Sukses


Apa Itu Sleep Apnea? Ketahui Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, dan Faktor Risikonya

Bola.com, Jakarta - Jika kamu, keluarga, atau pasanganmu suka mendengkur keras saat tidur, mungkin menderita sleep apnea.

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang terhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur.

Pengidap sleep apnea dapat berhenti bernapas selama sekitar 10 detik sebanyak ratusan kali selama tidur.

Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen dan memunculkan keluhan sesak napas di malam hari.

Di samping itu, sleep apnea dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, stroke, dan serangan jantung.

Sleep apnea sering kali terjadi pada orang dewasa, tetapi juga bisa terjadi pada anak dan merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian medis.

Itulah sedikit gambaran tentang sleep apnea. Untuk lebih jelas, berikut ini rangkuman tentang sleep apnea, dilansir dari laman Clevelandclinic dan Mayoclinic, Senin (21/8/2023).

2 dari 5 halaman

Penyebab Sleep Apnea

  • Sleep Apnea Obstruktif (OSA)

Sleep apnea obstruktif terjadi ketika otot di belakang tenggorokan terlalu rileks. Kondisi ini membuat saluran pernapasan menyempit atau menutup saat menarik napas, misalnya karena lidah tertelan.

  • Sleep Apnea Sentral (CSA)

Sleep apnea sentral terjadi ketika otak tidak dapat mengirimkan sinyal dengan baik ke otot yang mengontrol pernapasan. Hal ini menyebabkan pengidap tidak bisa bernapas selama beberapa waktu.

  • Sindrom Sleep Apnea Kompleks

Dikenal sebagai treatment-emergent central sleep apnea, yang terjadi ketika seseorang memiliki OSA dan CSA.

3 dari 5 halaman

Gejala Sleep Apnea

Pada banyak kasus, pengidap tidak menyadari dirinya mengalami gejala sleep apnea. Gejala tersebut justru disadari oleh orang yang tidur sekamar dengan pengidap.

Beberapa gejala umum yang muncul saat pengidap sleep apnea sedang tidur adalah:

  • Mengorok dengan keras.
  • Berhenti bernapas selama beberapa kali ketika sedang tidur.
  • Tersengal-sengal berusaha mengambil napas atau sesak napas saat sedang tidur.
  • Terbangun dari tidur akibat merasa tercekik atau batuk-batuk di malam hari.
  • Sulit tidur (insomnia).

Selain gejala yang muncul saat tidur, pengidap sleep apnea bisa merasakan keluhan setelah bangun dari tidur, seperti:

  • Terbangun dengan mulut yang terasa kering.
  • Sakit kepala ketika baru bangun tidur.
  • Merasa sangat mengantuk di siang hari.
  • Sulit berkonsentrasi, belajar, atau mengingat sesuatu.
  • Mengalami perubahan mood dan mudah marah.
  • Mengalami penurunan libido.
4 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Sleep Apnea secara Alami

  • Melakukan Diet

Sleep apnea menyerang orang yang memiliki berat badan berlebih. Untuk mengurangi gejalnya, kamu dapat melakukan diet untuk mengurangi kadar lemak dalam tubuh.

Lemak berlebih dapat menghalangi jalur pernapasan. Apabila jalur penapasan terhambat, otomatis aliran oksigen ke otak juga menjadi terhambat sehingga timbul kondisi sleep apnea. Oleh karena itu, mengatur pola makan penting bagi pengidap sleep apnea.

  • Tidur Hadap Samping

Bagi pengidap sleep apnea yang memiliki kebiasaan tidur telentang atau tengkurap, cobalah untuk mengubah untuk mengubah posisi tidur menyamping.

Tidur menyamping akan lebih memudahkan udara mengisi saluran pernapasan. Posisi tidur menyamping adalah posisi terbaik untuk melancarkan pernapasan.

  • Olahraga

Di samping diet, hal berikutnya yang bisa kamu terapkan untuk menurunkan berat badan dan mengurangi gejala sleep apnea adalah olahraga yang teratur.

Olahraga dapat membantu otot pada bagian pernapasan bekerja dengan normal dan kadar lemak dalam tubuh yang berkurang akan melancarkan saluran penapasan.

  • Stop Merokok

Rokok dapat memperberat kerja paru-paru sehingga bisa menyebabkan kondisi sleep apnea. Bagi kamu perokok, disarankan untuk menghentikan aktivitas tersebut jika tidak ingin keadaan sleep apnea makin parah.

Bukan hanya itu, kebiasan merokok memiliki dampak buruk lain bagi kesehatan.

5 dari 5 halaman

Faktor yang Meningkatkan Risiko Sleep Apnea

  • Kelebihan Berat Badan

Obesitas sangat meningkatkan risiko apnea tidur. Deposit lemak di sekitar saluran napas bagian atas dapat menghalangi pernapasanmu.

  • Lingkar Leher

Orang dengan leher yang lebih tebal mungkin memiliki saluran udara yang lebih sempit.

  • Saluran Udara yang Sempit

Kamu mungkin mewarisi tenggorokan yang sempit secara genetik. Situasi ini membuat amandel atau kelenjar gondok juga dapat memperbesar dan menghalangi jalan napas, terutama pada anak-anak.

  • Jenis Kelamin

Laki-laki 2-3 kali lebih mungkin mengalami sleep apnea daripada wanita. Namun, perempuan meningkatkan risikonya jika mereka kelebihan berat badan dan risiko mereka juga tampak meningkat setelah menopause.

  • Usia yang Bertambah

Sleep apnea terjadi secara signifikan lebih sering pada orang dewasa yang lebih tua.

  • Sejarah Keluarga

Memiliki anggota keluarga dengan sleep apnea dapat meningkatkan risiko kamu mengidap.

  • Penggunaan Alkohol atau Obat Penenang

Zat-zat ini mengendurkan otot-otot di tenggorokan yang dapat memperburuk sleep apnea.

  • Merokok

Perokok tiga kali lebih mungkin mengalami apnea tidur obstruktif daripada orang yang tidak pernah merokok. Merokok dapat meningkatkan jumlah peradangan dan retensi cairan di saluran napas bagian atas.

  • Hidung Tersumbat

Jika kamu mengalami kesulitan bernapas melalui hidung, baik dari masalah anatomi atau alergi, sangat mungkin mengembangkan sleep apnea.

 

Sumber: Clevelandclinic, Mayoclinic

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer