Sukses


Gagal di Wimbledon 2025, Djokovic Akui Terpukul oleh Usia tapi Belum Mau Pensiun

Novak Djokovic tanggapi spekulasi pensiun usai kekalahan di Wimbledon 2025.

Bola.com, Jakarta - Novak Djokovic kembali gagal menembus final Wimbledon, dan kali ini kekalahan telaknya dari Jannik Sinner di babak semifinal menambah tekanan soal masa depan sang legenda.

Kendati mengakui bahwa usia mulai jadi hambatan nyata, petenis berusia 38 tahun asal Serbia itu menegaskan belum akan pensiun dalam waktu dekat.

Dalam laga yang berlangsung Jumat (11-7-2025), Djokovic kalah tiga set langsung dari Sinner dengan skor 6-3, 6-3, 6-4.

Kekalahan itu sekaligus memupus ambisinya untuk mencatat rekor baru sebagai juara Grand Slam tunggal tertua sepanjang sejarah.

"Saya berharap ini bukan pertandingan terakhir saya di Centre Court. Saya belum berencana mengakhiri karier Wimbledon hari ini," ujar Djokovic dalam konferensi pers usai pertandingan.

"Saya pasti ingin kembali setidaknya satu kali lagi, bermain di Centre Court lagi," imbuhnya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Dihantam Realitas Usia dan Lawan yang Lebih Muda

Djokovic tak menampik bahwa kondisi fisiknya bukan yang terbaik, apalagi setelah sempat terjatuh dalam laga perempat final kontra Flavio Cobolli.

Meski begitu, ia mengakui bahwa faktor usia dan kekuatan lawan-lawan muda kini mulai menyulitkan dirinya di level tertinggi.

"Terus terang, saya tidak merasa nyaman di lapangan tadi. Tapi, saya tak ingin terlalu banyak bicara soal cedera atau menyalahkan kondisi fisik saya," ujarnya.

"Saya ingin mengucapkan selamat kepada Jannik. Dia tampil luar biasa dan memang terlalu kuat hari ini."

Kekalahan ini menjadi yang kedua secara beruntun bagi Djokovic dari Sinner di turnamen Grand Slam 2025, sebelumnya juga tersingkir di Roland-Garros. Sementara itu, di awal tahun, ia juga mundur karena cedera saat menghadapi Alexander Zverev di Australia.

3 dari 5 halaman

Mengibarkan Sisa Bendera "Big Four"

Di tengah pensiunnya Roger Federer, Rafael Nadal, dan Andy Murray, Djokovic menjadi satu-satunya wakil tersisa dari generasi "Big Four".

Ia tetap tampil konsisten sepanjang 2024–2025 dengan mencapai semifinal di semua Grand Slam musim ini, meski belum kembali mencicipi gelar besar sejak sapu bersih tiga gelar mayor pada 2023.

Namun, Djokovic menyadari tubuhnya tak lagi semuda dulu.

"Ini soal usia dan keausan tubuh. Meski saya sudah merawatnya sebaik mungkin, realitas ini mulai terasa sangat nyata, terutama satu setengah tahun terakhir," katanya.

"Mereka (Sinner dan Alcaraz) masih muda, bugar, tajam. Sementara saya seperti masuk lapangan dengan tangki bensin setengah kosong. Mustahil menang dalam kondisi seperti itu. Ini kenyataan yang harus saya hadapi dan saya coba terima serta maksimalkan sebisanya," ungkapnya.

4 dari 5 halaman

Belum Mau Menyerah

Meski demikian, Djokovic belum mau menyerah. Ia masih ingin bertahan dan berjuang di level tertinggi, terutama di ajang Grand Slam yang menurutnya tetap menjadi prioritas utama di usia senja kariernya.

"Masih terlalu dini bagi saya untuk bicara soal rencana beberapa bulan atau satu tahun ke depan," ujarnya.

"Tapi, saya merasa, saya masih bisa bermain tenis terbaik saya di turnamen-turnamen besar, dan itu adalah ajang yang paling saya pedulikan saat ini."

5 dari 5 halaman

Era Baru: Sinner vs Alcaraz

Kekalahan Djokovic menjadi penanda bahwa persaingan gelar Grand Slam kini mulai dikuasai dua nama muda: Jannik Sinner dan Carlos Alcaraz.

Sejak Djokovic juara terakhir kali di AS Terbuka 2023, kedua petenis tersebut silih berganti menguasai panggung Grand Slam.

"Final kali ini sangat dinanti. Mereka berada beberapa level di atas semua pemain lainnya saat ini," ujar Djokovic menanggapi duel antara Sinner dan Alcaraz yang akan tersaji di final Wimbledon.

Sorakan "Nole! Nole!" tetap menggema dari tribune Centre Court saat Djokovic berjuang di lapangan. Meski hasil tak berpihak, dukungan penggemar dan semangatnya sendiri menjadi bahan bakar tersisa bagi sang legenda untuk kembali, setidaknya, satu kali lagi.

 

Sumber: Reuters

Video Populer

Foto Populer