Sukses


Macam-Macam Jenis Majas Pertentangan beserta Contohnya

Bola.com, Jakarta - Majas adalah gaya bahasa perumpamaan atau biasa disebut bahasa kiasan.

Umumnya, majas digunakan untuk memberikan kesan suatu kalimat tertulis atau lisan yang bisa menimbulkan kesan imajinatif bagi para pembaca atau pendengarnya.

Secara umum, majas terbagi menjadi empat jenis, ada majas perbandingan, majas penegasan, majas sindiran, dan majas pertentangan.

Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang dipakai untuk mengungkapkan suatu hal dengan cara mempertentangkannya dengan hal lainnya.

Majas ini memiliki beberapa jenis yang terdiri dari paradoks, anakronisme dan antitesis.

Supaya kamu makin paham, berikut penjelasan macam-macam jenis majas pertentangan, dilansir dari laman Pijarbelajar dan umsu.ac.id, Jumat (24/11/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Macam-Macam Jenis Majas Pertentangan beserta Contohnya

1. Litotes

Majas Litotes adalah majas yang dibuat dengan tujuan untuk merendahkan diri atau merendahan hati. Majas ini berlawanan dengan majas hiperbola yang melebih-lebihkan sesuatu. Kalimat pada majas litotes biasanya mengecilkan atau menyempitkan keadaan, tetapi tidak mewakili makna sebenarnya.

Contoh:

- Aku cuma bocah ingusan di divisi ini. (Padahal ia seorang senior)

- Mari mampir ke gubuk kami, Pak!

2. Anakronisme

Majas anakronisme merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu kejadian yang tidak sesuai waktu kejadiannya. Biasanya majas ini digunakan untuk menceritakan sesuatu yang telah terjadi dengan menambahkan hal-hal yang belum ada waktu itu.

Contoh:

- Kalau saja para prajurit Kerajaan Majapahit menggunakan senjata pistol, tentu akan beda cerita.

- Ternyata Bandung Bondowoso dan Sangkuriang berteman di media sosial.

3 dari 5 halaman

Jenis Majas Pertentangan beserta Contohnya

3. Paradoks

Majas paradoks menggunakan bahasa kiasan untuk membandingkan sesuatu yang berkebalikan.

Contoh:

- Sawah itu tetap subur, meski kemarau sedang melanda daerah tersebut.

- Dina selalu merasa kesepian, meskipun tinggal di tengah keramaian kota.

4. Sinekdoke

Majas sinekdoke digunakan untuk menyamakan atau menyamarkan maksud sebenarnya dengan menggunakan kata atau frasa yang tidak sesuai dengan arti sesungguhnya atau dengan menyebut sesuatu yang sebenarnya bukan inti dari masalah yang dibicarakan, digunakan untuk menyampaikan ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks.

Ciri khas majas sinekdoke adalah pada kata atau frasa dengan makna sebenarnya yang berbeda dari yang dimaksud.

Contoh:

– Kepala sekolah memuji murid-murid yang rajin (tetapi, dia sendiri sering terlambat datang ke sekolah).

– Politisi itu berbicara tentang korupsi (tapi, dia sendiri terlibat dalam skandal korupsi).

4 dari 5 halaman

Macam-Macam Jenis Majas Pertentangan beserta Contohnya

5. Antitesis

Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang berlawanan satu sama lainnya.

Contoh:

- Tua muda, besar kecil, semuanya hadir di sini.

- Bagi kami, menang kalah tak jadi masalah.

6. Kontradiksi Interminus

Majas kontradiksi interminus adalah gaya bahasa yang mengungkapkan penyangkalan terhadap pernyataan sebelumnya. Majas ini umumnya disertai dengan kata penghubung seperti; kecuali atau hanya saja.

Contoh:

- Seluruh saudaranya berprofesi sebagai guru, hanya dia saja yang bekerja sebagai pengusaha.

- Lowongan kerja itu diperuntukkan bagi siapa saja termasuk bagi yang baru lulus, kecuali yang sudah menikah.

5 dari 5 halaman

Macam-Macam Jenis Majas Pertentangan beserta Contohnya

7. Oksimoron

Oksimoron adalah majas yang menempatkan paradoks atau dua hal berlawanan dalam sebuah kalimat yang sama.

Contoh:

- Hal yang tetap dalam dunia adalah perubahan.

- Pria tersebut telah merasakan pahit manisnya kehidupan.

8. Hiperbola

Majas hiperbola adalah majas yang menggambarkan sesuatu dengan cara berlebih-lebihan baik jumlah, sifat, ukuran dan lain-lainnya. Tujuannya adalah untuk menambah kesan dan pengaruh dari kalimat tersebut.

Contoh:

- Harga-harga sudah meroket

- Mereka terkejut setengah mati.

 

Sumber: Pijarbelajar, umsu.ac.id

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer