Sukses


Arti Quiet Quitting beserta Penyebabnya

Bola.com, Jakarta - Fenomena quiet quitting banyak dibicarakan di dunia kerja. Tren tersebut seakan menjadi bentuk perlawanan seorang karyawan.

Orang-orang yang melakukan quitting tidak melakukan resign alias keluar dari pekerjaan. Mereka yang melakukan quitting hanya membatasi diri untuk tidak bekerja secara berlebihan.

Ciri orang yang melakoni silent quitting berikutnya, yaitu bekerja dan pulang tepat waktu.

Jadi, orang-orang yang melakukan quiet quitting hanya bekerja sesuai apa yang menjadi pekerjaannya saja.

Lalu, mereka cenderung tidak berminat dengan promosi jabatan sehingga tidak melakukan usaha yang berlebihan untuk mendapatkannya.

Agar lebih paham lagi, berikut penyebab quiet quitting , disadur dari Klikdokter, Minggu (9/4/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Penyebab Quiet Quitting

1. Pekerjaan yang Berlebihan

Kenyataannya, banyak karyawan yang bekerja di luar kontrak yang telah disepakati. Hal ini dilakukan perusahaan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan bisnis.

Orang yang berhenti dengan tenang akan memilih untuk tidak melakukan tugas-tugas di luar tanggung jawab mereka. Mereka umumnya tidak bersedia bekerja hingga larut malam, datang lebih awal ke kantor, ataupun menghadiri pertemuan di luar pekerjaan.

2. Upah yang Tidak Seimbang

Lewat tren diam-diam berhenti, membuat banyak pekerja yang sadar bahwa upah mereka tidak sebanding dengan beban kerja yang harus dipenuhi.

Perusahaan terus mengupayakan pekerjaan tambahan, tetapi tidak memberikan imbalan ataupun bonus yang sepadan. Hal ini mendorong banyak orang menggalakkan berhenti dengan tenang.

3. Konflik Antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi

Popularitas tren berhenti merokok menunjukkan ada banyak orang yang lelah menjalani rutinitas pekerjaan yang padat, tetapi di saat bersamaan tidak leluasa menjalani kehidupan pribadi.

Ada banyak orang yang membutuhkan jeda dan waktu istirahat dari pekerjaannya untuk dapat menata hidup. Jeda juga diperlukan agar bisa lebih siap bekerja di keesokan harinya.

3 dari 3 halaman

Penyebab Quiet Quitting

4.Merasa Kurang Dihargai

Elena Touroni, PhD., konsultan psikologi sekaligus pendiri Chelsea Psychology Clinic, mengatakan perubahan sikap yang terjadi pada pekerja bisa menyebabkan mereka merasa pekerjaannya kurang dihargai.

Menurutnya, banyak pekerja yang merasa telah berusaha memenuhi ekspektasi atasan dan perusahaan, tetapi kurang mendapatkan penghargaan, baik dalam bentuk bonus, tambahan gaji, maupun pengakuan.

Perlahan, kondisi ini bisa merusak mental dan mengikis motivasi dalam bekerja sehingga mereka berhenti secara diam-diam.

5. Efek Pandemi Berkepanjangan

Efek pandemi COVID-19 yang dinilai bisa mendorong seseorang untuk diam-diam berhenti. Rasa bosan, cemas, dan stress selama menjalani work from home dapat menyebabkan seseorang merasa perlu melakukan quitting.

 

Disadur dari Klikdokter.com (Published: 16/9/2022)

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini .

Video Populer

Foto Populer