisi dan bergizi.
  • Memberikan suplemen tambahan berupa vitamin A, Zinc, zat besi, kalsium, dan yodium.
  • Memberikan edukasi dan pemahaman kepada keluarga untuk menerapkan pola hidup bersih dengan menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

 

Sumber: kemkes.go.id, diskes.baliprov.go.id

Dapatkan artikel edukasi dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer