Sukses


Apa Saja Prinsip Sukses Penerapan P5 dalam Kurikulum Merdeka? Ini Penjelasannya

Bola.com, Jakarta - P5 adalah singkatan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Proyek ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Kurikulum Merdeka.

Proyek tersebut diawali dengan memahami P5, kemudian menyiapkan ekosistem sekolah, mendesain projek P5, mengelola P5, mendokumentasikan serta melaporkan hasil P5, terakhir adalah evaluasi dan tindak lanjut P5.

P5 adalah projek yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai peserta didik dengan kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia.

Projek tersebut dilakukan dengan menanamkan karakter nilai-nilai pancasila pada peserta didik. Jadi, P5 merupakan satu di antara sarana dalam pencapaian profil Pelajar Pancasila

Kompetensi P5 memperhatikan beberapa faktor yang bisa berpengaruh, baik faktor internal atau eksternal. 

P5 berupaya menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang unggul dan produktif serta dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkesinambungan.

Dengan adanya P5, satuan pendidikan perlu mengalokasikan waktu agar guru bisa bekerja secara kolaboratif. 

Lantas, apa saja prinsip kunci sukses dalam menerapkan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5?

Berikut ini kunci sukses dalam penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dilansir dari ditsmp.kemdikbud.go.id, Selasa (14/3/2023)

2 dari 5 halaman

1. Holistik

Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan P5, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.

Maka itu, setiap tema proyek yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun berbagai mata pelajaran, tetapi lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu.

Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna antarkomponen dalam pelaksanaan proyek, seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.

3 dari 5 halaman

2. Kontekstual

Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian.

Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.

Maka itu, satuan pendidikan sebagai penyelenggara kegiatan proyek harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan pendidikan.

Tema-tema proyek yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing.

Dengan mendasarkan proyek pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian, diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya.

4 dari 5 halaman

3. Berfokus pada Peserta Didik

Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri.

Pendidik diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar, yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi.

Sebaliknya, pendidik sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongan dari diri sendiri.

Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

5 dari 5 halaman

4. Eksploratif

Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran.

Itulah mengapa proyek ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.

Namun demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat merancang kegiatan proyek secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya.

Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam pelajaran intrakurikuler.

 

Sumber: Kemdikbud

Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer