Sukses


Apa Itu Sifilis? Ketahui Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya

Bola.com, Jakarta - Sifilis atau penyakit raja singa merupakan satu di antara jenis infeksi menular seksual (IMS). Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.

Bakteri tersebut menyebar melalui kontak seksual. Penyakit ini berawal dari luka pada alat kelamin, dubur atau mulut seseorang.

Agar bisa terhindar dari penularan sifilis, sangat perlu menghindari aktivitas seksual yang tidak aman, menjaga kebersihan tubuh, dan memeriksakan diri secara rutin.

Penyakit ini juga bisa menyebar dari satu orang ke orang lain melalui kulit atau kontak selaput lendir ketika kulit terluka.

Jika tidak segera diobati, sifilis bisa mengancam kesehatan jantung, otak, dan organ tubuh lainnya. Melansir dari laman Kemkes, pengobatan penyakit sifilis yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan obat antibiotik penisilin.

Itulah sedikit penjelasan tentang apa itu sifilis. Untuk lebih jelasnya, ketahui penyebab sifilis, gejala, cara pengobatan, dan pencegahannya.

Berikut ini penyebab sifilis, faktor, gejala, pengobatan, dan pencegahannya yang perlu diketahui, disadur dari Klikdokter, Kamis (11/5/2023).

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Penyebab Sifilis

Penyebab

Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sifilis adalah Treponema pallidum. Mikroorganisme tersebut masuk dan menginfeksi manusia melalui luka di vagina, penis, anus, bibir, atau mulut.

Penularan ini paling sering terjadi saat aktivitas seksual, baik saat penetrasi penis ke dalam vagina, maupun saat dilakukan seks oral atau seks anal.

Selain itu, penyakit ini juga bisa ditularkan dari ibu ke bayi saat proses persalinan (sifilis kongenital atau bawaan).

Faktor Risiko

Seseorang rentan mengalami sifilis, apabila termasuk golongan berisiko tinggi, seperti:

  • Tidak menggunakan pengaman (kondom) saat berhubungan
  • Berhubungan seksual multipartner (berganti-ganti pasangan)
  • Kaum homoseksual
  • Penderita HIV
3 dari 6 halaman

Gejala Sifilis

Penyakit sifilis terbagi menjadi beberapa tahapan yang masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Berikut merupakan tahapan gejala sifilis:

Sifilis Primer

Tahapan primer ditandai dengan munculnya luka di sekitar alat kelamin, anus, maupun mulut yang mana menjadi tempat masuknya bakteri T. pallidum. Kondisi khas pada tahapan ini adalah terbentuknya ulkus durum.

Ulkus durum berbentuk bulat, dengan dasar bergranulasi warna merah dan bersih, indolen, serta teraba indurasi.

Meski terbentuk ulkus, sering kali penderita tidak merasakan nyeri. Kondisi ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 3-10 minggu.

Lantaran hal inilah, banyak orang yang tidak menyadari bahwa ia sudah terinfeksi bakteri T. pallidum.

Sifilis Sekunder

Sifilis sekunder muncul beberapa minggu setelah luka sembuh. Pada tahapan ini, mulai muncul ruam di tubuh, termasuk di telapak tangan dan kaki.

Selain memberikan gejala klinis pada kulit, sifilis sekunder juga disertai dengan keluhan lain, seperti demam, penurunan berat badan, nyeri kepala, sakit tenggorokan, nyeri sendi, rasa lelah berlebihan, dan pembesaran kelenjar getah bening.

Sifilis Laten

Pada tahapan sifilis laten ini, penderita tidak mengalami gejala klinis maupun kelainan. Namun, tetap masih berjalan dan aktif.

Sifilis Tersier

Sifilis tersier merupakan bagian akhir dari sifilis yang paling berbahaya. Gejala pada tahapan ini dapat muncul 10-40 tahun sejak infeksi awal.

Kelainan yang khas pada tahapan ini adalah terbentuknya guma, yaitu infiltrate sirkumskrip, bersifat kronis, biasanya melunak dan destruktif.

Selain itu, dalam tahapan ini pula penyakit menular seksual ini bisa menyebar dan merusak organ lain seperti otak, jantung, saraf, hati, hingga tulang.

 

4 dari 6 halaman

Diagnosis

Untuk dapat memastikan adanya penyakit sifilis atau tidak, dokter akan melakukan wawancara medis yang menyeluruh dan melakukan beberapa pemeriksaan. Berikut penjelasannya:

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah berupa VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) dan TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination) dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis.

Pemeriksaan Cairan Luka

Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan dari luka atau sedikit jaringan dan melihatnya di bawah mikroskop.

Kondisi ini dapat dipastikan bila dokter menemukan bakteri penyebab sifilis Treponema pallidum dari pemeriksaan mikroskop yang dilakukan.

Lantaran termasuk penyakit menular seksual, pemeriksaan terhadap pasangan seksual penderita perlu dilakukan. Jika tidak demikian, penularan penyakit akan terus terjadi.

5 dari 6 halaman

Pengobatan Sifilis

Agar dapat sembuh dengan sempurna dan tak meninggalkan komplikasi apa pun, pengobatan harus dilakukan sedini mungkin. Pengobatan hanya boleh dilakukan oleh dokter. Penderita tak dianjurkan untuk mengobati dirinya sendiri.

Berikut penjelasan pengobatan sifilis secara umum sesuai kondisi.

  • Pengobatan Sifilis stadium primer, sekunder, dan laten umumnya diobati dengan antibiotik benzathine penicillin yang disuntikkan ke dalam otot.
  • Pada sifilis lanjutan, pemberian obat injeksi penisilin tetap akan diberikan, hanya membutuhkan dosis tambahan.
  • Ibu hamil yang terinfeksi sifilis juga diobati dengan cara yang sama, yaitu injeksi penisilin. Setelah proses kelahiran, bayi akan diskrining apakah terdapat sifilis kongenital atau tidak. Bila iya, bayi juga akan mendapatkan pengobatan.

Bagi orang yang memiliki alergi terhadap penisilin, terdapat beberapa pilihan antibiotik yang dapat digunakan sebagai pengobatan sifilis, seperti:

  • seftriakson
  • sefaleksin
  • azitromisin
  • tetrasiklin
  • doksisiklin

Penderita yang menerima injeksi penisilin sebagai pengobatan, dapat menimbulkan reaksi Jarisch-Herxheimer. Gejala yang muncul umumnya bervariasi, dari demam, sakit kepala, kemerahan pada wajah, nyeri sendi, hingga tubuh terasa lemas.

Tak perlu khawatir, reaksi ini akan menghilang dengan sendirinya dalam 10-12 jam ke depan. Demi membantu pengobatan berjalan baik, pasien tak boleh berhubungan seksual sampai pengobatan selesai dan dinyatakan sembuh oleh dokter.

Pemeriksaan dan pengobatan pasien sifilis biasanya ditangani oleh dokter spesialis kulit dan kelamin.

6 dari 6 halaman

Pencegahan Sifilis

Penyakit sifilis bisa dicegah. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Tidak melakukan hubungan seksual (abstain).
  • Monogami (hanya berhubungan seksual dengan satu orang).
  • Berperilaku seks aman, satu di antaranya menggunakan kondom saat hubungan seksual.
  • Bila menggunakan sex toys, jangan bertukar alat bantu seks itu dengan orang lain.
  • Melakukan skrining penyakit menular seksual bagi mereka yang masuk golongan risiko tinggi.
  • Hindari penggunaan alkohol maupun obat-obatan terlarang.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 24/11/2022)

Baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer